Proposal Perjuangan Jamur Tiram Putih




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT alasannya atas rahmat dan keridhoannya, kami bisa menciptakan suatu gagasan perjuangan yang Insya Allah akan bermanfaat bagi kami sebagai pemilik usaha, dan umumnya masyarakat. Punianjung ialah nama yang kami buat untuk acara perjuangan ini, yang begerak di bidang produksi jamur tiram.
Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, memberi saran, dan masukan–masukannya untuk kelancaran perjuangan ini. Semoga amal kebaikan kita semua dibalas oleh Allah SWT.
Penyusun menyadari dalam penyusunan tawaran ini masih banyak kekurangan dalam penyajiannya, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan di masa yang akan datang.









Kawali, September 2014


Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Berangkat dari niat untuk mendalami dunia perjuangan yang terbuka lebar serta impian untuk menunjukkan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka dengan segenap pengalaman, pengetahuan, dan aneka macam hasil survey serta konsultasi, penulis menyusun tawaran pengembangan perjuangan jamur tiram ini. Pengembangan perjuangan ini dipilih atas beberapa pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, biaya investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan untuk dana operasional usaha.
Budidaya jamur tiram putih yang berjulukan latin Pleurotus ostreatus ini masih tergolong baru. Di Indonesia budidaya jamur tiram mulai dirintis dan diperkenalkan kepada para petani terutama di Cisarua, Lembang, Jawa Barat pada tahun 1988, dan pada waktu itu petani dan pengusaha jamur tiram masih sangat sedikit. Sekitar tahun 1995, para petani di daerah Cisarua, yang semula merupakan petani bunga, peternak ayam dan sapi mulai beralih menjadi petani jamur tiram meski masih dalam skala rumah tangga. Dalam perkembangannya, beberapa industri berskala rumah tangga bergabung hingga terbentuk CV dan mempunyai tubuh hukum.
Sekilas Tentang Jamur Tiram Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain alasannya mempunyai cita rasa yang khas, jamur tiram juga mempunyai nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8 %. Selain itu jamur tiram mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih lengkap sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan materi pangan masa depan.

Selain itu juga jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan yaitu :
dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah. Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % hingga 24,6% yang sangat baik bagi pencernaan. Antitumor, antioksidan dan lain lain. Budidaya jamur tiram mempunyai prospek ekonomi yang baik. Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan sanggup dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain itu, konsumsi masyarakat akan jamur tiram cukup tinggi, sehingga produksi jamur tiram mutlak diharapkan dalam skala besar.
Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang mempunyai serat lunak menyerupai jenis kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram yakni 20° – 28°C, dengan kelembaban 80 – 90 %.
A.  Latar Belakang Budidaya Jamur
Pemilihan bentuk perjuangan budidaya jamur tiram ini dilatarbelakangi oleh :
• Budidaya jamur tiram mempunyai prospek ekonomi yang baik. Pasar jamur tiram yang telah terperinci serta undangan pasar yang selalu tinggi memudahkan para pembudidaya memasarkan hasil produksi jamur tiram.
• Merupakan salah satu jenis perjuangan yang mempunyai tingkat kerumitan sederhana dan membutuhkan modal yang terjangkau.
• Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan sanggup dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong materi yang murah dan gampang diperoleh menyerupai serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan aneka macam pestisida atau materi kimia lainnya.
• Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pertanian jamur tiram.
• Media pembelajaran yang bertanggung jawab bagi penulis dalam memasuki dunia bisnis.
B.Visi
Menjadi industri budidaya jamur tiram yang sanggup bersaing, menghasilkan produk dengan kualitas baik serta memenuhi kebutuhan jamur tiram dalam negeri khususnya daerah Ciamis sekitarnya dan Indonesia pada umumnya.

C.  Misi
• Meningkatkan taraf hidup petani dengan menghasilkan jamur berkualitas baik.
• Memperkenalkan jamur tiram secara luas kepada masyarakat melalui pendekatan kualitas (cita rasa, mutu dan kesegaran) dan pendekatan pelayanan konsumen.
• Membuka pembinaan budidaya jamur tiram kepada masyarakat secara luas.
• Mensosialisasikan manfaat jamur tiram bagi kesehatan masyarakat sekitar Bandung pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
1.2  Maksud dan Tujuan
1.2.1        Maksud
Melalui upaya budidaya jamur tiram maka limbah industri pengolahan kayu sanggup termanfaatkan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup disamping menyebabkan sumber perjuangan bagi kelompok.
Menciptakan peluang perjuangan dan meminimalisir terjadinya urbanisasi dan mencari lapangan kerja ke luar daerah.
1.2.2        Tujuan
Meningkatkan pendapatan keluarga dan sanggup meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kampung .

