Pestisida Organik – Jika kita mendengar kata pestisida, kita akan otomatis berpikir ke arah obat-obatan kimia yang identik dengan aroma yang menyengat, bukan? Namun pada kenyataannya, pestisida tidak selalu berbahan kimia dan merusak lingkungan.
Pasalnya, para petani terdahulu sebelum adanya pestisida kimia meracik sendiri pestisida dengan menggunakan materi yang alami dan ramah lingkungan. Ya, pestisida tersebut sering kita kenal dengan nama pestisida organik.
Pestisida organik merupakan racikan obat-obatan yang digunakan untuk mengendalikan hama serta penyakit yang menyerang tumbuhan dan dibentuk menggunakan bahan-bahan yang alami. Bahan-bahan tersebut diambil dari tumbuh-tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang ada disekitar kita.
Pestisida jenis ini sangat kondusif bagi kesehatan insan serta ramah lingkungan lantaran terbuat dari materi yang alami yang tersedia di alam bebas.
Biasanya, kepingan tumbuhan yang diambil untuk materi baku yaitu yang mempunyai kandungan zat aktif dari kelompok metabolit sekunder menyerupai fenolik, terpenoid, alkaloid dan zat kimia lainnya.
Bahan aktif ini dipercaya bisa memperlihatkan imbas pada hama dengan aneka macam cara, menyerupai penghambat makan, penghalau, penarik, penghambat pertumbuhan, serta sebagai racun yang mematikan. Sedangkan untuk kepingan binatang yang digunakan untuk materi baku yaitu kepingan urinnya.
Selain itu, beberapa mikroorganisme juga bisa mengendalikan hama dan penyakit dan dimanfaatkan menjadi materi menciptakan pestisida. Lalu, apa aja sih yang harus diketahui wacana pestisida satu ini? Yuk, simak aja ulasannya!
Bahan Baku Pestisida Organik
Berbagai tumbuhan baik itu kepingan daun, akar hingga batang yang ada di sekitar kita bisa dimanfaatkan sebagai materi alami untuk membasmi hama yang menyerang tumbuhan yang kita tanam.
Nah, kepingan tumbuhan tersebut diambil biasanya karena mengandung zat aktif dari kelompok metabolit sekunder menyerupai alkaloid, terpenoid, fenolik dan zat-zat kimia lainnya.
Beberapa hama yang bisa diusir mulai dari hama penghalau (repellent), penghambat makan (anti feedant), penghambat pertumbuhan (growth regulator), penarik (attractant) dan sebagai racun mematikan.
Nah, berikut ini tumbuhan dan bagiannya yang biasanya digunakan sebagai materi dasar untuk menciptakan pestisida organik:
Jenis Tanaman | Bagian yang digunakan | Hama/Penyakit yang dikendalikan |
Adas | Biji | Kutu (beras, sereal, palawija) |
Alang-alang | Rimpang | Antraknosa pada buncis |
Babandotan | Seluruh tanaman | Nematode pada kentang |
Bawang-bawangan | Umbi | Busuk batang pada panili |
Bengkoang | Biji | Ulat pada kubis |
Brotowali | batang | Lalat buahKutu aphids pada cabe |
Cabe | buah | Hama tikus pada tumbuhan hias |
Cengkeh | bunga | Phytopthora pada lada |
Daun wangi | Daun | Lalat buah, bactrocera dorsalis |
Gadung | Umbi | Tikus/rodentisida |
Jahe | Rimpang | Ulat Plutella xylostella pada kubis |
Jambu mete | Kulit | Ulat jambu mete |
Jambu biji | Daun | Antraknosa |
Jarak | Buah dan daun | Namatoda pada nilam dan jahe, Lalat penggerek daun pada tumbuhan terung-terungan |
Jengkol | Buah | Walangsangit pada cabe |
Jeruk nipis | Daun | Busuk hitam pada anggrek |
Kacang babi | Biji | Ulat pucuk |
