Pengendalian Antraknosa Pepaya – Pepaya merupakan salah satu komoditas buah yang banyak tumbuh di Indonesia. Pepaya juga mempunyai kemampuan untuk sanggup berbuah di sepanjang tahun. Buah ini termasuk salah satu jenis buah lokal yang sangat disukai oleh banyak sekali kalangan.
Selain itu, Pepaya juga memang mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi dengan kisaran harga yang relatif terjangkau. Hal ini tentunya pertanda potensi pasar pepaya yang masih sangat luas dan mempunyai peluang bisnis yang masih terbuka lebar.
Saat ini sudah banyak petani yang membudiyakan pepaya dalam jumlah yang cukup besar. Namun, dalam setiap perjuangan niscaya ada yang namanya hambatan ataupun hambatan yang dilalui oleh pebisnis. Demikian juga dengan bisnis budidaya tumbuhan pepaya ini, niscaya juga akan mengalami hambatan dan hambatan.
Petani pepaya seringkali mengalami kerugian karena produksi dari buah pepaya yang tidak maksimal, kualitas buah yang buruk, bahkan gagal panen.
Hal tersebut dikarenakan banyak sekali faktor yang mempengaruhi, contohnya saja menyerupai kekurangan unsur hara, teknik budidaya yang tidak tepat, dan serangan dari organisme pengganggu tumbuhan atau disebut OPT.
Dari beberapa faktor tersebut, serangan OPT merupakan faktor lebih banyak didominasi atau utama yang mengakibatkan penurunan kualitas dan produksi buah pepaya.
Serangan OPT mengakibatkan banyak sekali penyakit salah satunya yaitu antraknosa. Lalu apakah sejatinya penyakit ini dan bagaimana cara pengendalian antraknosa pepaya? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Penyebab Penyakit Antraknosa pada Pepaya
Penyakit Antraknosa merupakan salah satu penyakit penyebab utama menurunnya kualitas dan kuantitas pada buah pepaya. Penyakit antraknosa pada tumbuhan pepaya ini disebabkan oleh jamur yang berjulukan Colletotrichum gloesporiodes.
Di Indonesia sendiri, penyakit ini sudah dikenal semenjak usang sebagai penyakit utama dari tumbuhan pepaya. Serangan penyakit antraknosa seringkali dijumpai pada tempat yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi.
Kondisi iklim yang cenderung lembab atau berair juga membantu dalam mendukung perkembangbiakkan penyakit antraknosa ini sehingga menimbulkan serangan menjadi semakin parah serta menimbulkan tanda-tanda serangan yang berbeda dari tanda-tanda biasanya.
Antraknosa sanggup menyerang bibit pepaya, batang, buah hingga daun pada tumbuhan pepaya. Bahkan, seluruh penggalan memang bisa terjangkit penyakit ini. Jamur Colletorichum gloeosporioides mempunyai bentuk yang tepat dengan nama Glomerella cingulata.
Bentuk tepat merupakan fase kehidupan cendawan yang mana diperoleh dari perkawinan silang sehingga menghasilkan keragaman genetik yang tinggi. Adanya bentuk tepat tersebut mengakibatkan cendawan patogen menjadi lebih cepat berubah menjadi resisten terhadap fungisida dan cepat menjebol ketahanan tanaman.
Selain itu, bentuk tepat juga sanggup berfungsi sebagai cara untuk bertahan hidup karena mempunyai struktur khusus dinding yang cukup tebal.
Gejala Antraknosa pada Pepaya
Nah, karena penyakit antraknosa bisa menyerang pada bibit, batang, daun dan bahkan buah pepaya, jadi ada banyak tanda-tanda yang berbeda yang akan ditimbulkan.
Gejala di setiap bagiannya pun juga berbeda. Kalian bisa memperhatikan gejala-gejala di setiap penggalan pohon pepaya. Untuk lebih jelasnya berikut gejala-gejala yang bisa kalian pelajari. Check this out!
