Pengendalian Antraknosa – Indonesia ialah negara yang mempunyai tanah yang subur sehingga banyak sekali lahan yang dipakai untuk pertanian. Salah satu tanaman yang ditanam di aneka macam wilayah di Indonesia ialah cabai. Bertanam cabai tentunya tidak gampang lantaran banyak sekali hama dan penyakit yang sanggup menyerang tumbuhan cabai, salah satunya yaitu Antraknosa atau biasa disebut dengan penyakit patek.
Antraknosa atau patek hampir selalu menyerang disetiap demam isu tanam cabai. Pada demam isu hujan biasanya patek mengakibatkan kerusakan parah, namun tidak menutup kemungkinan patek menyerang di ketika demam isu kemarau. Tentunya patek ini sangat meresahkan para petani.
Artikel terkait: Panduan Cara Menanam Cabe Di Pot yang Benar!
Pasalnya, harapan petani akan hasil pengorbanan dan kerja kerasnya musnah begitu saja lantaran tumbuhan cabainya habis diserang penyakit patek. Penyakit patek inilah yang seringkali dikambing hitamkan ketika harga cabai mahal di demam isu hujan. Pasalnya banyak cabai gagal panen atau produksi menurun akhir terjangkit patek.
Selama ini belum ada jenis cabai yang tahan penyakit patek. Diantara beberapa jenis cabai, cabai keriting relatif lebih tahan patek dibandingkan cabai lainnya. Saat kondisi mendukung, penyebaran patek sangat cepat, tidak hanya buah, daun dan batangpun kerap terjangkit sehingga perlu dilakukan pencegahan dan pengobatan semenjak dini, baik secara manual dan kimia supaya kerugian sanggup diminimalisir.
Pengetahuan wacana penyakit patek, penyebab, tanda-tanda dan cara penanganannya sangat diharapkan supaya tumbuhan cabai sanggup dipanen dengan segar dan dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi. Nah, berikut ini ialah beberapa gosip terkait cara pengendalian Antraknosa pada cabai. Yuk, simak ulasannya!
Artikel terkait: Panduan Cara Menanam Hidroponik Cabe Step by Step
Apa itu Antraknosa?
Antrakosa ialah penyakit pada cabai yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici dan jamur Gloeosporium sp yang berkembang pada kelembaban di atas 90% dan suhu di bawah 320C.
Jamur Colletotrichum capsici dan jamur Gloeosporium sp dapat bertahan hidup di dalam tanah dengan sisa-sisa tumbuhan atau buah yang telah terinfeksi. Penularan penyakit antraknosa sanggup melalui hembusan angin, alat-alat pertanian, percikan dari air hujan dan penyemprotan pestisida, serta manusia.
Antraknosa umumnya menyerang hampir semua pecahan tanaman, mulai dari cabang, daun, sampai buah. Fase serangannya pun beragam, sanggup dimulai dari fase perkecambahan atau bias juga pada fase pembuahan.
Jamur ini akan menginfeksi dinding sel tumbuhan ketika fase perkecambahan yang akan mengakibatkan tumbuhan gagal berkecambah. Selain itu, jamur juga menyerang pada ketika fase pembuahan sehingga akan mengakibatkan buah yang hendak dipanen anyir dan mengering.
Gejala awal yang muncul apabila tumbuhan terinfeksi oleh jamur ini ialah terdapat tanda bercak melingkar cekung berwarna coklat pada buah di pecahan pusatnya serta berwarna coklat muda pada sekeliling lingkaran.
Lama kelamaan, penyakit patek terus berkembang dan bercak yang ditimbulkan tersebut akan meluas kemudian mengakibatkan buah membusuk, kering dan jatuh. Buah yang seharusnya berwarna merah akan bermetamorfosis warna merah jambu keabu-abuan ataupun kehitaman.
Jika buah yang berpenyakit dibuka, permukaan bawah kulit tertutupi dengan sekumpulan koloni berwarna hitam atau sclerotia dari jamur. Saat cuaca kering jamur hanya membentuk bercak kecil dan tidak meluas.
Namun sehabis buah dipetik, lantaran kelembaban udara yang tinggi selama disimpan, jamur akan berkembang dengan cepat. Penyakit patek akan meluas sangat cepat terutama ketika demam isu penghujan.
Artikel terkait: Merk Pupuk Cabe Terbaik
Pencegahan dan Pengendalian Antraknosa pada Cabai
Penyakit antraknosa sanggup dicegah dengan aneka macam cara, diantaranya ialah memakai bibit yang sehat. Pilihlah bibit yang berasal dari cabai sehat, bukan bibit dari cabai yang sebelumnya sudah terkena penyakit antraknosa.
