Sejarah Kelas 11 | Dongeng Wacana Anthonius Gunawan Agung, Monginsidi,&Nbsp; Dan Pahlawan-Pahlawan Lain

anthonius gunawan agung pahlawan sulteng

Artikel sejarah kelas XI ini membahas dongeng perihal anthonius gunawan agung, wolter monginsidi, dan bagaimana cara kita menjadi pahlawan di situasi gempa sulteng ini

--

Jumat sore itu Anthonius Gunawan Agung bekerja ibarat biasa di menara Air Traffic Controller (ATC) Mutiara Sis Al Jufri, Palu, dikala Ricosetta Mafella, pilot Batik Air ID-6231, menyuruh salah satu awak pesawat untuk berhenti foto di depan pantai dan segera masuk geladak. Dia menutup pintu. Menjalankan Airbus A320 itu pukul 17:52 WITA. Tiga menit lebih cepat daripada agenda keberangkatan.

Saat menara ATC mulai bergoyang dan muncul retakan di tembok, suasana mendadak chaos. Teman-teman Agung berhamburan keluar. Mereka berteriak dan menyuruhnya ikut keluar. Namun, Agung tetap di tempat. Wajahnya menatap monitor, dan dengan bunyi hening berkata, ‘Batik 6231, runaway 33 clear for take off.’

Saat lepas landas, di dalam kabin, Mafella sempat mencicipi guncangan. Tetapi, ia tetap fokus dan menerka guncangan tersebut berasal dari permukaan landasan yang bergelombang. Sesaat sehabis roda pesawat terangkat, di dalam kokpit, Mafella gres menyadari ada yang aneh: terdapat retakan besar di landasan. Ternyata, retakan ini jawaban gempa berkekuatan 7,4 SR yang terjadi di perairaan Donggala, Sulawesi Tengah.

Di dalam menara, guncangan semakin kuat. Bunyi tembok terbelah semakin keras. Melihat pesawat berhasil lepas landas, Agung tetapkan lompat dari jendela lantai empat.

Hal ini menciptakan kakinya patah.

Teman-temannya kemudian membawanya ke rumah sakit terdekat. Namun, dari hasil rontgen, dokter menyarankan untuk merujuknya ke rumah sakit di luar kota sebab Agung mengalami luka dalam.

Mengetahui kabar ini, pihak AirNav Indonesia segera menyiapkan helikopter dari Balikpapan, Kalimantan, untuk mengantarkan Agung. Namun, sebab kondisi alam yang tidak memungkinkan, helikopter gres sanggup diberangkatkan sabtu pagi.

Sayangnya, sebelum helikopter hingga ke Palu, Agung telah dipanggil Tuhan.

--

Wolter Monginsidi dan Pahlawan-pahlawan Lain

Agung bergotong-royong sanggup saja ikut lari menyelamatkan diri ibarat teman-temannya. Mengingat usianya yang masih 21 tahun dan menghadapi dilema hidup-mati, tentu banyak yang akan menentukan untuk melarikan diri demi melanjutkan hidupnya. Tetapi, Agung menentukan jalan lain. Jiwa pahlawan menuntunnya untuk mengarahkan 148 penumpang dan 7 kru pesawat supaya sanggup terbang dengan baik.

Baca juga: Indonesia Rawan Gempa dan Tsunami, Ini 5 Hal yang Harus Kita Lakukan

Kisah heroik ini mengingatkan kita pada keberanian Wolter Monginsidi, pahlawan yang juga berasal dari Sulawesi.

wolter monginsidiWolter Monginsidi (tengah) (Sumber: Kompasiana.com)

 

Beberapa tahun sehabis merayakan kemerdakaan Indonesia, Belanda kembali tiba dengan wujud baru: NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Tujuannya, tentu, masih sama, ingin kembali menguasai Indonesia. Hal ini menciptakan darah muda Monginsidi berdesir. Di usianya yang ke 21 tahun, ia tetapkan untuk membentuk Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS).

Bersama 3 rekannya, ia menghadang kendaraan beroda empat jip militer seorang Belanda. Ia kemudian menodongkan pistol ke kepala seorang kapten, satu-satunya orang di dalam mobil. Setelah mengambil alih kendaraan beroda empat dan mengenakan kostum sang kapten Belanda, ia masuk ke markas musuh dan melontarkan hujan peluru. Para penghuni berlarian kalang kabut.

Hal ini membuatnya “dikenal” oleh kalangan Belanda. Beberapa kali Belanda mengadakan razia besar untuk menangkapnya. Sempat meloloskan diri satu kali, Belanda risikonya berhasil mengepung Monginsidi di sebuah gang di Makassar, 70 tahun yang lalu. Dia tidak menyangka kalau tempat persembunyiannya diketahui Belanda. Belakangan diketahui bahwa tiga rekan seperjuangannya, yaitu Abdullah Hadede, HM Yoseph, dan Lewang Daeng Matari yang memberitahunya sehabis mendapatkan suap dari Belanda.

