√ Sekarang Teknologi Ai Dapat Identifikasi Kelainan Genetik Dari Wajah Manusia

Foto: Ars Technica

Teknologi.id – Teknologi Artificial Intelligence (AI) sekarang sanggup secara akurat mengidentifikasi beberapa kelainan genetik langka memakai foto wajah pasien, berdasarkan sebuah studi baru.

Teknologi AI, yang disebut DeepGestalt, mengungguli dokter dalam mengidentifikasi berbagai sindrom dalam tiga percobaan dan sanggup menambah nilai signifikan dalam perawatan pribadi, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine.

Studi juga melaporkan jikalau 8 persen populasi insan mempunyai tanda-tanda genetik yang harus diperiksa dari wajah.

Baca juga:

• √ Perluas Layanan, Google Akuisisi Aplikasi Where Is My Train
• √ Fitur Penyaring Komentar Instagram Sekarang Mendukung Bahasa Indonesia
• √ 5 Hal Mengejutkan Yang Terjadi Di Dunia Teknologi Sepanjang 2018

DeepGestalt Sudah Melalui Tahap Uji Coba

Kecerdasan buatan DeepGestalt sudah diuji coba dan terbukti bisa mendeteksi sindrom Angelman.

Sindrom Angelman yaitu kelainan genetik yang memengaruhi sistem saraf dan menjadikan cacat fisik dan intelektual.

Gurovich dan tim peneliti juga sudah melatih DeepGestalt untuk menilik 17.000 gambar wajah dari pasien yang didiagnosis mempunyai penyakit genetik.

Dalam uji coba tersebut, DeepGestalt bisa bekerja lebih akurat dan cepat ketimbang jago klinis dalam menilik wajah pasien. Dalam setiap uji coba, DeepGestalt mengungkap daftar penyakit dalam tingkat akurasi mencapai 91%.

Cara Kerja Teknologi AI DeepGestalt

DeepGestalt Deep Convolutional Neural Network architecture. Foto: Medium.com

Teknologi ini bekerja dengan menerapkan algoritma deep learning pada karakteristik wajah dari gambar pasien yang disediakan, kemudian menghasilkan daftar sindrom yang mungkin.

Itu tidak menjelaskan fitur wajah mana yang menjadikan munculnya prediksi, kata penelitian itu. Untuk membantu para peneliti memahami dengan lebih baik, teknologi ini menghasilkan visualisasi heat map dengan melihat tempat wajah yang berkontribusi pada penjabaran penyakit.

Semua gambar yang dipakai dalam uji coba yaitu dari pasien yang sudah didiagnosis dengan suatu kondisi. Teknologi tidak mengidentifikasi apakah setiap pasien mempunyai kelainan genetik, tetapi mengidentifikasi kemungkinan kelainan yang telah didiagnosis.

Baca juga: Minimalkan Resiko Bunuh Diri, Peneliti Kembangkan Pil Anti Kesepian Kronis 

Jorge Cardoso, dosen dari sekolah biomedis King’s College London, mengakui jikalau teknologi AI ini sangat menarik.

Dia menambahkan, dalam sebuah email ke CNN, bahwa “kumpulan set data medis yang semakin besar dan terkuratori dengan baik telah memungkinkan alat AI untuk memprediksi mutasi genetik dari pencitraan fenotip yang mengurangi beban sistem perawatan kesehatan dan meningkatkan cara kita merawat pasien.” Fenotip yaitu karakteristik yang sanggup diamati.

“Ini yaitu salah satu pencapaian fantastis kecerdasan buatan yang sanggup mengubah keinginan hidup manusia. Ketika banyak orang memandang kecerdasan buatan dari sisi negatif, kami justru optimistis DeepGestalt sanggup membawa keinginan untuk kemanusiaan,” kata Peter McOwan, profesor ilmu komputer di Queen Mary University of London, ibarat dikutip dari CNN, Rabu (12/03/2019).

(DWK)

Sumber https://teknologi.id

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Share on Facebook

Share on Twitter

Share on Google+

Share on LinkedIn

Subscribe to receive free email updates: