Halo teman-teman! Bagaimana, masih galau menentukan jurusan? Kali ini, Ruangguru.com akan membahas salah satu jurusan yang juga banyak digandrungi yakni Hukum. Berbagai stereotype yang beredar mengenai jurusan ini sedikit-banyak bisa menggoyahkan keyakinanmu. Tapi, apa seluruhnya benar? Sebelum percaya, cek kebenarannya dulu yuk!
Mitos #1: Kuliah di jurusan Hukum itu harus jadi pengacara.
Fakta:
Tidak semua yang masuk jurusan aturan harus jadi pengacara atau bekerja di law firm ya, teman-teman. Ketika kau masuk jurusan ini, kau akan mendapatkan banyak sekali skill yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpikir, menganalisis, menulis, dan problem solving akan sangat diasah. Berbagai skill dasar ini tentu sanggup diaplikasikan pada banyak profesi. Tidak melulu menyerupai yang sering kita tonton di TV, yakni kasus pidana dan perdata saja. Lihat saja Najwa Shihab, jurnalis elok nan kritis ini dulunya mahasiswa aturan lho. Selain itu ada Once yang menentukan berkarier sebagai penyanyi. Bisa dikatakan jurusan ini mempunyai fleksibilitas pilihan kerja ketika lulus nanti. Kamu bisa kerja di dunia kreatif, human resource, pengusaha, dan sebagainya.
Mitos #2: Anak Hukum harus berakal bicara depan umum.
Fakta:
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, profesi di bidang aturan itu banyak. Pandai bicara tidak melulu menjadi kualitas nomor satu yang harus dimiliki. Skill yang wajib dimiliki yakni berpikir strategis, analisis data, mengolah sumber informasi, menyaripatikan apa yang terjadi, dan menemukan solusi. Hal-hal tersebut jauh lebih penting dibandingkan ‘hanya’ hebat bicara.
Ketika kau jadi mahasiswa hukum, kau akan berguru bagaimana biar omonganmu lebih berbobot. Makara jika hendak memberikan sesuatu, memperlihatkan statement, atau debat, harus ada dasarnya. Untuk apa berakal bicara jika tidak berisi, bukan? Public speaking itu layaknya keyboard komputer, semakin sering mengetik, akan semakin hebat pula kita. Makara jika ingin berakal bicara di depan umum, kau bisa lakukan dengan sering berlatih. Terbiasa lihat audience, niscaya kau semakin berani, dan pada kesudahannya bisa. Jadi, tidak ada yang perlu ditakutkan ya.
Mitos #3: Anak Hukum harus hapal Undang-undang.
Fakta:
Undang-undang yang sebanyak itu harus dihapal? Agak tidak mungkin ya, teman-teman. Saat masuk jurusan hukum, tidak semua undang-undang itu sudah niscaya terang lho. Kamu masih perlu menganalisis, membandingkan dengan undang-undang lainnya, dan menarik kesimpulan. Makara jangan eksklusif ditelan bulat-bulat ya. Tapi, tidak ada salahnya kau harus tahu dasar penting dari Undang-undang. Tidak mungkin dong di kondisi tertentu menyerupai “Saya boleh melaksanakan hal XYZ tidak?”, terus kau tidak bisa jawab, harus cek buku Undang-undang dulu? Jangan dihapal, tapi dimengerti. Kalau mengerti, kau tidak akan lupa.
Mitos #4: Pengacara itu membela orang yang salah.
Fakta:
Orang yang terang bersalah, kok malah dibela? Ketika menentukan benar atau salah dalam hukum, apa para pengacara tidak bertentangan dengan hati nurani ya? Di antara kau niscaya ada yang pernah berpikir demikian.
Jadi, dalam hukum, seseorang tidak dipandang bersalah hingga divonis bersalah. Pengacara itu kan seorang penegak hukum. Pada intinya, mereka tidak secara eksklusif membela seseorang yang dianggap bersalah, tapi membela hukum. Misalnya, ada tersangka teroris, kemudian diproses. Nah, kiprah pengacara bukan membebaskan si tersangka, tapi mengusahakan biar tersangka tidak dieksekusi melebihi kesalahannya. Untuk lebih jelasnya, nanti kau akan mendapatkan mata kuliah Tanggung Jawab Profesi yang bertujuan untuk membangun culture. Di mata kuliah ini kau akan mewawancara aneka macam profesi di bidang hukum. Selain itu, belajar instruksi etik dan melaksanakan pekerjaan yang penuh integritas.
Mitos #5: Kalau jadi mahasiswa aturan niscaya jadi aktivis.
Fakta:
Well, ketika masuk aturan kau akan disuguhi banyak sekali organisasi yang akan membangun karaktermu. So, jangan menutup diri dan banyak-banyaklah berorganisasi selagi kau masih muda. Tidak akan rugi kok, alasannya kau akan berguru kepemimpinan, mempelajari aturan lebih dalam, berafiliasi memecahkan kasus, mempersuasi, dan sebagainya.
Misalnya moot court (peradilan semu). Semua ini akan membentuk mental dan membuat integritasmu. Nah, dari aneka macam kegiatan sejenis ini juga kau akan banyak bertemu orang gres dan otomatis menambah koneksi. Dalam memperluas networking ini, kau juga harus terus membuatkan diri ya. Lakukan apapun dengan sebaik mungkin, dan orang akan tahu siapa dan bagaimana dirimu. Social skill perlu, tapi tetap harus ada kontribusinya dong, istilahnya “bring something to the table.”.
Jadi, bagaimana? Masih mau percaya sama mitos yang beredar? Mulai detik ini, perbanyak baca buku dan aneka macam referensi yuk agar pengetahuan semakin kaya. Dengan demikian, niscaya anutan akan lebih terbuka lagi.
*Artikel ini ditulis menurut hasil bincang-bincang dengan Ario Adimas, Dian Widayanti dan Muhammad Reza Pramadea pada kegiatan Ask Me Anything episode Teknik Industri yang telah diselenggarakan oleh Ruangguru.com pada Rabu, 4 Mei pukul 20.00.
[embed]https://www.facebook.com/ruanggurucom/videos/968773146552714/[/embed]
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "5 Fakta Yang Akan Mengubah Pandanganmu Ihwal Jurusan Hukum"
Posting Komentar