Gejala Antraknosa pada Pembibitan Pepaya
Pada pembibitan pepaya, jikalau media untuk menyemai terlalu lembab atau berair karena curah hujan yang tinggi dan drainase, biasanya akan menimbulkan rebah kecambah alias dumping-off.
Gejala yang bisa dilihat yaitu pembusukan pangkal batang dan akar menjadi berwarna coklat. Biasanya pula, antraknosa pada bibit pepaya akan menimbulkan tanda-tanda laten atau bibit tampak sehat.
Gejala Antraknosa pada Batang Pepaya
Gejala awal serangan pada batang sanggup dilihat dari matinya jaringan pada batang yang ditandai dengan munculnya kebasahan berwarna abu- bubuk atau kehitaman disertai bintik-bintik berwarna oranye di permukaan.
Kemudian pada jaringan batang yang mati semakin usang akan membentuk suatu lengkungan atau cekungan. Bagian batang bersahabat pucuk merupakan penggalan yang sering diserang antraknosa. Hal tersebut mengakibatkan tanda-tanda mati pucuk pada tumbuhan pepaya.
3. Gejala Antraknosa pada Daun Pepaya
Infeksi yang disebabkan oleh jamur Colletorichum gloeosporioides ini akan menimbulkan bercak kecoklatan pada daun pepaya di awal masa infeksinya. Kemudian daun yang terjangkit tersebut muncul bintik-bintik berwarna oranye yang setelahnya mengakibatkan daun pepaya menjadi gugur.
Walaupun serangan antraknosa pada daun tidak kuat banyak terhadap produksi buah, namun berperan serta dalam membuatkan spora jamur patogen.
4. Gejala Antraknosa pada Buah Pepaya
Gejala awal bisa dilihat dari bercak kebasahan pada permukaan buah pepaya karena adanya jaringan yang mati. Kemudian pada jaringan yang mati tersebut akan muncul lekukan atau cekungan. Selanjutnya, cekungan tersebut akan meluas dan menjadi bercak konsentrik berwarna abu-abu kehitaman disertai dengan munculnya bercak-bercak oranye pada permukaan buah pepaya. Bercak-bercak tersebut bisa menyatu dalam satu buah.
Cara Pengendalian Antraknosa Pepaya
Pengendalian antraknosa pepaya bisa dilakukan menggunakan dua teknik, yakni secara preemtif dan kuratif/reponsif. Teknik pengendalian secara preemtif didasari pada penyakit dari ekspresi dominan sebelumnya menurut pengetahuan lokal atau pengalaman petani dan sumber yang memuat informasi lainnya.
Teknik ini selalu menyatu dengan teknik budidaya tanaman. Sedangkan pengendalian secara kuratif/reponsif merupakan tindakan yang dilakukan atas kondisi pada ekspresi dominan yang sedang berjalan yang didasari dengan pemantauan di lapangan, yaitu pemantauan terhadap tanda-tanda yang ada di lapangan maupun faktor cuaca.
Menurut konsep pengendalian hama terpadu untuk mengendalikan suatu penyakit termasuk antraknosa, sebaiknya mengedepankan menggunakan teknik preemtif.
Nah, untuk lebih rincinya, berikut ini hal-hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit antraknosa yang bisa dilakukan:
- Gunakan benih yang tahan terhadap antraknosa dan benih dari tumbuhan yang sehat/bebas penyakit antraknosa. Pasalnya, benih juga bisa terinfeksi oleh antraknosa walaupun buah pepaya tersebut tampak sehat dan peluang serangan penyakit antraknosa akan lebih besar ketika benih ditanam.
- Jangan lupa untuk merendam benih menggunakan larutan kunyit dengan dosis 1 gram tepung kunyit dilarutkan ke dalam 1 liter air dan kemudian direndam sekitar 30 menit.
