A. Pembelajaran dan Penilaian
1. Pembelajaran
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada praktik pengetahuan berbentuk tema yang akrab dengan acara siswa sehari-hari. Melalui pembelajaran tematik ini, siswa diperlukan sanggup memahami fenomena atau acara sehari-hari secara lebih konkret. Melalui praktik pengetahuan itu diperlukan akan tumbuh sikap religiusitas dan budbahasa sosial dalam hal tanggung jawabsiswa dalam memahami fenomena dan acara siswa.
Pembelajaran tematik, di SD menekankan pada proses pembelajaran yang tidak semata melaksanakan aktivitas, tetapi bagaimana merancang pembelajaran yang juga mengaktifkan kreativitas dan berfikir kreatif siswa.
Satu hal penting ditekankan dari proses pembelajaran ini ialah bahwa pembelajaran yang dijalankan tidak hanya memperkenalkan pengetahuan mata pelajaran dalam konsepsi-konsepsi atau teori-teorinya yang bersifat hafalan. Melainkan, lebih menekankan dimensi afeksi, atau kepedulian dan keterikatan siswa terhadap hal-hal nyata yang dialami siswa untuk sanggup beraktivitas secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan menjaga hak orang lain di sekitarnya.
Proses pembelajaran yang menekankan pada praktik pengetahuan mata pelajaran yang dijalin dalam tema ini membutuhkan pendekatan pembelajaran khusus. Peran guru sangat penting untuk mendorong tumbuhnya rasa ingin tahu siswa dan sikap terbuka serta kritis dan responsif terhadap acara sehari-hari. Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan orientasi kurikulum yaitu pendekatan proses keilmuan atau saintifik melalui tahapan proses pembelajaran berikut; mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar atau mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan guru untuk menyebarkan pendekatan lain yang berkesesuaian dengan proses pembelajaran siswa aktif kreatif dan berfikir kritis. Pembelajaran tersebut sanggup dilihat pada skema berikut ini.
Pembelajaran saintifik atau keilmuan , atau pembelajaran siswa aktif, kreatif, dan berfikir kritis melalui tematik |
Model berbasis pemecahan problem (problem solving-based learning) |
Model pembelajaran berbasis keingintahuan (inquire-based learning) |
Model berbasis proyek (project-based learning). |
Model-model pembelajaran lainnya |
Gambar 2. Pendekatan dan Model Pembelajaran
Untuk mendukung proses pembelajaran ini, model-model pembelajaran yang sesuai perlu dikembangkan dan dipraktikkan dalam proses pembelajaran. Setidaknya terdapat tiga (3) model pembelajaran yang layak untuk dipertimbangkan, yaitu:
a. Model pembelajaran berbasis keingintahuan (inquire-based learning), tidak hanya menekankan perolehan atau penemuan jawaban-jawaban atas keingintahuan siswa saja. Melainkan, lebih dari itu, juga mendorong acara siswa melaksanakan penelusuran, pencarian (searching), penemuan, penelitian dan pengembangan studi atau kajian dan analisis lebih lanjut.
b. Model pembelajaran berbasis pemecahan problem (problem solving-based learning), secara khusus diselenggarakan berbasis problem di masyarakat. Berpijak pada masalah-masalah yang ada, siswa didorong untuk mengamati, meneliti dan mengkaji serta memecahkan masalah-masalah tersebut sehingga memperkaya pemahaman dan pengetahuan mereka. Selain bertujuan untuk mendapat pengetahuan khusus terkait dengan problem yang ada, model ini juga dikembangkan untuk menumbuhkan kepedulian dan rasa tanggung jawabsiswa terhadap pemecahan problem sehari-hari.
c. Model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), merupakan proses pembelajaran yang mengakibatkan kegiatan proyek sebagai obyek studi sekaligus sarana belajar. Sebagai obyek studi, dilakukan ketika kegiatan proyek dijadikan sumber pengetahuan dalam proses belajar. Tahapan-tahapan kegiatan dalam proyek, mulai dari penentuan masalah, perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi, serta identifikasi hasil-hasil yang dicapai dan rekomendasi untuk kegiatan proyek berikutnya. Di sini dilihat sebagai siklus acara sosial yang bisa dijadikan sumber pengetahuan dalam proses pembelajaran.
