Teknologi.id – Para peneliti Met Office berharap sanggup mencatat kenaikan terbesar dalam konsentrasi CO2 di atmosfer tahun 2019. Setiap tahun nya diketahui, karbon alami bumi karam alias terus menurun ibarat halnya hutan yang terus menyerap CO2 yang dihasilkan acara manusia. Namun diketahui tahun-tahun ketika wilayah Pasifik Tropis lebih hangat ibarat tahun ini, tumbuhan dan pepohonan tumbuh lebih sedikit dan menyerap gas dalam jumlah lebih kecil pula.
Aktivitas insan sehari-hari, ibarat pembakaran materi bakar fosil dan pembukaan hutan telah meningkatkan konsentrasi karbondioksida di atmosfer. Berbagai efek telah ditimbulkan akhir meningkatnya konsentrasinya di lingkungan ibarat efek rumah beling dan perubahan rujukan iklim.
Peningkatan rujukan konsentrasi karbon lingkungan menghipnotis acara metabolisme tanaman. Pada umumnya peningkatan konsentrasi karbondioksida lingkungan akan meningkatkan kecepatan fotosintesis tanaman. Namun, itu juga menyebabkan menurunkan kecepatan respirasinya.
Baca juga: Kimiawan Kembangkan Metode Baru Menyerap Karbon Dioksida di Udara
Keadaan ini akan mengganggu metabolisme dan pertumbuhan tanaman. Peningkatan kecepatan fotosintesis menyebabkan penimbunan karbohidrat, sedangkan penurunan kecepatan respirasi mengurangi energi yang diharapkan tanaman.
Beberapa tumbuhan mempunyai kecepatan respirasi yang meningkat di bawah lingkungan kaya CO2 sehingga meningkatkan penguraiaan karbohidrat. Peningkatan CO2 lingkungan menyebabkan stres pada tumbuhan sehingga meningkatkan biosintesis etilen. Hal ini sanggup mempercepat pemasakan atau penuaan sel tumbuhan sebelum waktunya.
Laju fotosintesis yang meningkat lantaran peningkatan konsentrasi karbondioksida menyebabkan perubahan rujukan alokasi karbon. Hal ini memilih kualitas tumbuhan sebagai sumber masakan bagi serangga herbivor sehingga menghipnotis interaksi serangga herbivor. Yang pada umumnya secara pribadi makan tumbuhan tersebut sehingga sanggup mengganggu kestabilan ekosistem secara global.
Komposisi Kimia di Atmosfer
Sejumlah ilmuwan pun menyampaikan tahun 2019 akan terlihat kenaikan CO2 jauh lebih besar dari tahun sebelumnya. Sejak tahun 1958, observatorium penelitian di Mauna Loa Hawaii, terus memantau dan mengumpulkan data ihwal komposisi kimia di atmosfer.
Untuk tahun-tahun pertama, ditemukan peningkatan 30% konsentrasi CO2 di atmosfer yang disebabkan oleh emisi materi bakar fosil dan deforestasi.
Ilmuwan beropini bahwa peningkatan lebih besar terjadi dengan semakin rusaknya hutan, tanah dan bahari untuk menyerap sekitar setengah dari yang diakibatkan acara insan selama ini.
Baca juga: 5 Cara Malas untuk Menyelamatkan Planet Bumi
Kemampuan Menyerap CO2 Bervariasi Setiap Musim
Saat ekspresi dominan panas, kadar CO2 di atmosfer turun ketika pohon dan tumbuhan menyerap lebih banyak karbon ketika mereka tumbuh. Di ekspresi dominan dingin, ketika mereka menjatuhkan daunnya, mereka menyerap lebih sedikit dan tingkat atmosfer pun meningkat.
Berbeda halnya ketika suhu lebih hangat dan lebih kering dari biasanya, pohon dan tumbuhan tumbuh lebih sedikit. Mereka menyerap lebih sedikit pula. Variasi alamiah ini diperparah setiap setiap tahun khususnya ketika insiden El Nino, yang sanggup disaksikan naiknya panas dari pasifik ke atmosfer.
“Kondisi permukaan bahari yang hangat kini akan berlanjut selama beberapa bulan ke depan dan itu akan mengarah ke respons vegetasi,” kata Dr Chris Jones dari Met Office, dikutip dari BBC News.
“Di seluruh dunia panas ini mempunyai dampak yang berbeda, di beberapa daerah panas dan kering dan Anda mendapat lebih banyak kebakaran hutan, di hutan hujan tropis contohnya Anda mengurangi pertumbuhan alami vegetasi.”
Menurut Met Office, batas-batas kemampuan untuk menyerap CO2 ini akan mengalami peningkatan konsentrasi sebanyak 2,75 potongan per juta. Konsentrasi CO2 rata-rata tahun 2019 diperkirakan 411ppm, melebihi konsentrasi sebelumnya pada 2013 yaitu 400ppm.
Prediksi tahun ini tidak akan sebesar di tahun-tahun El Nino sekitar 2015 – 2016 dan 1997 -1998. Hanya akan ada peningkatan yang sedikit mirip, sekitar setengah lusin kali semenjak pencatatannya dimulai.
Tren Jangka Panjang yang Berjalan Satu Arah
“Peningkatan CO2 dari tahun ke tahun semakin besar ibarat yang terjadi sepanjang kurun ke-20,” kata Dr Jones.
“Apa yang kami lihat untuk tahun depan akan menjadi salah satu yang terbesar dalam catatan dan itu niscaya akan mengarah pada konsentrasi CO2 tertinggi.”
“Peningkatan CO2 yakni fungsi dari kebergantungan kami pada materi bakar fosil,” kata Dr Anna Jones, dari British Antarctic Survey (BAS).
Baca juga: Herman Amrullah, Mahasiswa Pencipta Teknologi Mobil Berbahan Bakar Plastik
“Beberapa penahan dalam tingkat kenaikan muncul dari kemampuan Bumi untuk menyerap CO2 dari atmosfer, tetapi itu sanggup berubah dari tahun ke tahun ibarat yang ditunjukkan oleh Kantor Met.”
“Apa yang penting, bagaimanapun, yakni bahwa kenaikan terus-menerus dalam CO2 atmosfer sepenuhnya bertentangan dengan ambisi untuk membatasi pemanasan global menjadi 1,5C. Kita perlu melihat pengurangan laju emisi CO2, bukan peningkatan.”
Penemuan-penemuan ini dianggap mengkhawatirkan bagi peneliti lain. Ilmuwan Met Office menyampaikan bahwa tidak selalu mengikuti bahwa rekor konsentrasi CO2 akan menyebabkan rekor suhu global pada 2019, lantaran ada banyak faktor alami yang sanggup menghipnotis angka akhir.
(ZS)
Sumber https://teknologi.id
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "√ Kenaikan Konsentrasi Co2 Di Atmosfer Tahun Ini"
Posting Komentar