 1.3  Organisasi
 













Ketua



Oman
Margamulya, September 2014
Sekretaris


Ade Ridwan Nugraha




artikel terkait : Persiapan pendirian usaha


BAB II
ANALISIS PASAR

A.      Deskripsi Produk
Produk jamur tiram yang dihasilkan berupa :
• Menghasilkan aneka macam jenis jamur tiram yang berkualitas baik.
B.       Prospek Pasar
Budidaya jamur tiram di Kecamatan Kawali telah mempunyai pasar yang jelas. Hampir semua petani jamur tiram mempunyai hubungan dengan pedagang yang siap mendapatkan hasil produksi jamur tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi kalau dibandingkan dengan tumbuhan sayuran lainnya.
1. Dari hasil analisis pemesanan yang dilakukan oleh para pedagang jamur terhadap petani jamur tiram sangat terperinci terlihat prospek yang sangat baik, petani jamur tiram hanya bisa memnuhi undangan pasar sekitar 75 % dari 1ton/hari  yang dibutuhkan , dengan begitu petani sangat besar kemungkinan untuk membesarkan usahanya untuk memenuhi undangan pasar.
2. Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan kesehatan.
3. Jamur ketika ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya rujukan makan masyarakat kepada materi pangan organik.
C. Kebutuhan dan Kecenderungan Pasar
Target ‘market’ perjuangan ini yakni konsumen jamur dari ‘house need’ sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa ‘retail’ pada beberapa kota besar.
Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada secondary goods, namun undangan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen hotel dan restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi ‘suppliers’ jamur tiram masih minim dan masih sangat dibutuhkan.
Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi yakni pelayanan akan faktor ‘satisfaction’ penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu, jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.
D.      Target Pasar
Pada tahun-tahun awal, pemasaran produk difokuskan pada pasar domestik, ‘traditional market’, dan ‘house need’.
Produk jamur segar yang dihasilkan akan dipasarkan ke / melalui :
1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke aneka macam wilayah di Ciamis dan sekitarnya.
2. Pasar Galuh Ciamis dan sekitarnya. Sebagai gambaran, undangan pasar induk menyerupai pasar Ciamis
3. Pasar Ciamis undangan atas produk jamur tiram ini sangat tinggi sehingga untuk skala produksi yang direncanakan dalam tawaran ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar induk.
E. Proyeksi Pengembangan Usaha
Usaha ini diorientasikan sebagai perjuangan kecil berdasarkan banyak pakar ekonomi, namun perjuangan tersebut dipandang sebagai tulang punggung dalam salah satu pemulihan ekonomi Indonesia. Untuk itu pengembangan budidaya jamur ini akan dibagi dalam tiga tahap, yaitu: tahap industri kecil awal, tahap industri kecil lanjut, dan tahap industri menengah. Penjelasan mengenai ketiga tahap industri tersebut yakni sebagai berikut :
1.    Tahap Industri Kecil Awal
• Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya yang besar lengan berkuasa dan kokoh.
• Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil budidaya jamur.
• Penyempurnaan sistem produksi, keuangan dan distribusi.
• Penambahan tenaga kerja.
• Pencarian investor (guna penambahan modal perjuangan yang di orientasikan perkembangan perusahaan).
Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri kecil yang kokoh.
2.    Tahap Industri Kecil Lanjut.
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Setelah kebutuhan dana mencukupi, dan seluruh kekurangan telah sanggup diatasi, maka dimulailah industri kecil lanjut yang ditargetkan untuk mempunyai perijinan dan pembentukan tubuh usaha. Industri ini diharapkan bisa menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pekerja agresif di pecahan produksi hingga profesional di bidang pemasaran, R & D dan administrasi. Tahap industri kecil lanjut ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri menengah yang bisa menghasilkan jamur tiram hingga 75 % kebutuhan pasar.
3.    Tahap Industri Menengah Nasional.
Secara umum, tahap industri menengah yakni perluasan dari industri kecil, mulai dari sistem, kapasitas produksi hingga perluasan distribusinya. Tidak tertutup kemungkinan untuk melaksanakan ekspor. Tahap ini diharapkan sanggup menyerap menyerap tenaga kerja lebih banyak.









BAB III
FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG

Setiap perjuangan yang dijalankan, niscaya ada yang sukses dan ada yang belum sukses menyerupai halnya perjuangan ini. Ada beberapa hal yang berdasarkan kami akan menghambat dan sangat mendukung dalam menjalankan perjuangan ini.
A. Faktor penghambat tersebut diantaranya :
1. Banyaknya perjuangan yang sama.
2. Harga materi baku yang tidak stabil.
Tapi kami sudah merencanakan untuk memecahkan duduk masalah faktor penghambat tersebut diantaranya yaitu dengan berhati–hati dalam mengelola setiap anggaran dana yang akan dikeluarkan. Sedangkan untuk mengatasi faktor yang kedua, yakni harga materi baku tidak stabil, kami menyiasatinya dengan membeli materi baku pribadi kepada petani setempat semoga memperoleh harga yang lebih murah.
B. Faktor Pendukung Usaha Ini Diantaranya :
1. Kondisi tempat, dan peralatan yang memadai.
2. Higienis dan harga yang relatif terjangkau.
3. Merupakan salah satu pecahan produk yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat.