Model-model pembelajaran di atas merupakan model pembelajaran yang diperlukan sanggup menginspirasi guru dalam mendesain pembelajaran. Guru juga sanggup mencari dan memakai model pembelajaran lain yang dirasa lebih sesuai dan bisa mengoptimalkan peserta didik.
2. Penilaian
Penilaian Hasil Belajar ialah proses pengumpulan informasi/bukti wacana capaian pembelajaran siswa dalam ranah sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan/atau setelah proses belajar, pada satu kompetensi, satu semester, satu tahun untuk suatu muatan/mata pelajaran. Menurut Permendikbud No. 23 tahun 2016 wacana Standar Penilaian Pendidikan, penilaian hasil mencar ilmu oleh Pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil mencar ilmu peserta didik secara berkesinambungan.
Penilaian hasil mencar ilmu oleh pendidik dilakukan dalam bentuk tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan sanggup dilakukan sebagai berikut.
a. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru kelas.
b. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
c. Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
Penilaian pada panduan ini difokuskan pada penilaian proses yang dilakukan oleh guru selama atau setelah proses pembelajaran. Penilaian ini dirancang dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berikut ialah contoh-contoh penilaian untuk mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik utama dari mata pelajaran tersebut.
a. Penilaian untuk mata pelajaran PPKn
Fokus mata pelajaran ialah menyebarkan potensi peserta didik dalam bersikap sebagai warganegara termasuk keteguhan, komitmen, dan tanggung jawab. Untuk itu penilaian sikap merupakan penilaian utama dalam mata pelajaran ini, selain pengetahuan dan keterampilan. Sebagai pola untuk menilai sikap spiritual dan sosial untuk peserta didik kelas I, untuk KD:
1.2 Menunjukkan sikap patuh hukum agama yang dianut dalam kehidupan sehari-hari di rumah
2.2 Melaksanakan hukum yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah
Untuk menilai kedua KD tersebut, guru sanggup memakai penilaian diri yang dilakukan oleh peserta didik dengan konfirmasi kepada orang renta (karena KD ini berafiliasi dengan prilaku anak di rumah yang tidak sanggup pribadi diamati dan dinilai oleh guru).
Berikut ialah pola format penilaian diri yang sanggup dibentuk oleh guru untuk menilai acara anak di rumah.
Nama :
Kelas :
Nama orang tua :
No | Aktivitas yang dilakukan | Selalu | Kadang-kadang | Tidak pernah | Catatan orang tua |
1 | Pamit sebelum keluar rumah | | | | |
2 | Bangun Pagi sendiri | | | | |
3 | Membersihkan tempat tidur | | | | |
4 | Makan sendiri | | | | |
5 | Gosok gigi pagi | | | | |
6 | Merapikan mainan | | | | |
7 | Menyiapkan buku pelajaran | | | | |
8 | Mengerjakan PR di rumah | | | | |
9 | Menempatkan sepatu di rak | | | | |
10 | Masih memakai seragam di rumah | | | | |
(Peserta didik diminta untuk mengisi dengan memakai cek list (√) pada kolom yang sesuai dan orang renta diminta menunjukkan keterangan atas pilihan peserta didik)
Kriteria penilaian yang dipakai oleh guru adalah.
No | Aktivitas yang dilakukan | Selalu | Kadang-kadang | Tidak pernah | Skor maksimal |
1 | Pamit sebelum keluar rumah | 3 | 2 | 1 | 3 |
2 | Bangun Pagi sendiri | 3 | 2 | 1 | 3 |
3 | Membersihkan tempat tidur | 3 | 2 | 1 | 3 |
4 | Makan sendiri | 3 | 2 | 1 | 3 |
5 | Gosok gigi pagi | 3 | 2 | 1 | 3 |
6 | Merapikan mainan | 3 | 2 | 1 | 3 |
7 | Menyiapkan buku pelajaran | 3 | 2 | 1 | 3 |
8 | Mengerjakan PR di rumah | 3 | 2 | 1 | 3 |
9 | Menempatkan sepatu di rak | 3 | 2 | 1 | 3 |
10 | Masih memakai seragam di rumah | 1 | 2 | 3 | 3 |
Total Skor maksimal | 30 |
Perolehan skor Skor akhir |
Skor selesai = X 100
Kriteria penilaian:
60 ≥ peserta didik masih belum sanggup menjalankan hukum di rumah, sehingga orang renta perlu menunjukkan bantuan
61 – 75 peserta didik sudah baik menjalankan hukum di rumah
76 ≤ peserta didik sudah sangat baik menjalankan hukum di rumah
b. Penilaian untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia
Fokus mata pelajaran ialah menyebarkan potensi peserta didik untuk sanggup memakai bahasa secara efektif dan efisien sesuai budbahasa yang berlaku sebagai sebagai media akseptor dan penyampai ilmu pengetahuan. Untuk itu penilaian sikap dan keterampilan berbahasa merupakan penilaian utama dalam mata pelajaran ini, selain pengetahuan. Sikap penting dalam berbahasa alasannya pengucapan kata tertentu dengan sikap yang tidak pas bisa menciptakan makna yang berbeda bagi orang diajak bicara.
Sebagai pola untuk menilai sikap dan keterampilan berbahasa untuk peserta didik kelas II, untuk KD:
3.5 Mencermati puisi anak dalam bahasa Indonesia atau bahasa tempat melalui teks tulis dan lisan
4.5 Membacakan teks puisi anak wacana alam dan lingkungan dalam bahasa Indonesia dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sempurna sebagai bentuk ungkapan diri
Untuk menilai kedua KD tersebut, guru sanggup memakai penilaian unjuk kerja. Peserta didik diminta untuk membacakan puisi yang dipilihnya di depan kelas. Kriteria penilaian unjuk kerja selain untuk menilai keterampilan berbahasa juga untuk menilai sikap pada ketika berbahasa.
Berikut ialah pola format penilaian unjuk kerja yang sanggup dibentuk guru untuk menilai pembacaan puisi oleh peserta didik.
c. Penilaian untuk mata pelajaran Matematika
Penilaian mata pelajaran Matematika pada tingkat SD/MI dilakukan secara tersendiri walaupun pembelajarannya tematik terpadu. Bentuk instrumen penilaian diubahsuaikan dengan konteks pembelajaran dan berorientasi pada hal-hal konkrit yang sanggup ditemukan di lingkungan sekitar siswa, terutama pada kelas awal (kelas I hingga dengan kelas III).
Guru diperlukan memakai banyak sekali metode dan teknik penilaian. Pembuatan instrumen penilaian dalam mata pelajaran Matematika SD/MI pada aspek pengetahuan dan keterampilan perlu mempertimbangkan kecakapan matematika yang meliputi empat aspek sebagai berikut:
1. Penilaian pemahaman
Pada aspek ini yang dinilai ialah kemampuan siswa dalam mendeskripsikan konsep, membandingkan, mengurutkan bilangan, memilih hasil operasi matematika (menggunakan algoritma standar), dan mengidentifikasi sifat-sifat operasi dalam matematika yang dikaitkan dengan benda/kejadian di lingkungan sekitar.
2. Penilaian penyajian dan penafsiran
Pada aspek ini yang dinilai terutama ialah kemampuan siswa dalam membaca dan menafsirkan tabel dan diagram, menyajikan data sederhana dalam bentuk tabel, gambar dan diagram, dan melukiskan bangun-bangun geometri.
3. Penilaian penalaran
Pada aspek ini yang dinilai ialah kemampuan siswa dalam mengidentifikasi pola dan bukan contoh, menerka dan mengusut kebenaran suatu pernyataan, mengubah kalimat matematika ke bentuk kalimat matematika lainnya yang setara, dan menyusun algoritma proses pengerjaan/pemecahan problem matematika.
4. Penilaian pemecahan masalah
Pada aspek ini yang dinilai ialah kemampuan siswa memakai matematika dalam penyelesaian problem yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran diarahkan untuk melatih siswa berpikir logis dan kreatif bukan sekedar berpikir mekanistis serta bisa bekerja sama dan berkolaborasi dalam menuntaskan masalah. Untuk itu penilaian kemampuan berpikir kritis merupakan penilaian utama dalam mata pelajaran ini.
Penilaian sikap spiritual dan sikap sosial merupakan penilaian yang perlu dilakukan guru melalui pengamatan pada setiap pembelajaran, sehingga guru perlu mempunyai catatan penilaian sikap yang secara bersiklus akan dilihat perkembangannya bagi masing-masing siswa. Jika sikap yang diperlukan belum berkembang maka guru perlu melaksanakan pendekatan untuk menyebarkan sikap yang dimaksud bagi siswanya.
Berikut ialah pola penilaian dari guru untuk penyelesaian soal dongeng penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah yang terdapat pada KD 3.4 dan 4.4 untuk siswa kelas I SD.
3.4 menjelaskan dan melaksanakan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah hingga dengan 99 dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan penjumlahan dan pengurangan;
4.4 menyelesaikan problem kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah hingga dengan 99;
Lembar Penilaian
Nama :
Kelas :
Tanggal :
No. | Aspek yang dinilai | Nilai Maksimal | Nilai siswa |
1. | Pemecahan masalah | 30 | |
2. | Perencanaan strategi | 30 | |
3. | Jawaban yang didapat | 40 | |
Jumlah | 100 | |
Rubrik Penilaian
No | Aspek yang dinilai | Rubrik | Nilai |
1. | Pemecahan masalah | Tidak memahami | 0 |
Memahami sebagian | 15 | ||
Dapat memahami | 30 | ||
| |||
2. | Perencanaan strategi | Strategi salah | 0 |
Sebagian seni administrasi benar | 15 | ||
Semua seni administrasi benar | 30 | ||
| |||
3. | Jawaban yang didapat | Jawaban salah | 0 |
Sebagian tanggapan benar | 20 | ||
Jawaban benar | 40 |
d. Penilaian untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Fokus mata pelajaran IPA SD meliputi enam lingkup sains yaitu kerja ilmiah dan keselamatan kerja, makhluk hidup dan sistem kehidupan, energi dan perubahannya, materi dan perubahannya, bumi dan alam semesta, serta sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Oleh alasannya itu kemampuan penalaran tingkat tinggi merupakan penilaian utama dalam mata pelajaran ini. Contoh penilaian pengetahuan pada KD berikut:
3.3 memahami macam-macam gaya, antara lain gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan;
4.3 mendemonstrasikan manfaat gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
Diberikan gambar orang sedang bersepeda, siswa diminta mengidentifikasi gaya yang terdapat insiden tersebut dan menunjukkan penjelasan. Jika ban sepeda tidak diukir apa yang terjadi?
Gambar 3. Seorang anak berangkat sekolah naik sepeda
di Sleman, Yogyakarta alasannya jarak tempuh tidak mengecewakan jauh
Berikut ialah pola penilaian untuk kegiatan praktikum Gaya Listrik Statis.
Lembar Penilaian Praktikum Gaya Listrik Statis
Nama :
Kelas :
Tanggal :
No | Aspek yang dinilai | Nilai Maksimal | Nilai siswa |
1. | Kelengkapan bahan | 15 | |
2. | Ketepatan mekanisme kerja | 25 | |
3. | Kerapihan | 20 | |
4. | Kelengkapan laporan | 20 | |
5. | Kemampuan menjelaskan laporan | 20 | |
Jumlah | 100 | |
Rubrik Penilaian
No | Aspek yang dinilai | Rubrik | Nilai |
1. | Kelengkapan bahan | Membawa alat dan materi yang diperintahkan · Lengkap · Kurang lengkap · Tidak membawa | 15 10 5 |
2. | Ketepatan mekanisme kerja | · Sesuai · Kurang sesuai · Tidak sesuai | 25 20 10 |
3. | Kerapihan | · Merapikan semua peralatan dan materi sebelum dan melaksanakan praktikum · Hanya merapikan sebagian peralatan dan materi sebelum dan setelah melaksanakan praktikum · Tidak merapikan sebagian peralatan dan materi sebelum atau setelah melaksanakan praktikum | 20 15 10 |
4. | Kelengkapan laporan | · Jika pekerjaan siswa terstruktur dan memakai bahasa yang baik. · Jika pekerjaan siswa kurang terstruktur dan memakai bahasa yang kurang baik. · Jika pekerjaan siswa tidak terstruktur dan memakai bahasa yang tidak baik. | 20 15 10 |
5. | Kemampuan menjelaskan laporan | · Siswa berani mempresentasikan laporan. · Aktif dalam diskusi. · Tidak aktif dalam diskusi. | 20 15 10 |
e. Penilaian untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Mata pelajaran IPS bertujuan untuk menghasilkan warganegara yang religius, jujur, demokratis, kreatif, kritis, bahagia membaca, mempunyai kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi secara produktif. Penekanan penilaian untuk mata pelajaran IPS pada kemampuan kritis peserta didik dalam mengamati perubahan sosial di sekitarnya dan pengenalan lingkungan sekitar.
