Indonesia sebagai negara kepulauan dengan bentang alam yang menawan merupakan habitat aneka macam macam tanaman dan fauna unik.
Tidak hanya unik, keindahan dan kecantikan tanaman dan fauna di nusantara merupakan hal yang patut dibanggakan.
Salah satu jenis fauna di Indonesia yang keindahannya tidak bisa dipungkiri ialah burung.
Sama menyerupai negara lain, Indonesia juga mempunyai burung khas yang hanya bisa ditemukan di sini. Di antara aneka macam macam burung khas tersebut beberapa burung mulai langka dan terancam punah.
Salah satunya ialah Cendrawasih.
Burung indah dengan ekor menawan asal Papua ini mulai sulit ditemukan di habitat aslinya. Selain Cendrawasih, ada beberapa burung anggun lain yang keberadaannya mulai langka.
Berikut merupakan 4 burung langka dan indah di nusantara yang harus kita lindungi dan lestarikan,
Burung Gosong Maluku
Burung Gosong Maluku merupakan satu-satunya spesies di dalam genus tunggal Eulipoa.
Burung sepanjang 31 cm ini mempunyai ciri-ciri unik. Kulit sekitar burung Gosong berwarna merah muda, tungkai kaki berwarna gelap, paruhnya berwarna kuning keabu-abuan, sedangkan bulu sisi bawahnya berwarna abu-abu gelap.
Habitat burung anggun ini diketahui berada di daerah pantai di Maluku dan Papua Barat.
Sarang-sarang burung tersebut berada di tempat yang hangat dan terbuka. Burung Gosong biasanya bertelur di malam hari.
Saat ini populasi Burung Gosong mulai langka dan jarang ditemui.
Penyebab utamanya tentu lemahnya sistem pertolongan fauna dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan burung yang setiap tahun semakin langka dan sulit ditemukan ini.
Bangau Hitam
Burung anggun berkaki jenjang ini diketahui hidup di daerah rawa, sungai, hutan bakau, sawah, atau daerah terbuka yang kering dan berlumpur.
Bangau Hitam atau dikenal juga sebagai Bangau Tongtong mempunyai habitat di hampir seluruh daerah di Indonesia kecuali Maluku dan Papua.
Hampir seluruh potongan badan burung unik ini berwarna hitam kecuali potongan leher dan perut yang berwarna putih.
Panjang badan Bangau Tongtong sekitar 91 cm dan ketika malam hari bahagia bertengger di pohon.
Hewan ini merupakan satu-satunya spesies bangau yang tidak melebarkan kaki dan sayapnya ketika terbang.
Bangau Tongtong merupakan salah satu binatang yang mempunyai variasi gaya hidup. Burung ini bisa hidup menyendiri, berpasangan, atau berkelompok.
Jalak Bali
Burung khas yang juga dijadikan simbol Pulau Bali ini merupakan spesies orisinil Indonesia yang keberadaannya mulai langka.
Keindahan bulu dan kemerduan kicauannya menciptakan burung ini banyak diburu orang secara brutal sehingga populasinya semakin tahun semakin berkurang.
Keunikan Jalak Bali terletak pada bulu putih di hampir seluruh potongan tubuhnya kecuali ekor yang berwarna hitam, potongan pipi berwarna biru cerah, serta wajah dan kaki berwarna abu-abu.
Tidak hanya itu, burung unik ini juga mempunyai jambul setinggi 5 cm dan paruh runcing sepanjang 2 cm yang menciptakan penampilannya semakin eksotis dan elegan.
Kuau Kerdil Kalimantan
Kuau Kerdil merupakan salah satu jenis burung merak yang berasal dari Kalimantan.
Karena jarang ditemui di daerah lain di luar Kalimantan, burung unik ini dijadikan maskot Provinsi Kalimantan Tengah.
Berbeda dengan merak lainnya, leher Kuau cenderung pendek dengan kulit wajah gundul dan berwarna merah.
Panjang Kuau jantan sekitar 42 cm sedangkan betinanya 38 cm.
Perbedaan lain terlihat pula pada bintik metalik di sayap dan ekor. Pada betina bintiknya berwarna biru sedangkan jantan berwarna hijau.
Meskipun indah dan unik, bukan berarti burung-burung langka ini boleh dipelihara atau ditangkap untuk diperjualbelikan.
Akan lebih baik bila unggas-unggas unik tersebut dibiarkan hidup dan berkembang biak di habitatnya masing-masing.
Semoga gosip perihal 4 burung langka dan indah di atas sanggup menjadi acuan semoga kita bisa turut serta melestarikan fauna orisinil Indonesia yang terancam punah.
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Empat Burung Langka, Unik Dan Indah Orisinil Nusantara"
Posting Komentar