Kita sering melihat merk atau orang yang benar-benar sukses dan menjadi selebriti baik secara langsung atau secara perusahaan dan tentunya kita akan bertanya-tanya, “bagaimana mereka melakukannya?”
Sebagai contoh, saya menghadirkan Apple besutan Steve Jobs, Stephen Gary Wozniak & Ronald Wayne, yang sudah terang Apple ialah salah satu merk yang telah dan sangat sukses. Seluruh produk dari Apple ibarat iPod, iPhone dan iPad, merupakan produk-produk revolusioner yang menandakan bahwa teknologi dan bisnis Apple berjalan jauh ke depan melampaui para pesaingnya.
Apple membuat produk untuk sasaran pasar mereka, sehingga pelanggan setia percaya bahwa produk tersebut sanggup membuat hidup lebih baik, lebih mudah, lebih menyenangkan dan lebih keren.
Lalu bagaimana mereka melakukannya?
Memikirkan Secara Matang Atas Kebutuhan Periklanan
Memang sangat menarik hati untuk mengeluarkan banyak uang pada iklan PPC dengan Google atau Facebook ketika ingin meningkatkan pendapatan penjualan. Tapi, Apple tahu itu bahwa hal tersebut tidak selalu diperlukan.
Saya melihat sebetulnya Apple sangat bergantung pada dua taktik yang sama sekali berbeda dengan taktik bisnis pada umumnya. Strategi Apple ialah penempatan produk, terutama dengan memanfaatkan popularitas selebriti dan dalam pertunjukan-pertunjukan terkenal serta buzz yang dihasilkan oleh ulasan nyata di media.
Kita sanggup mendekati, memanfaatkan dan meyakinkan para calon-calon sasaran influencer bahwa produk atau layanan kita berharga dan relevan bagi audiens mereka, maka tentunya mereka akan membagikannya dengan pengikut mereka.
Cara lain untuk memakai taktik Apple ini ialah dengan merangkul calon-calon sasaran influencer melalui kegiatan uji coba gratis. Menawarkan percobaan gratis atas layanan atau produk kita, tentunya dengan imbalan review nyata yang kemudian dipublikasikan berupa testimonial atau review nyata di situs dan sosial media langsung para influencer dan tentunya situs kita sendiri.
Ini mengakibatkan lebih banyak dan lebih besar imbas sosial terhadap tinjauan nyata pelanggan terhadap merk kita dan memberi legitimasi lebih besar pada sasaran pasar kita.
Menghindari Perang Harga dengan Menekankan Proposisi Unik kita
Sebenarnya, bersaing dari sisi harga sanggup merugikan bisnis kita dan Apple mengetahui secara baik hal ini sehingga Apple selalu konsisten pada taktik penetapan harga.
Sebagai gantinya, Apple memusatkan perhatian pada UVP (Unique Value Proportional) mereka, yang merupakan produk berdesain bagus yang bekerja secara tepat dan sederhana.
Bayangkan bagaimana Apple mempertahankan penggemarnya dengan taktik harga jauh lebih tinggi daripada persaingan? Dibandingkan dengan penambahan fitur-fitur yang ada, Apple berfokus kepada keseluruhan produk yang dibuatnya dengan sangat detil.
Konsisten Menjaga Teknik Pemasaran dan Produk Tetap Sederhana
Berlebihan tidak selalu baik dan Apple mengerti bahwa konsumen teknologi sering terbebani dengan sesuatu yang rumit.
Secara kasat mata calon pembeli, Apple membantu mengurangi kebingungan konsumen dengan menyederhanakan salinan web dan penjualan mereka.
Apple benar-benar menghindari istilah jargon atau industri yang rumit dan tidak familiar. Sebagai gantinya, mereka memakai kata-kata sederhana dan fokus secara terus-menerus menekankan manfaat yang sangat dibutuhkan konsumen.
Menurut saya, ini ialah penggalan dari kecemerlangan Apple dalam pemasaran konten; “berteknologi tinggi tanpa istilah teknologi tinggi”. Pendekatan ini sangat tidak membingungkan pelanggan mereka dengan terlalu banyak informasi yang sebetulnya tidak perlu diketahui oleh para penggemarnya
Apple tetap sederhana dan pelanggan mereka menyukainya sehingga memperlihatkan hasil loyalitas yang tinggi dari para konsumennya dengan pangsa pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bahkan produknya sendiri tetap ramping dan minim, dengan sketsa warna yang simpel dan desain yang higienis dan tidak berantakan.