Berikut pola penilaian untuk KD 3.1. dan 4.1. pada Kelas IV
3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten hingga tingkat provinsi
4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyara-kat dari tingkat kota/kabupaten hingga tingkat provinsi
Untuk mengetahui pencapaian KD di atas, guru sanggup melaksanakan penilaian dengan menunjukkan penugasan kepada peserta didik untuk mengumpulkan materi bacaan yang berafiliasi dengan potensi alam di Kabupaten/Kota tempat tinggalnya. Setelah itu peserta didik diminta untuk menciptakan semacam pemetaan tempat di Kabupaten/kotanya menurut kepadatan penduduk, acara ekonomi (pertanian, perikanan, perdagangan, industri, pariwisata, dll), dan tempat-tempat penting (Rumah Sakit, Kantor Polisi, Kantor Bupati/Walikota).
Format penilaian untuk menilai peta wilayah:
No | Aspek Penilaian | Penilaian | |||
4 (sangat baik) | 3 (baik) | 2 (cukup) | 1 (kurang) | ||
1 | Ketepatan penyajian informasi dalam peta | | | | |
2 | Kesesuaian skala yang dipakai dalam peta | | | | |
3 | Penggunaan legend dan keterangan | | | | |
4 | Komposisi warna dalam peta | | | | |
f. Penilaian untuk mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
Sifat mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya yang rekreatif dan eksperimentatif sehingga fokus pembelajaran SBdP mencipta karya seni yang dikaitkan dengan pengetahuan lain dan rasionalisasi berfikir pada penciptaan karya, yang didalamnya meliputi sikap (perilaku, apresiatif, toleransi dan tanggung jawab), keterampilan (bersifat fragmatis, aplicable dan teknologis-sistemis), dan pengetahuan (kemampuan merekronstruksi, mengungkapkan kembali ide dan gagasan secara sistematis).
Hasil pembelajaran SBdP yang berupa produk/karya sangat cocok memakai penilaian proyek. Berikut ini pola penilaian proyek mata pelajaran SBdP untuk peserta didik kelas III dengan KD:
3.4 Mengetahui teknik potong, lipat, dan sambung
4.4 Membuat karya dengan teknik potong, lipat, dan sambung
Untuk menilai kedua KD tersebut, guru sanggup menugaskan peserta didik untuk menciptakan suatu proyek kerajinan-SBdP berupa karya kerajinan wadah alat tulis dengan teknik, lipat dan sambung yang berkaitan dengan tema. Berikut ini format dan kriteria penilaian proyek mapel Seni Budaya dan Prakarya.
Format Penilaian:
No | Nama Siswa | Proyek : Pembuatan wadah alat tulis | ||
Skor Penilaian setiap Aspek | ||||
Perencanaan | Pelaksanaan | Hasil Karya/ Pengemasan | ||
1 | | | | |
2 | | | | |
…. | | | | |
Pengisian format di atas dengan mengisi Rubrik di bawah ini:
Aspek | Kriteria | Rentang Skor 1 – 4 | Bobot |
Perencanaan | Ide/gagasan karya | | 30% |
Kesesuaian alasan dalam pemilihan ide/gagasan pembuatan karya | | ||
Perencanaan (persiapan alat, persiapan bahan, perencanaan pelaksanaan/ pembuatan karya) | | ||
Pembagian kerja antar anggota kelompok (jika dibentuk dalam kelompok) | | ||
Pelaksanaan | Kemampuan pembuatan karya sesuai dengan tahapan kerjanya | | 50% |
Kesesuaian tahapan pembuatan dengan perencanaan | | ||
Originalitas gagasan, kreativitas/inovasi pembuatan dan ketepatan hasil selesai karya | | ||
Keselarasan pelaksanaan tanggung jawab kerja, jujur, dan sanggup berdiri diatas kaki sendiri | | ||
Kerapihan, Kebersihan, Keamanan dan keselamatan kerja (K3) | | ||
Kemampuan melaksanakan kerja secara teliti, detail secara individual | | ||
Kerjasama dan toleransi ketika bekerja kelompok | | ||
Hasil karya/ Pengemasan | Kreativitas hasil karya | | 20% |
Estetika karya dan pengemasan | | ||
Kemampuan melaksanakan presentasi | | ||
Mengaplikasikan hasil mencar ilmu lewat tindakan sikap (karya produk digunakan) | |