Sama ibarat Agung, Monginsidi sanggup saja memantik granat yang ia simpan untuk menciptakan mundur Belanda dan menyelamatkan diri. Tetapi, ia memikirkan hal lain: area pemukiman warga yang ada di sekitar. Jika granat dilemparkan, warga niscaya akan kena imbasnya.

Ia, sama ibarat Agung, menentukan untuk mengorbankan dirinya demi keselamatan orang lain.

Belanda memperlihatkan vonis sanksi mati untuk Monginsidi.

Hingga 5 September 1949 tiba. Di usianya yang ke 24 tahun, ia dibawa ke depan regu tembak. Matanya tetap menyala menghadapi sanksi ini. ‘Saya jalani sanksi tembak mati ini dengan tenang, tidak ada rasa takut dan gentar demi kemerdekaan bangsa Indonesia tercinta,’ katanya kepada para algojo.

Sesaat sebelum peluru dilontarkan, Monginsidi berkata, ‘Dengan hati dan mata terbuka, saya ingin melihat peluru penjajah menembus dadaku.’

Bunyi desing delapan peluru bersahutan dengan tiga kali teriakan ‘Merdeka!’ dari Monginsidi. 4 peluru bersarang di dada kiri, 1 di dada kanan, 1 di ketiak kiri menembus ketiak kanan, 1 di pelipis kiri, dan 1 sempurna di pusar.

Agung dan Monginsidi yaitu satu dari sedikit orang yang mementingkan orang lain dibanding diri sendiri.

Kita mungkin tidak akan seberani Agung yang rela berada di dalam menara yang berguncang. Atau menggantikan Monginsidi yang tetap menatap peluru di depannya.

Tapi, kita masih sanggup menjadi pahlawan.

Di situasi ibarat sekarang, kita sanggup membantu teman-teman di Sulawesi dengan hal-hal kecil. Kita sanggup berkata ‘Kamu butuh apa? Biar saya bantu.’ kepada teman-teman yang punya sanak keluarga di sana. Bukan dengan sekadar menanyakan ‘Gimana sih ceritanya? Emang keluarga kau di mana dikala kejadian?’ Karena… itu menyebalkan. Tahu, kan, perasaan ketika lagi sakit, kemudian sewaktu kita tiba ke sekolah dengan perban di tangan, semua orang bertanya ‘Kenapa tuh?’ berulang kali. Perasaan yang timbul ketika kita dipaksa untuk menceritakan kepedihan yang menimpa kita, berkali kali.

Kalau kau ingin mengirim tunjangan berupa barang, PELNI, tanggal 7 dan 10 Oktober, memperlihatkan kapal gratis untuk mengangkut tunjangan dari Pelabuhan Surabaya dan Pelabuhan Bitung tanggal 6 dan 20 Oktober.

bantuan dari pelni untuk gempa sulteng

Kalau kau ingin berdonasi, kau sanggup menyalurkan lewat instansi resmi. Seperti misalnya, Palang Merah Indonesia. Kalau kau mempunyai sobat yang punya sanak saudara di sana, sanggup minta mereka mengisi formulir untuk pendataan dari tubuh mitigasi di sini. Kamu juga sanggup mencari/meminta mereka tiba ke posko-posko terkait. Twitter Indonesia, bahkan mengumpulkan aneka macam berita dari aneka macam instansi resmi di Indonesia dalam fitur moment yang terus di-update.

donasi gempa palu lewat pmi

Apabila kau ingin berangkat ke sana dan takut kesulitan berkomunikasi, Kementrian BUMN, melalui Telkom Indonesia memperlihatkan tunjangan free internet access dengan SSID “TelkomPeduli” yang sanggup kau gunakan untuk berkomunikasi khusus di tempat Palu, Donggala, Ampana, Banggai, Luwuk, Marisa, Parigi, dan Poso.

Kalau kau kebingungan untuk menghubungi contact person orang-orang yang ada di sana, silakan hubungi nomor yang berkaitan berikut:

contact person gempa sulteng

Karena sejatinya, bukan hanya Agung atau Monginsidi yang menjadi pahlawan. Tapi juga mereka; yang berteriak mengingatkan dikala gelombang pasang terjadi, yang saling menggenggam tangan di tengah arus tsunami, keluarga korban yang tetap tegar menghadapi kenyataan pahit, tim SAR yang sigap dan cepat tanggap, para relawan yang terjun eksklusif menyalurkan bantuan, netizen yang mengembangkan informasi donasi, mereka yang berdonasi, mereka yang membuka tangan untuk memeluk sobat yang sedih, mereka yang mengembangkan pelajaran mengenai cara pencegahan kalau ada peristiwa di kemudian hari, mereka yang menangkal info hoax terkait penyebab gempa ini dan mengembangkan yang asli, mereka yang berdoa supaya teman-teman kita kuat.

Karena sama ibarat Agung.

Sama ibarat Monginsidi.

Kita sanggup sama ibarat mereka, menjadi orang yang turut berjuang, untuk orang lain.

ruangbelajar

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Kelas 11 | Dongeng Wacana Anthonius Gunawan Agung, Monginsidi,&Nbsp; Dan Pahlawan-Pahlawan Lain"

Posting Komentar