Pak Botol Kehilangan Sandal Di Bandara




Pak Botol yaitu warga desa Tulung Harapan yang sederhana. Pak Botol tidak dapat baca tulis alasannya sewaktu sekolah ia tidak pernah serius mencar ilmu sehingga  tidak tamat Sekolah Dasar.  Penghasilannya pas-pasan hanya cukup untuk makan. Tapi ia punya impian ingin pulang ke tanah leluhurnya Pulau Bali dengan naik pesawat. Setiap kali melihat pesawat saat  bekerja di sawah  ia selalu berdoa supaya dapat mencicipi naik pesawat. Ia selalu kagum ketika melihat pesawat lewat di atasnya. “alangkah hebatnya benda yang berjulukan kapal terbang itu” pikirnya. Burung besi itu dapat terbang tinggi, cepat sekali jalannya  dan suaranya keras sambil membawa penumpang dan barang yang banyak. 

Karena keinginannya untuk naik pesawat sangat berpengaruh itu Pak Botol tak lupa selalu menyisihkan penghasilannya untuk ditabung dengan harapan suatu ketika ia dapat membeli tiket pesawat.

Singkat cerita, alasannya ketekunnannya dalam bekerja dan ekonomis dalam kehidupan sehari-hari. Setelah 2 tahun menabung cukuplah uangnya untuk membeli tiket pesawat Palembang-Denpasar pulang pergi. Teman-temannya menganjurkan supaya ia membeli tiket kelas bisnis dan pesawat pribadi supaya tidak repot transit lagi di Jakarta mengingat ia buta aksara tidak dapat baca tulis supaya tidak menyulitkan dirinya. Apalagi Pak Botol orangnya sangat pemalu, teman-temannya takut nanti ia malah kesasar dan hilang. Dengan dukungan tetangganya ia dapat membeli tiket pesawat dan menyiapkan pakaian yang tebaik untuk nanti digunakan ketika perjalanan nanti.

Pada hari yang telah ditentukan berangkatlah ia  ke Bandara Sultan Mahmud Badarudin II dengan  menumpang travel. Tetapi supaya tidak kebingungan di bandara ia minta diantar hingga proses check in dan boarding pass selesai. Maka demikianlah sesudah selesai check in  maka ia duduk di ruang tunggu sambil memegang tas bawaanya dengan dekat alasannya takut barangnya hilang.

Beberapa jam kemudian tibalah saatnya panggilan boarding pass. Ia segera menuju ketempat antrian boarding pass dan segera naik pesawat. Sampai di pesawat Pak Botol sempat kebingungan mencari daerah duduknya. Untunglah pramugari segera membantunya mengantarkannya  ke kursinya sesuai dengan nomor yang tertera pada tiketnya.

Di pesawat ia sangat menikmati perjalannya kebetulan bangkunya ada di samping kabin sehingga ia dapat melihat dengan terang pemandangan di luar pesawat.  Hatinya sangat senang alasannya alhasil ia dapat juga melaksanakan perjalanan dengan naik pesawat. Setelah terbang selama 2 jam 15 menit sampailah ia di Bandara I  Gusti Ngurah Rai Denpasar. Segera Pak Botol Turun dari pesawat. Tapi ia kebingungan ketika hingga diujung tangga pesawat. Melihat Pak Botol kebingungan di tangga pesawat seorang pramugari bagus menghampirinya.

Pramugari:  “Ada apa pak? Kok tampaknya bapak kebingungan mencari-cari sesuatu?” 

Pak Botol : “Anu mbak…. Saya mencari sandal saya,  yang saya lepas ketika naik pesawat tadi. Tapi kok gak ada ya???”

Pramugari: “Ya niscaya gak ada pak…. Bapak tadi naiknya di Palembang. Sekarang Bapak sudah hingga di Denpasar Bali….”

Pak Botol: “Haahhhh……..????!!!!”


Pesan moral:
Berlakulah sopan santun sesuai dengan porsi dan tempatnya. Jangan berlebihan alasannya dapat menciptakan anda menjadi orang yang aneh.




Sumber http://blijengah.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pak Botol Kehilangan Sandal Di Bandara"

Posting Komentar