Setiap tahun, daftar binatang langka dan terancam punah semakin bertambah saja jumlahnya.
Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), pada tahun 2013 terdapat 21.286 spesies binatang di dunia yang terancam punah.
1.206 spesies diantaranya merupakan binatang yang ada di Indonesia.
Nah, pada artikel kali ini Wikicau akan menciptakan daftar 20 burung langka dan dilindungi di Indonesia.
Alasan kelangkaan burung-burung dibawah ini bermacam-macam, mulai dari perburuan liar, habitat alami yang kian habis, dan lainnya.
20 Jenis Burung Langka Di Indonesia + Gambar Dan Penjelasan
1. Cenderawasih Biru (Paradisaea rudolphi)
Burung Cenderawasih Biru merupakan burung langka yang berasal dari tanah Papua.
Burung berjulukan latin Paradisaea rudolphi ini banyak ditemukan di tempat hutan-hutan pegunungan.
Umumnya hidup di ketinggian 1.400 sampai 1.800 meter di atas permukaan laut.
Sama menyerupai namanya, Cenderawasih Biru mempunyai mayoritas bulu berwarna biru dibagian punggung dan sayap.
Sedangkan belahan kepala, leher dan dada berwarna hitam.
Burung manis ini dinyatakan rentan oleh IUCN Red List.
Maka dari itu burung ini sangat dilindungi dan dilarang diburu.
Berikut ini yaitu beberapa ciri-ciri umum burung Cenderawasih Biru:
- Memiliki warna bulu mayoritas hitam dan biru
- Paruhnya berwarna putih agak kebiruan
- Kakinya berwarna abu-abu
- Mata coklat tua
- Jika diperhatikan secama, di sekitar mata burung ini terdapat dua buah setengah lingkaran putih
- Memiliki sayap berwarna biru terang, sehingga sangat gampang dikenali
Sama menyerupai burung pada umumnya, Cenderawasih Biru jantan dan betina juga sanggup dibedakan menurut fisiknya.
Sekedar untuk pengetahuan Sobat Wikicau semua, berikut ini yaitu beberapa perbedaan antara Cenderawasih Biru jantan dan betina dilihar dari ciri fisiknya.
Ciri-ciri Cenderawasih Biru jantan:
- Khusus untuk jantan, mempunyai bulu pemanis di sekitar dada. Bulu-bulu jumbai ini berwarna coklat kemerahan jikalau dilihat dari atas, tapi jikalau dilihat dari bawah berwarna biru keunguan.
- Cenderawasih Biru jantan mempunyai tanda lingkaran oval hitam dengan tepian berwarna merah dibagian dadanya.
- Terdapat dua bulu ekor “tambahan” yang terlihat menyerupai tali. Warnanya hitam dan lebih panjang dari bulu ekor lainnya, di ujungnya membulat dan berwarna biru.
Ciri-ciri Cenderawasih Biru betina:
- Ukuran tubuhnya lebih kecil dibandingkan Cenderawasih Biru jantan.
- Tidak mempunyai bulu pemanis dibagian dada.
- Tubuh belahan bawah berwarna coklat kemerahan.
Gimana, manis bukan burung ini?
Namun sayangnya, kecantikannya juga lah yang membuatnya terus diburu dan menjadikannya sebagai salah satu satwa terancam punah.
2. Sikatan Aceh (Cyornis ruckii)
Satu lagi burung yang masuk dalam daftar hampir punah, yaitu Sikatan Aceh.
Burung ini masuk dalam daftar burung yang dilindungi, dan statusnya sudah kritis (diambang kepunahan).
Burung berjulukan latin Cyornis ruckii ini mempunyai panjang badan 17 meter, untuk dewasanya.
Tubuh belahan atas (Mulai dari kepala, leher, sayap sampai ekor) didominasi dengan warna biru.
Sedangkan untuk belahan dada, warna bulunya tergradasi dengan warna putih.
Untuk Sikatan Aceh betina juga sanggup dibedakan dengan mudah.
Pada badan belahan atas warna bulunya agak coklat-kemerahan.
Sikatan Aceh sanggup dikatakan yaitu salah satu burung paling misterius di Indonesia.
Misterius dalam arti keberadaannya di alam liar.
Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1917 oleh M Ruck, burung ini belum pernah lagi terlihat.
Sehingga banyak pihak yang bertanya, “masih adakah burung ini di alam liar?”.
Namun, sejauh ini Sikatan Aceh masih terdaftar dalam Daftar Burung Indonesia dengan nomor spesies 1106.