Rentang Skor: 1 – 4
1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat Baik
g. Penilaian untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
Aktivitas pembelajaran di dalam PJOK di SD bertujuan untuk mencapai kompetensi pada pengembangan pola gerak dasar menuju kesiapan gerak spesifik, pengembangan kebugaran jasmani dan pola hidup sehat melalui banyak sekali permainan dan gerak olahraga, serta menerapkan hidup sehat. Di dalam pembelajaran permainan dan gerak olahraga secara tidak pribadi peserta didik sanggup mencapai kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
Berikut ini pola penilaian unjuk kerja pada acara pembelajaran PJOK untuk peserta didik Kelas IV dengan KD:
3.3 Memahami variasi gerak jalan, lari, lompat, dan lempar melalui permainan/olahraga yang dimodifikasik dan atau olahraga tradisional
4.3 Mempraktikkan variasi pola dasar jalan, lari, lompat, dan lempar melalui permainan/olahraga yang dimodifikasi dan atau olahraga tradisional
Untuk menilai kedua KD tersebut, guru sanggup memakai penilaian unjuk kerja pada permainan tradisional boyboyan asal Jawa Barat, yang secara garis besar tahapan kegiatannya sbb:
· Membentuk dua kelompok (kelompok jaga dan kelompok main)
· Kelompok main bertugas merubuhkan tumpukan genting dengan cara melemparkan bola, untuk kemudian disusun kembali dengan menyusun seni administrasi dan cara berlari
· Kelompok jaga bertugas menjaga kelompok main semoga tidak berhasil menumpuk genting dengan cara menyusun seni administrasi dan melempar bola mengenai lawan.
· Pemenangnya ialah yang bisa menyusun genting kembali tanpa terkena lemparan bola dari lawan.
Berikut ialah pola format penilaian unjuk kerja berupa rubrik yang sanggup dibentuk oleh guru dalam menilai permainan boyboyan asal Jawa Barat.
Format Penilaian :
No | Nama | Skor Penilaian setiap Aspek | Jumlah Nilai | |||
Sportivitas | Kerjasama | Gerak berjalan dan berlari | Gerak melempar dan menangkap | |||
1 | Aminah | - | | | | |
2 | Asep | | | | | |
3 | Bella | | | | | |
4 | Budiman | | | | | |
5 | | | | | | |
6 | | | | | | |
Pengisian format di atas dengan mengisi Rubrik di bawah ini:
Aspek | Bobot Penilaian | ||
3 | 2 | 1 | |
Sportivitas | Sering melaksanakan pelanggaran | Kadang melanggar aturan | Sesuai aturan |
Kerjasama | Bermain sendiri | Kadang bekerjasama | Membuat seni administrasi dan kekompakan |
Gerak berjalan dan berlari | Gerakkan sempurna sesuai dengan prosedur | Kurang tepat | Tidak tepat |
Gerak melempar dan menangkap | Gerakkan sempurna sesuai dengan prosedur | Kurang tepat | Tidak tepat |
B. Kontektualisasi Pembelajaran
Pembelajaran pada silabus ini hanya merupakan model. Pembelajaran pada silabus ini sanggup diubahsuaikan dan diperkaya dengan konteks tempat atau satuan pendidikan, serta konteks global untuk mencapai kualitas optimal hasil mencar ilmu siswa tetap berada pada budayanya, mengenal dan mengasihi alam dan sosial di sekitarnya, dengan perspektif global sekaligus menjadi pewaris bangsa sehingga akan menjadi generasi tangguh dan berbudaya Indonesia.
Berlandaskan prinsip ini, pembelajaran tematik perlu dikontekstualkan dengan tema-tema yang akrab dengan lingkungan siswa, mengenal keragaman masyarakat, dan tempat maritim, agribisbis, dan jasa/niaga sehingga siswa bisa menyesuaikan diri dengan perubahan sosial yang berlangsung di masyarakat. Selain itu siswa akan mempunyai kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, juga diperlukan menunjukkan kontribusi pada perkembangan dan kemajuan masyarakat.
Sumber http://aqdaffa.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Model Silabus Sd Hal 5 -9"
Posting Komentar