Kayu manis | Daun | Pestisida organic |
Kemangi | Daun | Busuk hitam pada anggrek |
Kencur | Rimpang | Phytoptora pada lada |
Acubung | Bunga | Kutu, ulat tanah |
Kenikir | Bunga | Walangsangit |
Kunyit | Rimpang | Phytoptora pada lada |
Lada | Biji, daun | Hama gudang, Antraknosa pada cabe |
Lengkuas | Rimpang | AntraknosaSemut pada lada |
Mimba | DaunBiji | Antraknosa pada buncis dan cabe, Phytoptora pada tembakau, Belatung, Pengisap polong pada kedelai, Hama pengetam pada kelapa |
Mindi | Daun | Ulat penggerek |
Mahoni | Biji | Kutu daun pada krisanUlat tanah, Walangsangit, wereng coklat |
Pacar cina | Daun | Spodoptera litura pada kedelai dan kubis |
Pahitan/kipahit | Daun | Serangga Tribolium castaneum |
Patah tulang | Daun | Molusca |
Pandan | Daun | Walangsangit |
Piretrum | Bunga | Hama gudang |
Saga | Biji | Hama gudang sitophilus sp |
Selasih | Daun | Lalat buah ( dacus correctus) |
Sembung | Daun | Keong emas |
Sereh | Batang, daun | Herbisida organic |
Sirih | DaunAbu | Antraknosa pada cabeTMV pada tembakau, Hama gudang |
Srikaya | Biji | Thrips pada sedap malam, Kutu daun pada kedelai, kacang panjang, jagung, kapas, tembakau |
Sirsak | Biji, daun | Wereng coklat pada padi |
Tembakau | Daun, batang | Ulat grayak pada famili terung-terungan (tomat, cabe, paprika, terung), Walangsangit |
Tembelekan | Biji | Ulat grayak Spodoptera liturapada kedelai, Penggerek polong |
Tuba | akar | Keong mas, Hama gudang |
Jenis & Cara Membuat Pestisida Organik
Ada aneka macam jenis pestisida organik yang bisa dibentuk sesuai dengan kebutuhannya dengan menggunakan aneka macam resep yang bisa dicontoh sehingga standardisasi pembuatan pestisida organik belum ditetapkan hingga ketika ini.
Resep pembuatannya biasanya didapat dari pengalaman petani, kearifan lokal, penelitian ilmiah, dan uji coba para praktisi. Berikut beberapa macam pestisida jenis organik beserta cara pembuatannya, yaitu :
1. Pengendalian Serangga Penghisap
Serangga yang dimaksudkan yaitu kepik dan kutu-kutuan yang sering menghisap pada kepingan buah, daun, batang, bunga, bahkan hingga akar. Untuk menciptakan pestisida yang digunakan untuk pengendalian hama ini, kalian perlu menyiapkan bahan-bahan menyerupai 1kg daun surian, 1 kg daun tembakau, 1kg daun lagundi, dan 1 kg daun titonia. Siapkan pula 2 liter air kelapa, 0,5 ons gambir, 1 ons garam dapur, dan 500 ml air panas.
Nah, bila semua materi sudah siap maka tumbuk daun tembakau, daun surian, daun lagundi dan daun titania hingga halus dan rata. Kemudian, rendam tumbukan tersebut menggunakan air kelapa.
Setelah itu, ambil ekstrak dari adonan tersebut dengan memerasnya dengan kain sehingga ampas dan larutan bisa terpisah. Saring kembali hasil perasan tersebut kemudian tambahkan garam dan aduk hingga rata.
Campurkan cairan gambir yang sebelumnya sudah dilarutkan dengan air panas dan disaring kedalam ramuan dedaunan tersebut. Masukkan dalam botol atau dalam jerigen dan pestisida sudah siap digunakan.
Untuk pengaplikasiannya, kalian hanya perlu mengencerkan larutan pestisida sebanyak 500 ml ke dalam 10 liter air higienis kemudian aduk rata dan masukkan dalam tangki untuk menyemprot. Lakukan penyemprotan pada kepingan pucuk tumbuhan terlebih dahulu kemudian dilanjut ke permukaan dan bawah daun.