Namun statusnya kritis, atau diambang kepunahan.
3. Trulek Jawa (Vanellus macropterus)
Berdasarkan pemantauan Tim Wikicau pada halaman Trulek Jawa di Wikipedia, status Trulek Jawa yaitu kritis kemungkinan punah.
Sama menyerupai namanya, Trulek Jawa merupakan burung endemik Jawa yang hidup di tempat rawa, muara sungai, serta lahan lembap yang banyak genangan airnya.
Burung berjulukan latin Vanellus macropterus ini mempunyai ukuran badan yang tidak begitu kecil, juga tidak begitu besar.
Bagian badan atas di dominasi dengan warna coklat.
Sedangkan belahan kepala, leher, dada, sampai tunggir di dominasi warna putih dengan aksen hitam disekitar kepala.
Salah satu ciri khas Trulek Jawa yaitu gelambir berwarna kuning diatas paruhnya.
Karena habitat alaminya di tempat rawa, sekarang burung ini kehabisan tempat tinggal alasannya yaitu banyaknya pemanfaatan lahan rawa yang dijadikan tambak, sawah, dan lainnya.
Selain itu, faktor perburuan binatang juga menjadi salah satu akhir berkuranganya populasi Trulek Jawa.
Menurut data dari IUCN, kemungkinan jumlah Trulek Jawa di alam liar hanya tinggal 50 ekor saja.
Itu pun data dari tahun 2013, entah bagaimana dengan tahun ini.
4. Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis)
Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1916, Tokhtor Sumatera tidak pernah lagi dilihat keberadaannya.
Hal ini menciptakan burung berjulukan latin Carpococcyx viridis ini sempat masuk dalam daftar burung yang sudah punah.
Namun pada Oktober 1997, keberadaan Tokhtor Sumatera tidak sengaja terfoto oleh kamera pengamat di Taman Nasional Bukit Barisan.
Kemudian status Burung Tokhtor Sumatera berubah dari punah menjadi kritis.
Keberadaan Burung Tokhtor Sumatera kembali terabadikan pada tahun 2006, disekitar Taman Nasional Kerinci Seblat.
Nah, pada Januari 2007, tim Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP) berhasil menangkap hidup-hidup burung ini yang tidak sengaja terjebak perangkap ayam hutan.
Di alam liar, populasi Burung Tokhtor Sumatera diperkirakan tidak lebih dari 300 ekor.
Rata-rata panjang badan Burung Tokhtor Sumatera cukup umur mencapai 60cm.
Tokhtor Sumatera termasuk ke dalam kategori burung petengger, sehingga biasa hidup di tanah hutan.
Walaupun berukuran cukup besar, namun burung ini sangat pemalu.
5. Gagak Banggai (Corvus unicolor)
Secara penampilan fisik, Gagak Banggai hampir tidak ada bedanya dengan Gagak Hutan, mempunyai warna mayoritas hitam ujung paruh sampai ujung ekor.
Ukuran rata-rata Gagak Banggai cukup umur yaitu 39 cm.
Burung berjulukan latin Corvus unicolor ini merupakan binatang endemik Sulawesi Tengah.
Sama menyerupai namanya, Gagak Banggai hanya sanggup Sobat Wikicau temukan di Kepulauan Banggai (Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah).
Namun burung ini sangat langkah dan tidak banyak yang mengetahuinya.
Gagak Banggai gres diketahui kembali keberadaannya pada tahun 2008, dan diperkirakan jumlahnya di alam kurang dari 300 ekor saja.
Sejak tahun 2005, Gagak Banggai telah masuk dalam status konservasi Critically Endangered oleh IUCN Redlist.
Karena hanya tinggal di satu tempat, serta bahaya kerusakan hutan yang semakin menjadi-jadi, burung ini kian menghadapi kepunahan.
Kita doakan saja semoga Gaga endemik Sulawesi Tengah ini sanggup bertahan dan tidak punah.
6. Punai Timor (Treron psittacea)
Satu lagi burung yang masuk dalam status genting atau terancam punah, yaitu Punai Timor.
Punai Timor merupakan burung endemik Nusa Tenggara Timur, dan hanya sanggup ditemukan di Pulau Roti, Semau, dan Timor Leste.
Punai Timor cukup umur mempunyai panjang badan rata-rata 32 cm, mempunyai warna bulu badan mayoritas hijau, serta aksen hitam di ujung sayap.
Untuk dikala ini hanya itu info yang berhasil Tim Wikicau dapatkan mengenai burung denan nama latin Treron psittacea ini.