Nama pendek dan gampang diingat, ibarat iPod, iPhone, iPad, termasuk “App Store”, yang telah membuat kawan pihak ketiga sukses besar.
Mengenali Audiens Kita dan Berbicara dengan Mereka dalam “bahasanya”
Bukannya Apple tidak menyebutkan spesifikasi produk dan detail teknis sama sekali. Sebenarnya, setiap halaman produk di situs Apple memang menyebutkan hal-hal itu. Tapi, mereka meletakkannya di penggalan yang hanya akan terbuka bagi mereka yang ingin mengeksplorasi produknya secara mendetil.
Pengunjung situs web Apple pertama-tama harus menggulir gambar produk yang indah dan salinan sederhana abjad besar yang memberitahukannya perihal manfaat produk.
Pada awalnya, pelanggan Apple tidak akan menemukan kata-kata ibarat megabyte atau gigahertz. Mereka hanya akan menemukan kata-kata yang mereka ketahui dan pahami, seperti:
“Retina display”
atau
“LED backlighting”
Apple mengenal pelanggan dengan sangat baik dan telah menyebarkan loyalitas di pangsa pasar mereka. Mereka tahu bagaimana berbicara dengan mereka dalam bahasa yang membuat mereka merasa nyaman, tidak terbebani dan bingung.
Rancang Pengalaman Pelanggan Yang Lebih Baik
Tahukah anda bahwa aneka macam penggemar Apple sering membuat video sendiri untuk membuka produk Apple yang gres mereka beli kemudian melaksanakan unboxing di depan kamera dan mengupload video ke YouTube tanpa disponsori oleh Apple?
Hal ini terjadi alasannya ialah Apple telah membuat pengalaman pelanggan yang jauh melampaui pembelian sebetulnya di toko ritel.
Apple bahkan tidak lagi perlu bertanggung jawab atas sebagian besar pemasaran konten mereka alasannya ialah sasaran pasar Apple melakukannya untuk Apple.
“Pengalaman Apple” meliputi unsur-unsur dari setiap aspek proses pembelian – membandingkan versi produk yang berbeda, mencoba produk di toko eceran, benar-benar membeli barang itu, menerimanya, membuka kotak produk pertama kali (unboxing) dan menggunakannya.
Masing-masing elemen ini tidak hanya terjadi secara kebetulan. Mereka semua dibentuk dengan hati-hati, direvisi dan disempurnakan untuk menarik semua selera konsumen.
Bertujuan Pada Emosi Prospek
Pikirkan kembali iklan pertama untuk iPad, sehabis diluncurkan pada tahun 2010 dan betapa sederhananya pemasaran konten mereka.
Ingatkah kita kepada gambar orang yang santai di ruang tamu dengan gadget gres yang aneh?
Mereka terlihat bahagia dan nyaman. Mereka tidak berbicara perihal dimensi tampilan atau kekuatan pemrosesan. Mereka hanya menikmati iPad mereka.
Iklan tersebut, ibarat semua pemasaran Apple, mengakibatkan konsumen Apple dalam situasi dan kondisi dimana mereka benar-benar hidup. Hubungan emosional ialah kunci taktik pemasaran yaang sukses. Itulah yang membuat cerita, video, dan meme tertentu menjadi virus.
Membangun Komunitas Pengguna atau Pelanggan
Selama bertahun-tahun, Apple telah membangun salah satu basis penggemar mereka untuk merk apa pun, di manapun di dunia.
Apple telah membuat kepribadian dan budaya brand yang keren, menyenangkan, dan akrab – kebalikan dari beberapa pesaingnya.
Strategi pemasaran Apple ini membuat pelanggan ingin menjadi anggota komunitas tersebut sehingga memutuskan untuk membeli produk Apple.
Nah, itulah tadi 7 taktik marketing yang sanggup kita pelajari dari Apple guna pengembangan bisnis kita.
Ketahuilah bahwa setiap taktik marketing yang dipakai akan sangat memilih kesuksesan suatu brand. Maka dari itu, cobalah untuk bijak dalam memilih taktik marketing yang ingin kita gunakan.
Beberapa taktik mungkin akan mengharuskan kita mengeluarkan dana yang cukup banyak dalam penggunannya, atau bahkan tanpa biaya sama sekali.
Semua itu tergantung taktik apa yang kita pilih. Apabila kemudian dalam praktiknya kita membutuhkan modal dalam pengembangan usaha, jangan ragu untuk mengajukan dukungan untuk itu.
Semoga bermanfaat ..
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "√ Mencar Ilmu Marketing Dari Apple"
Posting Komentar