Lakukan pula penyemprotan dengan frekuensi 2 kali seminggu semoga populasi larva atau kutu berkurang dan tidak berdampak jelek bagi tumbuhan lagi.
2. Pengendalian Ulat Pemakan Daun
Untuk menciptakan pestisida ini, kalian cukup menyiabkan bahan-bahan menyerupai 2 liter air kelapa, 1 butir ragi tape, 4 ons bawang putih, dan 0,5 ons detergen. Siapkan pula 4 ons kapur tohor.
Untuk membuatnya, tumbuk bawang putih hingga halus. Lalu, larutkan detergen kedalam air kelapa, kemudian aduk hingga rata.
Setelah itu, masukkan bawang putih yang sudah halus, ragi tape, dan kapur tohor. Aduk hingga semua tercampur rata. Saring adonan larutan tersebut menggunakan kain halus. Langkah terakhir, masukkan larutan tersebut ke dalam wadah tertutup dan fermentasikan selama 20 hari. Setelah 20 hari, pestisida siap digunakan.
Untuk cara penggunaan dari pestisida ini yaitu dengan melarutkannya ke dalam 10 liter air dan disemprotkan eksklusif pada daun tanaman. Lakukan penyemprotan dengan frekuensi 2 kali seminggu.
3. Pengendalian Penyakit Jamur
Nah, untuk pengendalian tumbuhan yang terjangkit jamur, bahan-bahan yang perlu disiapkan yaitu 5 ons daun galinggang gajah, 3 ons lengkuas, 3 ons jahe, dan 3 ons bawang putih serta 3 liter ekstrak daun titonia.
Untuk cara membuatnya, silahkan tumbuk daun galinggang gajah, parut jahe dan lengkuar. Setelah itu, masukkan tumbukan daun dan parutan jahe dan lengkuas ke dalam ekstrak daun titonia, kemudian aduk rata. Saring dan peras adonan tersebut menggunakan kain dan pestisida pun siap digunakan.
Untuk penggunaanya, cukup larutkan pestisida ke dalam 10 liter air dan aduk hingga rata. Lakukan penyemprotan pada kepingan seluruh tumbuhan dan lakukan dalam frekuensi 2 kali seminggu hingga jamur berkurang.
4. Pengendali Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri
Pestisida nabati selanjutnya juga bisa digunakan untuk membasmi penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh bakteri.
Nah, untuk membuatnya, silahkan siapkan bahan-bahan berupa daun sirih satu ikat, kunyit 2 ons, bawang putih 3 ons dan ekstrak daun titonia 3 liter.
Cara menciptakan pastisida nabati dari bahan-bahan tersebut yaitu, pertama silahkan basuh higienis bahan-bahan tersebut kemudian tumbuk bahan-bahan tersebut satu per satu atau secara bersamaan. Rendam dalam ekstrak daun titonia selama beberapa menit, kemudian saring dengan kain halus. Pestisida pengusir basil siap digunakan.
Untuk mengaplikasikannya yaitu silahkan encerkan 500 ml larutan dalam 10 liter air. Frekuensi penggunaan 2 kali dalam seminggu.
5. Pengendali Antraknosa Cabe
Jika anda seorang petani cabai anda juga bisa menggunakan pestisida alami ini untuk membasmi antranoksa. yang menyerang.
Adapun bahan-bahan yang perlu anda siapkan mulai dari daun galinggang gajah 2,5 ons; daun tembakau 2,5 ons; daun thitonia 2,5 ons; daun lagundi 2,5 ons; garam 1 ons dan gambir 3 buah.
Cara membuatnya yaitu pertama basuh higienis bahan-bahan tersebut kemudian tumbuk halus daun galinggang, tembakau,thitonia dan daun lagun.
Tambahkan 1 liter air higienis dalam wadah kemudian tambahkan garam dan biarkan selama satu malam. Setelah itu saring larutan tersebut dan peras airnya hingga kering. Cairkan tiga buah gambir dengan satu gelas air panas dan campurkan kedalam larutan, aduk hingga merata. Pestisida organik untuk mengendalikan antraknosa yang biasa menyerang tumbuhan cabai siap digunakan.