BAB IV
ANALISIS OPERASIONAL

A.      Lokasi Produksi
Lokasi perjuangan Punianjung berada di Jl. Kawali-Panjalu Desa Margamulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis Tlp : 081298774243 Kawali 46253.
B.       Kapasitas Produksi
Diperkirakan dalam tahap awal memproduksi sekitar 3000 baglog. Panen dilakukan sehabis 1 bulan penanaman jamur tiram dan panen dilakukan setiap haridan  penanaman tersebut hanya bisa memenuhi 75 % kebutuhan pasar.
C.       Proses Produksi
Proses produksi dijelaskan dalam sketsa sebagai berikut.
D.      Investasi Yang Dibutuhkan.
Investasi awal yang dibutuhkan yakni sebesar 70  juta rupiah. Investasi diperoleh dari uang yang terkumpul pada setiap pendiri usaha.
E.       Rancangan Produksi
Sebagai gambaran, sarana dan prasarana utama menyerupai bangunan kumbung dan kelengkapannya dalam pengembangan perjuangan ini telah tersedia sehingga investasi yang ada akan difokuskan untuk biaya operasional usaha.
F.        Profil dan Struktur Kepengurusan.
Struktur kepengurusan dibentuk sesederhana mungkin sehingga selama tahap industri rumah tangga, tiap pengurus memegang  jabatan rangkap. Susunan kepengurusannya yakni sebagai berikut :
1.    Satu orang Manajer Utama merangkap Manager Pemasaran bertugas mengelola perusahaan secara umum. Sebagai seorang Manager Pemasaran, ia pun bertugas membuka pasar, melaksanakan perundingan bisnis dan memastikan produk dipasarkan dengan baik dan hingga ke konsumen tanpa masalah.
2.    Satu orang Manajer Operasional Harian merangkap Manager Produksi. Direktur Operasional dan Manajer Produksi bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi secara keseluruhan, melaksanakan pengembangan bibit, memastikan produk berada dalam kondisi baik.
3.    Satu orang Manajer Keuangan. Manajer Keuangan bertugas melaksanakan analisis keuangan dan mempunyai pertanggungjawaban penuh pada pengaturan arus pengembalian modal dan pembagian laba pada investor. Bersama dengan manajer lainnya juga berkordinasi dalam melaksanakan pengembangan dan perluasan skala produksi secara bertahap.
Dalam sasaran jangka panjang, sehabis memasuki tahap industri menengah, susunan kepengurusan akan disempurnakan dengan penambahan pengurus gres dan tidak ada lagi jabatan rangkap. Divisi produksi akan diorientasikan sebagai divisi padat karya, sehingga bisa menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja terlatih akan direkrut dari lulusan yang cakap dan ulet, dan tenaga pemasaran akan ditambah sesuai dengan kapasitas produksi berjalan.













BAB V
ANALISIS KEUANGAN

A. Analisis Modal Yang Di Butuhkan  (Skala Produksi 3000 log)
1. Modal tetap
Lahan (10 m x 8 m) = Rp. 20.000.000
2. Biaya Penyusutan
Biaya pembuatan Gubuk  = Rp. 15.000.000
3. Modal kerja (Biaya operasional)
a. Bahan baku untuk 3000 log
Biaya 3000 baglog  = Rp. 7.500.000
b. Gaji pegawai
Jumlah total per isu terkini = Rp.3.000.000
c. Operasional  = Rp. 500.000
4. Total Modal =  Modal tetap + modal Penyusutan + Modal Kerja
= Rp. 20.000.000 + Rp. 15.000.000 + Rp. 11.000.000
= Rp. 46.000.000
D.      Modal  Yang Terkumpul
Diperoleh dari 3 orang pendiri Usaha :
3 orang  x  Rp. 10.000.000  =  Rp. 30.000.000 



