Baru delapan detik semenjak orang itu menduduki bangku yang terlalu keras itu. Hening. Sebelah tangan menopang dagu. Matanya berkedip beberapa kali. Wajahnya memperlihatkan verbal bingung.
Di depannya, ada laptop yang memperlihatkan artikel mengenai SBMPTN.
DIa scroll mouse. Wajahnya ke layar, tapi pandangannya tidak fokus.
Tangan kanannya kini menggenggam gelas. Menuangnya ke tenggorokan yang bersama-sama tidak haus itu. Tumit kakinya mengetuk-ngetuk lantai. Tangannya pindah lagi ke sisi kanan meja. Sedikit di belakang mouse. Matanya terpejam. Di kepalanya terdengar beat lagu favoritnya belakangan ini. Tangannya berhubungan dengan kaki, menciptakan sebuah irama.
Dia membuka mata.
Tangannya meraih handphone.
Lalu dengan secepat kilat membuka Instagram.
Pupil matanya kini terbuka lebar. Dia menekan layar handphone-nya dua kali. Memunculkan tanda love di atas foto seorang wanita di depan air terjun.
Dia membisu di sana. Sampai satu jam lebih. Meninggalkan laptop dan artikel yang gres ia baca dua paragraf itu.
Orang itu, bisa jadi siapa saja. Bisa jadi teman sekelas kamu. Atau bisa jadi kau sendiri. Ya, kita seringkali tidak fokus ketika dihadapkan pada sebuah artikel atau bacaan. Entah kenapa tangan kita ingin bergerak mengambil sesuatu. Pikiran kita ke mana-mana. Dan hasilnya, artikel tadi tidak terbaca dengan baik.
Microsoft bahkan menciptakan penelitian perihal fokus, atau yang lebih dikenal dengan attention span ini. Hasilnya, rentang fokus kita pada suatu hal, ketika ini hanya berkisar selama 8 detik. Ini jauh turun semenjak tahun 2000 yang mencapai 12 detik.
Bahkan, kita tidak lebih fokus dari ikan mas koki yang rentang fokusnya mencapai 9 detik.
Manusia lawan ikan maskoki (sumber: drawception.com)
Ketidakfokusan ini, ditambah penyajian isu ketika ini yang cenderung umpan klik (clickbait), tentu akan menambah kegagapan kita dalam menanggapi suatu artikel atau bacaan. Kasarnya, udah kitanya nggak fokus dan “malas” baca, eh artikelnya nggak nyambung judul sama isinya.
Alhasil, mata kita ngadep layar, tapi isi otak ngadep foto Instagram dia. Eh gimana?
Contoh artikel clickbait. Hayo kira-kira isinya perihal apa? (Sumber: silabuzz.net)
Oleh alasannya itu, dibutuhkan kemampuan untuk menemukan inspirasi pokok dari suatu artikel atau bacaan. Supaya apa? Supaya kita tahu bersama-sama apa, sih, inti dari artikel itu? Apa gagasan utama atau inspirasi pokoknya? Supaya selesai baca, nggak main share di grup Whatsapp sambil bilang,
“GILA! ADA ANAK DIKUTUK JADI IKAN PARI KARENA DURHAKA!”
Well, sebelumnya, kita perlu mengetahui pengertian dari inspirasi pokok. Ide pokok yakni ide/gagasan yang menjadi pokok pengembangan paragraf. Makanya, nama lain inspirasi pokok yakni gagasan utama. Ide pokok terdapat di kalimat utama dan setiap satu paragraf hanya ada satu inspirasi pokok.
Satu hal yang perlu kau ingat adalah, kalimat utama ≠ kalimat pertama. Kalimat utama bisa ada di kalimat pertama, bisa pada kalimat terakhir, atau bahkan kalimat pertama dan terakhir.
Ada 5 langkah menemukan inspirasi pokok dengan mudah:
Oke, setelah mengetahui kelima langkah untuk menemukan inspirasi pokok, kita akan eksklusif praktik ya.
Coba perhatikan paragraf berikut:
Orang yang akan pensiun tidak perlu stres. Pensiun berarti tidak bekerja, tetapi menerima gaji. Dengan tidak berdinas lagi berarti mereka tidak mempunyai beban pikiran terhadap pekerjaan dan banyak waktu luang untuk bersantai. Kalau waktu luang itu bisa dioptimalkan dengan banyak sekali acara yang nyata dan produktif, tentu orang tidak akan terkena stres.
Pada paragraf di atas, inspirasi pokoknya yakni pada kalimat pertama. Yaitu “Tidak perlu stres ketika menghadapi pensiun”.
Kenapa?
Kalau kita analisis kalimat-kalimat lain, fungsi mereka hanya sebagai penjelas dari kalimat utama (kalimat pertama). Misalnya, pada kalimat ”Dengan tidak berdinas lagi berarti mereka tidak mempunyai beban pikiran terhadap pekerjaan dan banyak waktu luang untuk bersantai”. Kalimat ini mengacu kepada kalimat utama. Tugas dari kalimat ini yakni menawarkan “alasan” dari “Mengapa orang yang pension tidak perlu stres.”
Baca juga: 5 Poin dalam Penyampaian Gagasan dan Tanggapan dalam Diskusi
Sekarang kita coba pola lainnya ya:
Bencana banjir lumpur akhir jebolnya tanggul Situ Gintung di Tangerang Selatan menyebabkan banyak sekali macam penyakit. Beberapa penyakit yang akan timbul setelah tragedi yakni diare, tifus, leptospirosis dan demam berdarah. Masalah kesehatan pada korban dan masyarkat di sekitar lokasi lokasi tragedi harus segera diantisipasi. Beberapa penyakit itu muncul alasannya lingkungan kotor dan sumber air higienis yang terkontaminasi lumpur.
Pada paragraf ini, inspirasi pokoknya yakni “Bencana banjir menyebabkan banyak sekali penyakit”
Ada yang tahu kenapa?
Ya, menyerupai yang bisa kita lihat di atas, kalimat lain dalam paragraf ini hanya “menjelaskan” penyakit-penyakitnya. Pada kalimat dua, misalnya. Kalimat tersebut berisi pola dari penyakit yang ditimbulkan. Di sisi lain, kalimat terakhir menjelaskan penyebab dari munculnya penyakit tersebut.
Jadi, sudah mulai bisa menemukan inspirasi pokok?
Sekarang coba kerjakan soal berikut ya!
Gimana, Squad. Sudah paham kan perihal 5 langkah menemukan inspirasi pokok dalam paragraf dengan mudah? Mulai sekarang, coba terapkan langkah-langkah ini dan cari inspirasi pokok dari bacaanmu ya. Kalau kau ingin memelajari bahan menyerupai ini dengan lebih dalam sambil menonton video animasi, lengkap dengan infografik dan latihan soal, tonton aja di ruangbelajar!
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "5 Langkah Menemukan Wangsit Pokok Dalam Paragraf"
Posting Komentar