Teknologi.id – Aurora borealis (the Northern Lights atau Cahaya Utara) yaitu fenomena alam yang spektakuler yang disebabkan oleh partikel angin matahari dikala mereka meluncur cepat ke Bumi dan berinteraksi dengan materi kimia di atmosfer. Yang mungkin sedikit kurang populer tetapi sejenis halnya yaitu Aurora australis (the Southern Lights atau Cahaya Selatan), yang terlihat dari kawasan selatan potongan bumi selatan.
Aurora menampilkan cahaya yang seolah bergerak menari dengan warna mencolok. Hal ini merupakan daya tarik wisata yang menguntungkan bagi negara-negara menyerupai Norwegia dan Islandia. Hal ini bahu-membahu sedikit berbeda, jikalau mengikuti teori Bumi Datar atau The Flat Earther.
Hal ini disebabkan lantaran untuk aurora dengan berdasarkan teori bumi datar, sejumlah ilmu fisika yang sanggup anda anggap abnormal bermunculan. Secara khusus, ilmu fisika ini menyebutkan tidak memerlukan utara dan kutub selatan. Sementara intinya dengan teori yang kita ketahui yaitu bumi berputar dan bulat.
Bagaimana Aurora Terjadi?
Alasan Aurora dari utara (dan selatan) ada (selain dalam keadaan langka) secara langsung di sekitar kutub yaitu lantaran medan magnet Bumi. Medan magnet menimbulkan partikel matahari berkumpul di lintang paling utara dan selatan. Di sini, mereka berbaur dengan partikel oksigen dan nitrogen. Lalu melepaskan foton yang membentuk cahaya berwarna pelangi yang populer sangat agresif.
Interaksi dengan oksigen biasanya menimbulkan cahaya kuning dan hijau, sedangkan interaksi dengan nitrogen menghasilkan warna biru keunguan, ungu, dan (tidak terlalu sering). Kecerahan cahaya pada satu waktu berkorelasi dengan pergerakan partikel angin matahari dan garis medan magnet berosilasi.
Menurut mitologi Norse, aurora bahu-membahu yaitu jembatan api ke langit yang dibangun oleh para Dewa.
Ini membawa kita ke Bumi yang berputar dan bulat. Seperti yang akan dikatakan pada ilmu fisika konvensional, medan magnet yang diharapkan untuk aurora dihasilkan oleh anutan konstan logam cair di inti luar Bumi. Yang merupakan sebuah proses yang disebut efek dinamo atau dynamo effect. Aliran ini menghasilkan arus listrik, yang ketika diminta dikala rotasi Bumi pada porosnya membentuk medan magnet di sekitarbumi.
Jadi, apa yang akan terjadi jikalau dunia berhenti berputar? Dan mengikuti teori bumi datar?
Nah, berdasarkan NASA, “Jika Bumi berhenti berputar, medan magnetnya tidak akan lagi diregenerasi.” Itu berarti tidak ada lagi Northern Lights. Atau, dalam hal ini, Cahaya Selatan.
Itu juga akan menciptakan setiap makhluk hidup di planet ini rentan terhadap tingkat radiasi yang sangat tinggi yang berasal dari Matahari. Untungnya untuk kita semua, itu sangat mustahil terjadi dalam waktu dekat.
Untuk kehidupan kita juga pada ekosistem aurora, kita membutuhkan medan magnet dan, oleh lantaran itu sanggup diambil kesimpulan yang niscaya bumi itu berbentuk bulat.
Tetapi kita tidak sanggup menghalangi teori sains lainnya, teori bumi datar mempunyai klarifikasi sendiri untuk medan magnet dan Cahaya Utara dan Selatan.
Bagaimana Aurora Menurut The Flat Earther Atau Teori Bumi Datar
Dikutip dari Wiki klarifikasi mengenai Aurora berdasarkan Teori Bumi Datar
Aurora diyakini disebabkan oleh partikel bermuatan energi tinggi dari angin matahari yang terperangkap di dalam medan magnet Bumi. Ketika partikel bermuatan ini bergerak maju dan mundur sepanjang garis medan magnet. Mereka menjadi terlihat paling bersahabat dengan kutub magnet utara dan selatan. Di mana garis magnetik ini menjadi vertikal dan berinteraksi dengan atmoplane Bumi.
Cahaya ini baik di utara dan selatan, sanggup paling sering dan gampang dilihat selama bulan-bulan demam isu hambar dalam radius 2500 km. Dari garis medan magnet vertikal. Daerah ini juga dikenal sebagai zona aurora.
[ZS]
Sumber https://teknologi.id
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "√ Inilah Bagaimana Terjadinya Aurora, Bagaimana Dengan Teori Bumi Datar?"
Posting Komentar