7. Kehicap Boano (Monarcha boanensis)
Kehicap Boano merupakan burung ocehan dengan ukuran badan sedang, dewasanya rata-rata mempunyai panjang badan 16 cm.
Seperti yang sanggup Sobat Wikicau lihat pada gambar diatas, badan burung ini hanya mempunyai dua warna saja, yaitu hitam dan putih.
Kehicap Boano sekarang sudah mulai jarang ditemukan dan oleh IUCN dimasukkan ke dalam status kritis, atau hampir punah.
Sama menyerupai namanya, Kehicap Boano hanya sanggup ditemukan di Pulau Boano. Pulau di ujung baratdaya Pulau Seram, Maluku utara.
Burung berwarna hitam-putih ini biasa hidup di areal hutan tropis dan subtropis dengan ketinggian 150 meter diatas permukaan laut.
Burung ini sempat tidak terlihat keberadaannya dari tahun 1918 sampai 1991.
Pada tahun 1991, gabungan peneliti dan hebat burung berhasil melihat dan menemukan keberadaan burung ini di Gunung Tahun, Boano.
Diperkirakan keberadaan burung ini di alam liar tidak lebih dari 200 ekor saja.
8. Kuau Raja (Argusianus argus)
Kuau Raja mungkin yaitu salah satu burung yang paling jarang kita dengar namanya.
Kita lebih bersahabat dengan Cenderawasih, Elang Jawa, dan beberapa jenis burung lainnya.
Burung berjulukan latin Argusianus argus ini mempunyai badan yang cukup besar.
Jantan cukup umur mempunyai panjang badan sekitar 120 cm, sedangkan betinanya “hanya” 60 cm.
Bobotnya sendiri sanggup mencapai 10 kg.
Ciri fisik lainnya yang sangat gampang dikenali yaitu adanya dua helar ekor panjang.
Ekor ini sanggup mencapai panjang 1 meter.
Karena ukurannya yang cukup besar ini, Kuau Raja tidak sanggup terbang jauh.
Namun dibalik kekurangannya tersebut, Kuau Raja mempunyai kelebihan yaitu larinya yang sangat cepat.
Kuau Raja juga lihai dalam melompat, berpindah dari satu dahan pohon ke dahan lainnya.
Namun, di alam liar burung ini lebih sering menghabiskan waktunya di permukaan tanah hutan.
Kuau Raja memakan buah-buahan dan biji-bijian yang jatuh ke tanah.
Selain itu, mereka juga sangat suka dengan semut, siput dan macam-macam serangga lainnya.
IUCN memasukkan Kuau Raja ke dalam daftar hampir terancam punah.
9. Cenderawasih Merah (Paradisaea rubra)
Satu lagi burung manis yang berasal dari tanah Papua, yaitu Cenderawasih Merah.
IUCN memasukkan Cenderawasih Merah ke dalam daftar burung langka dan terancam punah.
Rata-rata panjang badan Cenderawasih Merah cukup umur yaitu 33 cm untuk betina, sedangkan jantannya sanggup mencapai 72 cm.
Burung ini mempunyai bulu berwarna merah dengan warna putih dibagian sisi perutnya.
Paruhnya berwarna kuning, serta dibagian ekor terdapat dua buah tali panjang berwarna kehitaman.
Sama menyerupai spesies Cenderawasih lainnya, Cenderawasih Merah juga memikat pasangannya dengan cara menyebarkan bulu-bulunya.
Burung ini hanya ditemukan di Papua, tepatnya di Pulau Waigeo, Batanta, Gemien, dan Saonek.
10. Mentok Rimba (Cairina scutulata)
Mentok Rimba mempunyai warna bulu coklat renta pada belahan badan dan sayapnya.
Sedangkan dari leher sampai kepala mempunyai bercak-bercak hitam dengan dasar putih.
Mentok Rima termasuk binatang crepuscular, atau lebih aktif di fajar dan senja.
Mereka biasa mencari makan di tempat perairan dangkal dan rawa-rawa.
Makanannya yaitu ikan, binatang air, tumbuhan air, serta biji-bijian.
Saat ini, keberadaannya di alam liar diperkirakan tidak lebih dari 1.000 ekor di seluruh dunia.
11. Bangau Tongtong (Leptoptilos j4vanicus)
Bangau Tongtong merupakan burung rawa berukuran besar yang termasuk dalam keluarga Ciconiidae.
Sama menyerupai spesies Bangau lainnya, Bangau Tongtong juga mempunyai leher dan kepala tanpa bulu.
