Squad, kau tahu gak kenapa di pom bensin ada pilihan-pilihan jenis bensinnya? Jenis-jenis bensin itu, ternyata mempunyai imbas yang besar terhadap kualitasnya lho. Hal ini disebabkan lantaran adanya perbedaan oktan pada setiap jenis bensin tersebut. “Hah? Oktan? Apaan tuh?” Biar kau ngerti kenapa bensin dibagi-bagi, yuk kita pelajari dunia perbensinan.
Jika kau punya motor dan masih cukup baru, coba buka jok motor tersebut dan lihat apakah ada peringatan ihwal tingkat oktan bensin yang sebaiknya digunakan, dan anjuran pemakaian bensin tanpa timbal di sana? Jika ada, sebaiknya kau mengikuti saran tersebut demi kebaikan, kelangsungan, dan kesehatan mesin motor yang kau gunakan.
Salah ngasih bensin, sanggup rusak mesin mobil/motor kau nanti (sumber: Giphy.com)
Bahan penyusun utama bensin ialah adonan dari n-heptana dan isooktana. n-heptana ialah alkana yang mempunyai rantai karbon yang lurus, sehingga mempunyai sifat yang gampang terbakar. Sedangkan isooktana ialah alkana rantai cabang, sehingga mempunyai sifat yang tidak gampang terbakar. Bensin yang baik harus terbakar dikala piston/mesin mencapai titik puncak. Kemudian hasil ledakan bensin dengan busi (spark plug) dipakai untuk mendorong piston kembali ke bawah. Perbandingan dari adonan n-heptana dan isooktana ini ialah penentu kualitas bensin, kualitas ini biasa disebut dengan kadar oktan.
Susunan kimiawi n-heptana dan isooktana (sumber: wikipedia.org)
Bensin yang mempunyai nilai oktan yang rendah akan terbakar sebelum piston mencapai klimaks (pre-ignition). Hal ini dikenal dengan istilah knocking atau dalam bahasa bengkel “ngelitik”. Hal tersebut sangat berbahaya untuk mesin, lantaran jikalau dibiarkan sanggup merusak seluruh komponen ruang pembakaran dan menyia-nyiakan tenaga yang terbuang lantaran proses penyalaan serta pembakaran bensin yang tidak sempurna.
Mesin yang Mengalami "Knocking" dan Mesin Normal (sumber: giphy.com)
Maka bensin yang baik ialah bensin yang terbakar dikala piston mencapai titik puncak, sehingga diharapkan alkana rantai bercabang atau isooktana untuk menciptakan bensin tersebut tidak terbakar duluan. Kadar oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang gampang terbakar dan 100 untuk isooktana yang tidak gampang terbakar.
Contohnya begini, jikalau sebuah bensin mempunyai kandungan n-heptana sebesar 13% dan isooktana sebesar 87%, maka bensin itu mempunyai kadar oktan sebesar 87. Kadar oktan ini dipakai untuk menentukan seberapa baik bensin tersebut mengatasi knocking.
Untuk menaikkan kadar oktan biasanya dipakai zat aditif, seperti:
- Menambahkan Tetera Ethyl Lead (TEL )
- Menambahkan Naphthalene pada bensin
- Menambahkan Metil Tersier-Butileter (MTBE)
Hal di atas dilakukan untuk menaikkan kadar isooktana pada sebuah bensin. Tetapi pada cara yang pertama, jikalau menambahkan TEL ke dalam bensin, maka hasil pembakaran yang dikeluarkan oleh mesin bukan hanya karbon dioksida dan uap air saja, tetapi ada juga timbal. Seperti yang kita ketahui bahwa timbal itu beracun dan lebih merusak lingkungan, lantaran itu kini cara menaikkan oktan dengan TEL sudah jarang dilakukan dan perusahaan minyak dan gas lebih menentukan melaksanakan metode nomor 3.
Naphthalene alias kapur barus alias kamper (sumber: tokopedia.com)
Seperti sudah di bahas di atas, nilai oktan besar lengan berkuasa terhadap ketahanan bensin dalam mengatasi knocking, tetapi tiap mesin mempunyai kebutuhan oktan yang berbeda tergantung dengan kompresi mesin yang digunakan. Kamu boleh mengisi kendaraan dengan bensin yang oktannya lebih tinggi dari yang disarankan, tetapi jangan sekali-kali mengisinya dengan oktan yang lebih rendah jikalau ingin kendaraan kau awet.
Jadi kesimpulannya adalah, bensin yang baik mempunyai nilai oktan yang tinggi, sehingga nantinya tidak terbakar duluan sebelum piston mencapai klimaks dan dinyalakan oleh busi (spark plug). Bensin yang terbakar duluan sebelum piston mencapai klimaks sanggup menimbulkan mesin cepat rusak. Nilai oktan sebuah bensin ditentukan oleh perbandingan adonan n-heptana dan isooktana, jikalau n-heptana lebih banyak dari isooktana, maka oktan bensin tersebut rendah, begitu juga sebaliknya.
Untuk menciptakan bensin mempunyai nilai isooktana yang tinggi, dilakukan penambahan zat aditif ibarat TEL/MTBE/Naphthalene. Tetapi penggunaan TEL untuk menaikkan kadar oktan menghasilkan buangan berupa timbal yang sangat berbahaya, lantaran itu insan beralih menggunakan MTBE/Naphthalene.
Jadi, jangan sembarangan mengisi bensin kendaraan ya! (sumber: giphy.com/Nickelodeon)
Nah itu Squad, sekilas ihwal dunia perbensinan, semoga dengan ilmu ini, kau sanggup menentukan bensin yang akan kau isikan ke kendaraan kau ya! Oh iya, untuk materi ini, kau juga sanggup lihat penjelasannya dengan video di ruangbelajar lho. Selain itu di sana juga tersedia video dan pembahasan dari mata pelajaran lainnya juga, dicoba yuk!
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Kenapa Bensin Punya Nomor Oktan?"
Posting Komentar