- Untuk mengurangi serangan penyakit antraknosa, menanam pepaya sebaiknya dilakukan secara monokultur, tidak melaksanakan tumpangsari dengan tumbuhan inang patogen Colletorichum gloeosporioides seperti singkong, pisang, karet, tomat, cabai, terung atau tumbuhan inang lainnya.
- Jangan lupa untuk membersihkan kebun dari gulma atau rerumputan liar yang bisa menjadi inang dari pathogen serta menciptakan sistem drainase dengan baik dan tepat biar lokasi pertanaman pepaya tidak tergenang air ketika ekspresi dominan hujan.
- Usahakan biar tumbuhan pepaya sanggup tumbuh optimal, yaitu dengan menjaga kecukupan kebutuhan nutrisi, pengairan yang baik, dan pemeliharaan tumbuhan secara intensif.
- Jagalah batang, buah dan daun pepaya sebisa mungkin biar tidak terjadi luka dan tidak gampang terinfeksi oleh antraknosa. Cara ini bisa kau lakukan dengan penggunaan biro hayati menyerupai Trichoderma harizanum dan PGPR dengan tujuan meningkatkan ketahanan tumbuhan pepaya terhadap nanah antraknosa serta penyemprotan fungisida menggunakan mankozeb atau tembaga oksikhlorida.
- Atur jarak tanam
- Sebaiknya petik buah pada ketika masih hijau
- Sebaiknya anda mengatur drainase dengan baik, jangan hingga ada air yang menggenang.
Cara Mencegah Antraknosa Pepaya
Berikut ini beberapa tindakan pencegahan antraknoksa pada buah pepaya:
- Pertama, sebaiknya anda menentukan varietas yang tahan terhadap antraknosa.
- Jangan gunakan lahan yang mempunyai riwayat antraknosa atau paling tidak telah ditanami tananam yang bukan inang antraknosa dalam beberapa periode tanam menyerupai ubi kayu, terung,cabai merah, jambu mete, karet, kako, kopi dan mangga.
- Beli bibit dari pihak terpercaya dan bebas dari antraknosa.
- Lakukan pencampuran benih yang sudah dibasahi dengan fungisida berbahan aktif benomil, carbendazim atau thiabendazol sebelum ditanam.
- Cepat musnahkan tumbuhan yang sudah terinfeksi supaya tidak menyebar ke tumbuhan yang lain, perlu diperhatikan waktu melaksanakan pemusnahan tangan yang telah menyentuh (sebaiknya diusahakan tidak menyentuh) luka pada tumbuhan tidak menyentuh tumbuhan yang sehat.
- Usahakan untuk tidak menggunakan pupuk dengan kandungan nitrogen (N) terlalu tinggi, contohnya pupuk urea, Za ataupun pupuk daun dengan kandungan N yang tinggi.
- Lakukan penyiangan/sanitasi gulma atau rumput-rumputan biar kelembaban berkurang dan tumbuhan semakin sehat.
- Terakhir, sebaiknya anda mengaplikasikan fungisida terutama yang berbahan aktif Azoxystrobin, Benomyl, Chlorothalonil, Mancozed,Thiabendazol, tembaga Oksikhlorida, Methyltiofanat,Carbendazim dan Perkhloraz, penyemprotan dilakukan terutama pada waktu curah hujan tinggi frekuensi penyemprotan lebih tinggi daripada ekspresi dominan kemarau.
***
Nah, demikianlah ulasan mengenai pencegahan dan pengendalian antraknosa pepaya yang akan menambah informasi dan wawasan anda. Informasi tersebut akan membantu anda dalam menangani dilema penyakit antraknosa yang mungkin akan menyerang tumbuhan pepaya anda. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!
Artikel terkait: Panduan Cara Budidaya Pepaya Agar Hasil Berlimpah
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Cara Pencegahan Dan Pengendalian Antraknosa Pepaya"
Posting Komentar