Persebarannya meiputi Asia Selatan, India Timur, sampai Pulau Jawa.
Secara global, IUCN memasukkan Bangau Tontong ke dalam daftar rentan.
12. Gosong Maluku (Eulipoa wallacei)
Jika dilihat sekilas Gosong Maluku terlihat menyerupai ayam kampung, dengan panjang antara 33 sampai 34 cm, bulu berwarna boklat, tungging putih, dan kaki berwarna coklat kekuningan.
Sama menyerupai namanya, Gosong Maluku mendiami beberapa pulau yang termasuk dalam Kepulauan Maluku.
Mulai dari Halmahera, Meiti, Ternate, Bacan, Buru, Boano, Seram, sampai Haruku.
Habitat orisinil Gosong Maluku yaitu tempat perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian 750 mdpl.
Gosong Maluku bertelur dengan cara menggali sarang di pasir di malam hari.
IUCN Red List memasukannya ke dalam kategori rentan.
13. Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius)
Kasuari Gelambir Ganda mempunyai ukuran badan yang sangat besar, sampai 180 cm dan tidak sanggup terbang.
Memiliki bulu berwarna hita dan kaku, leher berwarna biru cerah dengan dua buah gelambir menggantung didepannya.
Kasuari Gelambir Ganda lebih tinggi dibandingkan Kasuari Gelambir tunggal.
Ciri fisik antara jantan dan betina tidak begitu terlihat.
Hanya saja Kasuari Gelambir Ganda betina mempunyai ukuran badan yang lebih besar.
Menurut IUCN Red List, Kasuari Gelambir Ganda termasuk burung rentan punah.
14. Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)
Kakatua Kecil Jambul Kuning termasuk burung dalam kategori kritis dalam daftar IUCN Red List.
Buurng dengan ciri khas jambul berwarna kuning ini merupakan satu dari enam spesies Kakatua yang ada di Indonesia.
Selain jambul warna kuning, ciri khas burung ini yaitu seluruh bulunya yang berwarna putih.
Habitat alami burung paruh bengkok ini yaitu hutan, pinggir hutan, sampai tempat pertanian dengan ketinggian mencapai 800 mdpl.
Makanan utama Kakatua Kecil Jambul Kuning yaitu buah-buahan, kacang-kacangan, serta biji-bijian.
15. Kuau Kerdil Kalimantan (Polyplectron schleiermacheri)
Kuau Kerdil Kalimantan mempunyai ukuran badan yang sedang, dan mempunyai habitan orisinil di hutan hujan Pulau Kalimantan.
Kuau Kerdil Kalimantan merupakan merak paling langka dikala ini.
Ukuran badan burung cukup umur sanggup mencapai 50 cm, dengan teladan bintik-bintik pada bulunya.
Salah satu penyebab berkurangnya jumlah Kuau Kerdil Kalimantan yaitu berkurangnya habitat alami mereka.
16. Merak Hijau (Pavo muticus)
Merak Hijau merupakan burung yang sangat indah.
Burung jantan cukup umur mempunyai panjang sampai 300 cm, serta adanya bulu epilog ekor serta diatas kepalanya terdapat jambul tegak.
Sedangkan betinnaya mempunyai ukuran badan yang lebih kecil serta tidak mempunyai epilog ekor.
Burung jantan akan memamerkan epilog ekornya sehingga terlihat indah di depan betina.
Merak Hijau hanya sanggup ditemukan di pulai jawa, salah satunya yaitu di Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur.
Selain itu ada juga di Taman Nasional Ujung Kulon, dan Taman Nasional Meru Betiri.
Selain alasannya yaitu perburuan liar, berkurangnya jumlah Merak Hijau juga alasannya yaitu rusaknya habitat alami burung ini.
IUCN menaikkan status Merak Hijau dari rentan menjadi genting.
17. Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
Diantara semua burung langka yang ada dalam daftar ini, Elang Jawa mungkin yaitu yang paling populer.
Tampilannya yang gagah, menciptakan siapa saja yang melihatnya niscaya terpana.
Spizaetus bartelsi merupakan salah satu burung besar yang hanya ada di Indonesia.
Jika dilihat tubuhnya terlihat atletis dan ramping, panjangnya sekitar 60 sampai 70 cm.
Ciri khas yang paling mencolok dari Elang Jawa tentu saja yaitu jambulnya.
Dengan semua ciri fisiknya yang menawan itu, banyak yang memburunya secara liar, sehingga sekarang hanya tersisa sedikit di alam liar.
