Biologi Kelas 12 | Pola-Pola Hereditas

pola-pola hereditas

Pada artikel Biologi Kelas XII kali ini, kau akan mempelajari ihwal aneka macam macam pola dalam pewarisan sifat, di antaranya pautan gen, pindah silang, gagal berpisah, dan gen letal.
 
--


Halo, RG Squad! Pernah nggak sih kau bertanya-tanya, kenapa ya bentuk hidungmu sanggup menyerupai dengan bentuk hidung ayahmu. Atau, kok sanggup sih dalam satu keluarga, hanya kau yang mempunyai postur badan yang menyerupai dengan ibumu. Hmm, kau tahu nggak nih kalau ternyata, semua itu ada kaitannya lho dengan materi pewarisan sifat yang sudah kita pelajari pada pembahasan sebelumnya. Hayo, siapa yang masih ingat?

Perlu kau ketahui, setiap gen yang ada di dalam badan kita membawa materi genetik yang diwariskan dari induk kepada keturunannya. Nah, hal inilah yang mengakibatkan kenapa kita sanggup mempunyai ciri atau sifat yang menyerupai bahkan sama dengan orang bau tanah kita, Squad. Pewarisan sifat dari orang bau tanah kepada anak-anaknya ini disebut dengan istilah hereditas. Pada proses terjadinya pewarisan sifat, terdapat bentuk-bentuk tertentu atau pola-pola dalam mewariskannya. Ayo kita ketahui apa saja macam-macam pola pewarisan sifat itu pada artikel di bawah ini!

pola-pola hereditas

1. Pautan Gen (Gene Linkage)

Pola pewarisan sifat yang pertama ialah pautan gen. Setiap kromosom mengandung gen yang tersimpan di daerah khusus yang disebut lokus. Gen-gen ini sanggup berada pada kromosom yang sama atau kromosom yang berbeda. Nah, gen-gen yang berada dalam satu kromosom homolog yang sama dan letaknya saling berdekatan ini yang disebut sebagai pautan gen (gene linkage). Berikut ini merupakan teladan gen yang mengalami pautan dan gen yang tidak mengalami pautan.

pola-pola hereditas

Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap bersama hingga ketika pembentukan gamet (sel kelamin). Pautan dari dua macam gen atau lebih akan menghasilkan jumlah gamet yang lebih sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang tidak berpautan. Oleh lantaran itu, keturunan yang dihasilkan akan memiliki perbandingan fenotip dan genotip yang lebih sedikit pula. Contoh kasus pautan gen sanggup kau temui pada persilangan tumbuhan ercis pada gambar di bawah ini.   

pola-pola hereditas

Persilangan ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) dengan ercis bunga merah pollen lingkaran (ppll) akan menghasilkan keturunan pertamanya (F1) yaitu ercis bunga ungu pollen lonjong (PpLl). Ketika dilakukan persilangan kembali pada antar sesama F1, maka akan menghasilkan keturunan (F2) dengan perbandingan fenotip 3 : 1. Hal ini disebabkan lantaran adanya pautan antara gen P dengan gen L, serta alelnya yaitu gen p dengan gen l. Akibatnya, pada F2 hanya terbentuk dua macam gamet, yaitu PL dan pl. 

2. Pindah Silang (Crossing Over)

Pola pewarisan sifat yang kedua ialah pindah silang. Pindah silang (crossing over) ialah insiden pertukaran segmen kromatid yang bukan saudaranya (non-sister chromatids) dari sepasang kromosom homolog. Peristiwa pindah silang terjadi ketika pembelahan meiosis I, yaitu pada selesai profase I atau awal metafase I. Pada ketika itu, satu buah kromatid akan membelah menjadi dua. Peristiwa pindah silang umumnya terjadi pada organisme menyerupai manusia, tumbuhan, dan juga hewan.

pola-pola hereditas

Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru. Hal ini disebabkan lantaran adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan dari sebagian gen induk jantan dengan sebagian gen induk betina pada ketika proses fertilisasi (pembuahan), sehingga menghasilkan susunan pasangan gen yang berbeda dari gen-gen induknya. Nah, Squad, kau tahu nggak, ternyata kita sanggup menghitung nilai persentase rekombinasi dari hasil terjadinya pindah silang, lho! Caranya, dengan memakai rumus di bawah ini, nih.

pola-pola hereditas

Sekarang, ayo kita coba kerjakan gotong royong teladan soal di bawah ini, ya.

