Mengingat asal mula burung lovebird dari Afrika, tanah Indonesia yang mempunyai kondisi alam hampir serupa tentunya lebih potensial untuk menghasilkan spesies yang lebih berkualitas. Namun, hal-hal menyerupai kurangnya pengetahuan para peternak kerap menjadi penghalang. Alhasil, kualitas burung-burung yang dihasilkan pun sering kalah dengan kualitas impor. Burung lovebird Holland ini merupakan salah satu contoh.
Sesuai dengan namanya, burung lovebird Holland ini memang berasal dari negeri kincir angin, Belanda. Meski begitu, daerah asalnya yang jauh tidak mengurangi popularitas burung lovebird ini di kalangan pencinta tanah air. Burung ini mempunyai ciri fisik yang sedikit berbeda, yaitu ukuran tubuhnya yang relatif lebih besar daripada burung lovebird lokal.
Ciri Fisik
Dengan ukuran tubuh yang lebih besar dan gagah, burung lovebird Holland kerap kali diidolakan oleh pencinta burung. Di luar ukuran tubuh, ciri fisik lain menyerupai warna bulu relatif sama dengan varian burung lovebird lokal. Burung lovebird Holland mempunyai warna lebih banyak didominasi hijau dari ekor, sayap, sampai batas leher. Dari leher sampai paruh burung dibalut dengan sentuhan warna merah keemasan.
Ciri fisik yang dimiliki burung lovebird Holland menempel besar lengan berkuasa pada cara pembudidayaan di daerah asalnya. Sementara di tanah air para peternak sering melaksanakan kawin silang untuk mendapat spesies yang ‘unik’, di Eropa lebih mengutamakan garis keturunan murni.
Selain itu, seleksi induk juga sering dilakukan oleh peternak. Hanya burung dengan tubuh lebih besar yang dipilih untuk diternakkan. Jika pemilihan ukuran ini dilakukan terus-menerus, sehabis beberapa generasi akan terjadi standarisasi untuk ukuran burung.
Perawatan
Dikarenakan daerah asalnya yang mempunyai kondisi alam berbeda dengan Indonesia, perawatan burung lovebird Holland pun tak sanggup dilakukan sembarangan. Perlu kecermatan dan kesabaran biar burung ini sanggup menyesuaikan diri dengan kondisi lokal, terutama iklim dan cuaca. Oleh alasannya yakni itu, diharapkan perawatan yang ekstra di awal-awal, kecuali bagi burung yang sudah tinggal relatif lebih usang di Indonesia.
Contoh perawatan yang dilakukan ialah cara memandikan burung. Pertimbangan menyerupai kondisi cuaca dan suhu lingkungan perlu diperhatikan. Pada animo kering dengan kelembapan udara lebih tinggi, frekuensi memandikan burung sanggup lebih sering dibandingkan dengan animo hujan atau dikala iklim lebih stabil.
Untuk hal lainnya, menyerupai kebersihan kandang, sanggup diperhatikan selayaknya kebersihan sangkar untuk burung jenis lainnya. Rutin membersihkan sangkar sanggup mengurangi stres pada burung.
Pakan
Meskipun menuntut perawatan yang sedikit berbeda, untungnya dalam hal pakan, burung lovebird Holland ini tidak ‘banyak maunya’. Sama menyerupai burung lovebird jenis lokal, pemilik sanggup menunjukkan pakan berupa biji-bijian dan sayur-sayuran. Sayur yang diberikan sanggup berupa kangkung, sedangkan biji-bijian sanggup lebih beragam: jagung muda, biji bunga matahari, dan sebagainya.
Hal yang terpenting, sumbangan pakan dilakukan secara rutin untuk menjaga asupan nutrisi. Berikan juga jenis pakan yang bervariasi guna mencegah kejenuhan pada burung. Selain itu, sumbangan vitamin minimal sebulan sekali juga perlu dilakukan.
Harga Burung
Harga selalu mengikuti pasar, dan pasar cenderung tidak stabil atau berubah-ubah. Begitu pula dengan harga burung lovebird Holland. Dibandingkan dengan burung lovebird lainnya, harga burung ini sanggup dikatakan mahal, terlebih bagi burung yang sering memenangkan lomba.
Serba-serbi di atas merupakan sedikit pembeda antara burung lovebird Holland dan jenis lokal. Sedikitnya, Anda jadi sanggup melihat keunggulan pada burung jenis impor ini. Perawatan dan praktik pembudidayaan yang baik dari peternak di luar sana yakni kunci untuk kualitas burung.
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Serba-Serbi Lovebird Holland"
Posting Komentar