Bukan hanya alasannya yaitu perburuan liar, berkurangnya jumlah Elang Jawa juga alasannya yaitu ekosistemnya yang sudah rusak.
Oh, ya. Jika Sobat Wikicau perhatikan, maka Elang Jawa ini sangat menyerupai dengan lambang negara kita, Burung Garuda, iya ‘kan?
18. Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo)
Maleo Senkawor biasa hidup di dataran rendah dan perbukitan di ketinggian 1200 mdpl.
Saat musik kawin tiba, Maleo Senkawor akan turun ke pesisir pantai atau hutan terbuka yang berpasir.
Maleo Senkawor termasuk binatang dengan tipe perkawinan monogami, yang artinya mereka akan selalu bersama pasangan sepanjang tahun.
Maleo Senkawor tidak mengerami telurnya. Mereka bertelur pada lubang yang mereka buat di pasir, kemudian membiarkan telurnya “dierami” oleh geothermal dan matahari.
Masa pengeraman antara 60 sampai 80 hari pada temperatur 32 sampai 39 derajat.
Karena kebiasaan bertelurnya ini, telur sangat rentang dimakan oleh biawak, babi hutan, ataupun diambil oleh manusia.
Burung dengan nama latin Macrocephalon maleo ini memakan buah-buahan yang jatuh ke tanah dan juga serangga yang mereka temukan di hutan.
Menurun IUCN, Maleo Senkawor masuk dalam daftar merah atau terancam punah.
19. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)
Jalak memang sudah jadi salah satu burung kicau primadona dikalangan kicau mania.
Keindahan fisik serta kicauannya yang merdu menjadi daya tarik utama burung ini.
Salah satu spesies Jalak yang paling terkenal yaitu Jalak Bali.
Sama menyerupai namanya, Jalak Bali merupakan burung yang berasal dari bali.
Bernama latin Leucopsar rothschildi, Jalak Bali merupakan salah satu burung kicauan yang dilindungi.
Burung ini mulai menurun jumlahnya di alam liar alasannya yaitu perburuan liar oleh orang-orang tak bertanggung jawab.
Sobat Wikicau juga niscaya tahu bahwa harga burung ini sangat tinggi.
Seperti yang sanggup dilihat pada gambar diatas, Jalak Bali sangat gampang dikenali dari fisiknya.
Hampir seluruh bulunya berwarna putih cerah.
Hanya ada aksen warna biru di tempat sekitar mata, dan warna hitam di ujung sayap.
Salah satu kelebihan Jalak Bali yaitu suaranya yang sangat merdu.
Ditambah lagi dengan sifatnya yang periang, sehingga sering terlihat menari sambil berkicau.
20. Pleci Sangihe (Zosterops nehrkorni)
Dari semua jenis Pleci, Pleci Sangihe yaitu yang paling langka dan terancam punah.
Burung ini mempunyai bunyi kicau yang sangat merdu, namun sekarang harus berada di ambang kepunahan.
Populasinya sudah sangat sedikit di alam liar, bahkan saking sedikitnya Kacamata Sangihe pernah dinyatakan punah.
Hal ini alasannya yaitu terakhir kali ilmuwan mendengar suaranya yaitu pada tahun 1999 di Gunung Sahengbalira dan Gunung Sahendaruman.
Saat ini diperkirakan keberadaannya di alam liar tidak lebih dari 50 ekor saja.
Pleci Sangihe hidup di tempat perbukitan yang berada pada ketingian 700 sampai 1000 meter dari permukaan laut.
Karena semakin sempitnya habitat alami Pleci Sangihe, burung berjulukan latin Zosterops nehrkorni ini pun semakin dekat kepunahan.
IUCN bahkan memasukkan burung ini ke dalam daftar merah (Red List), atau sanggup dikatakan mempunyai status keterancaman tinggi.
Kesimpulan
Nah, itu ia tadi daftar 20 burung langka dan dilindungi di Indonesia.
Beberapa pernah dinyatakan punah, namun beruntung masih tersisa sedikit di alam liar dan jadinya sanggup diselamatkan lagi.
Beberapa sudah benar-benar punah dan kita tidak akan sanggup menikmati keindahannya lagi, hanya sanggup memandangnya dari foto.
Ayo, kita jaga satwa endemik Indonesia.
Jangan pernah membeli dan menangkap binatang yang sudah masuk dalam daftar terancam punah.
Sumber https://wikicau.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "20 Jenis Burung Langka Di Indonesia + Gambar Dan Penjelasan"
Posting Komentar