Contoh soal:

Hasil persilangan antara mangga besar bagus (BbMm) dengan mangga kecil asam (bbmm) memperoleh hasil sebagai berikut:

Besar asam = 150

Besar bagus = 750

Kecil bagus = 100

Kecil asam = 500

Tentukan nilai pindah silangnya?

Pembahasan:

Diketahui bahwa mangga besar bagus dan mangga kecil asam ialah parental, sedangkan mangga besar asam dan mangga kecil bagus merupakan rekombinan. Jadi, nilai pindah silangnya adalah

pola-pola hereditas

3. Gagal Berpisah (Non Disjunction)

Selanjutnya ialah gagal berpisah. Pada pembelahan meiosis, kromosom-kromosom yang telah mengganda akan ditarik menuju kutub sel oleh benang-benang spindel yang melekat pada sentromer. Dalam keadaan normal, kromosom-kromosom tersebut akan berpisah dan menuju ke kutub sel yang berlawanan. Akan tetapi, terdapat suatu kasus di mana kromosom mengalami gagal berpisah, sehingga semua kromosom hanya akan tertarik ke salah satu kutub sel saja. Akibatnya, gamet yang terbentuk akan mengalami penambahan atau pengurangan jumlah kromosom.

pola-pola hereditas

Berikut ini merupakan teladan kelainan jumlah kromosom yang diakibatkan oleh insiden gagal berpisah, yaitu:

  • Aneuploidi

Aneuploidi ialah insiden perubahan jumlah kromosom yang hanya terjadi pada pasangan kromosom tertentu. Perubahan jumlah kromosom ini sanggup berupa penambahan jumlah kromosom atau pengurangan jumlah kromosom. Aneuploidi dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan perubahan jumlah kromosomnya, di antaranya monosomi (2n-1), nulisomi (2n-2), trisomi (2n+1), dan tetrasomi (2n+2). Contoh aneuploidi yang umum terjadi pada insan ialah kasus trisomi 13 atau sindrom Patau.

  • Euploidi

Euploidi ialah insiden perubahan jumlah kromosom yang terjadi pada seluruh pasangan kromosom. Hal ini mengakibatkan jumlah kromosom individu dengan kasus euploidi akan senilai dengan kelipatan kromosom haploidnya. Berdasarkan jumlah kelipatan kromosomnya, euploidi dibedakan menjadi triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), dan seterusnya.

4. Gen Letal

Pola pewarisan sifat yang terakhir ialah gen letal. Gen letal ialah gen yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan homozigot, sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu sanggup bersifat normal atau subletal.

pola-pola hereditas

Terdapat dua macam gen letal yang perlu kau ketahui, yaitu:

  • Gen letal dominan

Gen letal secara umum dikuasai merupakan gen yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan homozigot dominan. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu sanggup bersifat subletal yang menjadikan terjadinya kelainan. Contoh kasus gen letal secara umum dikuasai ialah gen yang mengakibatkan kaki dan sayap pendek (redep) pada ayam, gen warna rambut kuning pada tikus, gen Huntington’s Disease, dan gen yang mengakibatkan pemendekan ruas-ruas tulang jari (brakidaktili) pada manusia.

pola pola hereditas

Ayam redep (sumber: ayamhias.com)

  • Gen letal resesif 

Sementara itu, gen letal resesif ialah gen yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan homozigot resesif. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu sanggup bersifat carrier (pembawa sifat) yang akan diwariskan kepada keturunannya. Contoh kasus gen letal resesif ialah gen yang mengakibatkan kelainan albino pada tumbuhan jagung.

jagung pola hereditas

Jagung albino (sumber: jungseed.com) 

Bagaimana, Squad? Sekarang, kau sudah tahu kan apa saja macam-macam pola hereditas itu. Hmm, perlu diakui, materi kali ini memang agak sedikit rumit, ya. Tapi, kalau kau mencar ilmu dengan tekun, percaya deh, tidak hanya materi ini saja, bahkan semua materi niscaya sanggup kau taklukkan dengan mudah, lho! Selain itu, jangan ragu-ragu nih untuk tanyakan materi mana yang menurutmu masih sangat sulit untuk dipahami di Ruanglesonline. Penasaran? Yuk, gabung sekarang!

New Call-to-action

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Biologi Kelas 12 | Pola-Pola Hereditas"

Posting Komentar