E.   Tambahan Modal Yang Dibutuhkan
Total Modal – Modal Yang Terkumpul  =  Rp. 46.000.000  -  Rp. 30.000.000 
                                                                    = Rp. 16.000.000 
D. Perhitungan  Pendapatan
1. Pendapatan kotor
Produksi jamur (kegagalan 20%) = (3000 x 20%)log x 0,25 kg
                                                      = 650 kg
650 kg  x 7000 = Rp. 4.550.000/hari
2. Biaya Produksi 1 kali penanaman = Biaya materi baku + Biaya
                                                                 Pekerja + operasional
  = Rp. 7.500.000 + Rp. 3.000.000 + Rp. 500.000
  = Rp. 11.000.000
3.    Pendapatan higienis (Net Profit) = pendapatan kotor – biaya produksi
= Rp. (4.550.000 x 7) – Rp. 11.000.000
= Rp.20.850.000
4.    Break Event Point
BEP Produksi = Total biaya produksi / harga satuan
= 11.000.000 / 7000
= 1571,4 kg
Artinya budidaya jamur tiram tidak menerima untung dan juga tidak mengalami kerugian kalau jumlah produksi sebesar  1571,4 kg
BEP Harga = Total biaya produksi / jumlah produksi
= 11.000.000 / 3000
= Rp. 3.666,67
Artinya perjuangan ini tidak mendapatkan untung dan juga tidak mengalami kerugian kalau harga jual Rp. 2933,33  per kilo
5.    Benefit Cost Ratio
BC Ratio = Rp. 20.850.000/ Rp. 11.000.000
= 1.895
Artinya pendapatan higienis yang diperoleh dalam perjuangan pembibitan bibit jamur yakni 1.895 di atas total biaya.
6.    Masa Pengembalian Modal
dengan penghasilan higienis sebanyak  Rp. 20.850.000 dalam setiap 1 kali penanaman jamur dihitung modal perjuangan sanggup diperkirakan akan kembali pada 2 kali penanaman jamur tiram dengan waktu kurang lebih 1 bulan 1 minggu.
7.    Pembagian keuntungan
Pembagian laba higienis direncanakan yakni sebagai berikut:
Kepentingan sosial : 5% (zakat 2,5% + kepentingan sosial 2,5%)
profit
Pengembangan perjuangan : 25 % profit
Pengelola : 20 % profit
Dividen investor : 50 % profit (20% profit share ; 30% pengembalian modal)





BAB VI
ANALISIS MANAJEMEN

A.      Manajemen Pengelolaan
Dalam kurun waktu tahun 2013 hingga dengan 2014  difokuskan pada pemantapan produksi. Maksudnya yakni menciptakan perjuangan perdagangan jamur tiram tersebut menjadi dikenal dan tersosialisasi dengan baik untuk seluruh lapisan masayarakat, bahwasannya jamur tiram yang dikembangkan ternyata sanggup diterima dengan baik oleh masyarakat.
Sumber daya insan yang dikelola dalam pembudidayaan jamur tiram  juga masih sangat minim pengetahuannya. Sehingga perlu sekali pemahaman dengan cara pembelajaran terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan beberapa cara, contohnya studi banding, mengikuti pelatihan, ataupun studi literatur dari aneka macam media cetak maupun elektronik, baik lokal maupun internasional. Kebanyakan karyawan juga berasal dari daerah sekitar lokasi usaha, dengan kondisi yang cukup minim untuk kualifikasinya, sehingga banyak sebagai tenaga agresif pada pecahan produksi.
Strategi marketing juga dilakukan melalui blog-blog di internet dan media umum ihwal Profil perjuangan dan marketingnya. Bahkan yang sudah berjalan yakni konsultasi mengenai kebijaksanaan daya jamur melalui email yang sudah berjalan sebelumnya.
Manajerial masih dilakukan secara sederhana, namun sudah lebih terkonsep dan penuh strategi, sedangkan pendataan, manajemen dan keuangan sudah terkomputerisasi. Sehingga untuk keuangan sudah lebih tertata rapi dan terpilah antara keuangan keluarga dan usaha.







BAB VII
PENUTUP

A.      Antisipasi Masa Depan
Sebagai wirausahawan yang baik, kami tidak akan membiarkan perjuangan ini berjalan secara mendatar. Kami akan terus mencoba memperbaiki kualitas pekerjaan kami, semoga para peminat dan konsumen puas atas jamur yang kami buat. Karena apabila kualitas jamur tiram kami tidak kami tingkatkan kemungkinan besar perjuangan ini tidak akan maju, dan terancam bangkrut.
B.       Kesimpulan
Menurut kami perjuangan ini sanggup berkembang dan akan mencapai keberhasilan. Kami sangat yakin bahwa perjuangan ini akan maju dan terus berkembang alasannya dilakukan oleh orang–orang yang mempunyai kualitas dalam menjalankan setiap pekerjaan. Kami sadar bahwa perjuangan ini tak akan pribadi berkembang pesat tapi kami akan terus berjuang untuk terus menjalankan dan membuatkan perjuangan ini.
C.       Saran

Demikian tawaran pengembangan perjuangan jamur tiram ini penulis susun. Dari hasil analisis penulis mengenai peluang pemasaran, operasional, dan keuangan, penulis optimis bahwa budidaya jamur tiram ini layak dan berpotensi tinggi untuk dikembangkan.

Sumber http://indonugraha.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Proposal Perjuangan Jamur Tiram Putih"

Posting Komentar