Hal ini dikarenakan spora jamur masih sanggup bertahan pada benih. Sebelum disemai, rendam biji di dalam air hangat sekitar suhu 55 derajatg celcius selama kurang lebih setengah jam. Biji juga bias direndam dalam larutan fungisida menyerupai benlate dengan takaran 0,5gr/Liter.
Lalu, tanamlah cabai yang lebih tahan terhadap patek, contohnya jenis cabai keriting. Gunakan pula lahan tanam yang bukan bekas dari tumbuhan famili solanaceae menyerupai terong, tomat, paprika dan lain-lain. Hal ini dikarenakan spora jamur Colletotricum capsici dan Gloeosporium sp dapat bertahan di dalam tanah sampai waktu tahunan sehingga sanggup menginfeksi tumbuhan selanjutnya.
Selain itu, kau juga sanggup melaksanakan perempelan tunas air, penyiangan dan pengaturan genangan air. Cara ini merupakan pecahan dari tindakan pencegahan yang ditujukan supaya lingkungan sekitar tumbuhan tidak lembab.
Pasalnya, antraknosa disebabkan oleh jamur yang perkembangannya sangat didukung oleh lingkungan yang lembab. Mengatur jarak tanam yang agak lebar juga penting, yakni sekitar 65-70cm dan ditanam secara zig-zag. Cara ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban udara serta mengakibatkan sirkulasi udara lancar lantaran jarak antar tumbuhan tidak terlalu dekat. Keuntungan lainnya, buah akan tumbuh lebih besar.
Tidak lupa, lakukan pegamatan secara rutin. Jika terdapat tumbuhan yang telihat menunjukkan tanda-tanda terjangkit antraknosa, segera lakukan penanganan yang tepat. Penanganan sanggup dilakukan dengan cara menciptakan atau aben buah cabai yang terjangkit penyakit supaya jamurnya tidak pindah ke tumbuhan yang sehat.
Lakukan penyemprotan fungisida rutin setiap seminggu sekali semenjak pembungaan atau pembentukan buah pertama. Bisa juga dilakukan kalau hujan turun pada malam hari.
Gunakan mulsa hitam perak supaya sinar matahari sanggup dipantulkan ke pecahan bawah permukaan daun sehingga kelembaban tidak begitu tinggi. Disamping itu penggunaan mulsa plastik sanggup mencegah persebaran spora melalui percikan air hujan.
Kamu juga sanggup memakai pupuk yang mengandung unsur Nitrogen rendah untuk mengendalikan serangan penyakit antraknosa. Hal ini dikarenakan unsur Nitrogen sanggup menciptakan tumbuhan menjadi rimbun dan kesannya menciptakan lingkungan tumbuhan tersebut menjadi lembab.
Tambahkan pula pupuk yang mengandung unsur kalsium tinggi. Pemberian kalsium akan menciptakan dinding sel tumbuhan lebih berpengaruh kebal terhadap jamur. Pemberian kalsium sanggup dilakukan dengan pengocoran kapur pertanian (CaMg(CO3)2).
Namun, kalau tumbuhan cabai sudah terinfeksi oleh jamur Colletotrichum capsici, cara penanganannya ialah dengan melaksanakan pengedalian via fungisida, sanggup memakai beberapa jenis fungisida yaitu mankozeb, propineb, klorotalonil, tembaga hidroksida, benomil, metalaksil dan lain-lain.
Gunakan setiap tiga hari sekali kalau tingkat serangan semakin parah. Dapat pula memakai pestisida nabati, yaitu gabungan nimba, serai dan laos dengan perbandingan 8:6:6 atau 6:6:6. Atau memakai larutan daun tembakau pada air 1:20, efektifitasnya setara dengan fungisida kimia Mancozeb 0,2%.
Tidak lupa, bersihkan dan buang jauh buah cabai anyir atau batang, ranting maupun daun yang terjangkit patek serta hentikan pengairan kalau kondisi tanah masih lembab.
Itulah beberapa cara pengendalian Antraknosa pada cabai yang mesti anda lakukan. Perlu diperhatikan, pencucian buah yang terjangkit dari tanah dan tumbuhan harus tetap dibakar supaya serangan tidak semakin parah.
Jika beberapa cara di atas sudah dilakukan, namun penyakit patek masih menyerang, maka segeralah memusnahkan tumbuhan dengan cara cabut dan kemudian dibakar. Lakukan pencegahan dan kenali penyakit Antroksa pada tumbuhan cabai anda semenjak dini, supaya sanggup segera diatasi dan tidak menular ke tumbuhan lainnya.
Sehingga tumbuhan cabai anda terhindar dari Antraknosa dan sanggup memanen cabai segar dengan kualitas tinggi. Selamat mencoba!
Artikel terkait: Panduan Cara Budidaya Cabai untuk Pemula, Lengkap!
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Cara Pengendalian Antraknosa Pada Cabe Yang Benar"
Posting Komentar