Tidak ibarat insan yang jumlahnya semakin bertambah, fauna di Indonesia justru sekarang justru berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Terutama bagi fauna liar yang menyebabkan hutan sebagai habitat, bahaya kepunahan sangat akrab dengan kehidupan mereka. Semakin banyak lahan hutan yang tergerus untuk kebutuhan manusia, semakin banyak pula endemis yang migrasi, stres, dan berujung mati. Termasuk salah satu jenis burung yang menjadi endemis di tanah Percha, luntur sumatera.
Membentang di Sepanjang Dataran Tinggi Andalas
Burung endemis Sumatera ini mempunyai habitat di tempat hutan atau dataran tinggi. Tempat hidup luntur sumatera ada di daerah Bukit Barisan, membentang dari ujung ke pangkal Pulau Sumatera. Anda sanggup menemukannya di Aceh, Sumatera Utara, sampai bab barat Lampung dan Bengkulu. Ketika mencari makan, luntur sumatera biasanya hanya akan berdiam diri di atas ranting pohon. Dia mengamati serangga kecil yang berada di sekitarnya untuk dijadikan santapan. Selain itu, burung anggun ini juga terkadang memakan ulat, kumbang belalang, dan buah-buahan berukuran kecil yang didapatkan dari pohon di hutan.
Si Jelita yang Memesona
Sepintas, luntur sumatera ibarat dengan luntur jawa. Hal ini didapat dari kemiripan fisiknya—bulu ekor yang cukup panjang, warna bulu yang anggun bervariasi, dan ukuran tubuh. Bahkan, keduanya sempat dianggap spesies yang sama. Endemis nusantara yang disebut Apalharpactes mackloti dalam Bahasa Latin ini sebetulnya mempunyai ukuran badan yang lebih kecil dibandingkan luntur jawa (yang juga kerap disebut luntur gunung). Panjangnya hanya mencapai sekitar 30 cm.
Untuk urusan warna, luntur sumatera benar-benar mengagumkan. Bulunya terdiri atas variasi warna merah, abu-abu, kuning, dan hijau kebiruan. Sisi punggung, sayap, dan ekornya mempunyai warna hijau kebiruan yang cenderung agak gelap. Sementara itu, Anda bisa melihat bercak kekuningan pada bab perut, dada, dan tenggorokannya. Kepala luntur sumatera berwarna hijau zaitun agak gelap yang cantik. Ekornya berwarna abu-abu dengan sedikit garis-garis putih. Paruhnya yang kecil seolah memakai gincu menarik berwarna merah. Dengan aneka warna pada badan semungil ini, Anda tentu bisa membayangkan bagaimana cantiknya burung ini, bukan?
Tak Sekadar Memanjakan Mata
Luntur sumatera tidak hanya mempunyai wujud anggun yang menciptakan Anda akan bahagia mengamatinya. Dari paruh kecilnya, burung ini sanggup berkicau dengan lantang. Kicauan luntur sumatera barangkali memang terdengar kurang variatif. Namun bukan berarti hal tersebut mengurangi keindahan kicauannya. Burung ini sanggup mengeluarkan bunyi yang apik dan serak, keras, dan berulang-ulang. Dengan bergeming tegak pada sebuah ranting yang datar di sebuah tempat teduh, luntur sumatera akan berkicau dengan indahnya.
Karena susah untuk ditemui, Anda harus tiba pribadi ke habitat luntur sumatera untuk membuktikannya. Atau mungkin dengan adanya proteksi teknologi, Anda bisa coba mencarinya di internet. Meski tetap saja, bunyi yang terekam pada perangkat elektronik tidak bisa mengalahkan keasliannya.
Penuh Ancaman dan Perlindungan
Melihat kondisi di nusantara, bukan hal yang mengherankan bila sekarang populasi luntur sumatera memprihatinkan. Keberlangsungan hidupnya pun terancam. Maka dari itu, pemerintah pun telah tetapkan dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 dan PP Nomor 7 Tahun 1999 bahwa luntur sumatera—bersama dengan luntur jawa—adalah burung yang dilindungi. Dengan demikian, aturan negara terang menyatakan bahwa burung ini dihentikan diburu—apalagi diperdagangkan.
Itulah sekilas mengenai burung luntur sumatera, si elok dari Sumatera yang perlu dilestarikan. Semoga bermanfaat!
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Menengok Luntur Sumatera, Burung Endemik Tanah Percha"
Posting Komentar