Untuk cara mengaplikasikannya yaitu pertama silahkan larutkan materi tadi dalam 15 liter air, bisa eksklusif pakai tangki semoga bisa eksklusif disemprotkan.
Pengaplikasian pestisida alami ini sebaiknya semenjak tumbuhan cabai mulai berbuah, semprotkan seminggu sekali. Kemudian amati tanaman, apabila ada buah cabai yang terjangkit antraknosa segera dipetik dan dibuang keluar lahan.
Lakukan pada pagi atau sore hari, tambahkan juga garam sebanyak 2,5 ons lagi pada larutan ketika pengaplikasiannya dilakukan pada ketika ekspresi dominan hujan.
Dengan mengaplikasikan pestisida organik ini bisa mengendalikan antraknosa hingga 80 %. Ramuan tidak tahan usang dan masih bisa digunakan selagi aromanya masih khas. Apabila aromanya sudah berubah maka kemampuannya pun sudah menurun. Sebaiknya dibentuk setiap kali kita akan memakai.
Simak juga: Cara Pengendalian Antraknosa pada Cabai yang Benar
Kelebihan dan Kekurangan Pestisida Organik
Jika dibandingkan dengan pestisida yang berbahan kimia, pestisida jenis organik mempunyai banyak keunggulan, menyerupai :
1. Ramah Lingkungan
Racun jenis ini lebih ramah terhadap lingkungan sekitar kQarena sifat material organik sangat gampang terurai ke dalam bentuk yang lain. Hal ini menjadikan dampak dari racun akan cepat menghilang dan tidak menetap dalam waktu yang usang di alam bebas.
2. Residu Cepat Pudar
Residu pestisida ini akan cepat pudar dan tidak akan melekat usang pada tumbuhan sehingga memungkinkan tumbuhan lebih kondusif untuk dikonsumsi.
3. Nilai Jual Meningkat
Bukannya mengurangi, pestisida ini malah akan meningkatkan nilai jual hasil panen lantaran produk pangan non-pestisida harganya akan lebih tinggi dibanding dengan produk pangan berpestisida kimia. Pembuatan pestisida ini juga menekan pengeluaran biaya lantaran bisa dibentuk sendiri dengan materi yang murah pula.
4. Hama tidak Resisten
Penggunaan pestisida yang diintegrasikan dengan konsep pengendalian hama terpadu ini tidak mengakibatkan resistensi hama sehingga memungkinkan hama cepat musnah.
Namun meskipun mempunyai banyak kelebihan, pestisida jenis ini juga mempunyai kekurangan atau kelemahan menyerupai contohnya saja kurang praktis.
Pasalnya, pestisida ini tidak bisa disimpan dalam jangka waktu yang usang sehingga harus menciptakan dosis yang pas untuk sekali penyemprotan dan membuatnya kembali ketika akan melaksanakan penyemprotan.
Tak hanya itu, kekurangan dari pestisida juga terletak pada ketersediaan materi baku yang cukup sulit didapat dalam jumlah dan waktu yang berkelanjutan.
Untuk segi efektifitas, hasil penyemprotan menggunakan pestisida ini juga tidak secepat pestisida kimia, yakni memerlukan waktu dan frekuensi penyemprotan yang sering untuk menciptakan alhasil efektif. Pestisida organik pun cenderung tidak tahan terhadap paparan sinar matahari dan hujan.
Namun tidak perlu khawatir lantaran ketika ini perkembangan teknologi pertanian organik sudah melaksanakan inovasi-inovasi untuk menanggulangi kekurangan-kekurangan tersebut.
*****
Demikian ulasan mengenai macam-macam pestisida organik yang dilengkapi dengan cara membuatnya yang bisa membantu. Semoga bermanfaat!
Artikel terkait: Cara Mencampur Pestisida yang Benar
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Jenis Cara Menciptakan Pestisida Organik"
Posting Komentar