Technologue.id, Jakarta – Perusahaan riset independen Alvara Research Center menilai generasi Y atau dikenal dengan sebutan milenial, akan mempunyai peranan sangat besar dalam perkembangan dunia digital. Mereka dianggap sangat aktif memakai teknologi untuk acara harian.
Generasi insan yang berada pada rentang usia 17 hingga 39 tahun itu gemar mengonsumsi layanan digital e-commerce buatan Indonesia. Asumsi ini berlandaskan laporan hasil riset bersama IDN Research Institute dan Alvara di awal tahun ini.
Dari data itu, ada lima kategori e-commerce yang diminati kelompok milenial menyerupai layanan transportasi, aplikasi pesan-antar makanan, aplikasi belanja, aplikasi pemesanan hotel dan tiket, dan pembayaran digital.
Di layanan aplikasi transportasi, Gojek lebih banyak dipakai responden ialah sebesar 70,4 persen dibanding Grab 45,7 persen. Mayoritas responden yang memakai kedua aplikasi (dual user) menilai bahwa perusahaan ride hailing asuhan Nadiem Makarim lebih dapat diandalkan dan lebih lengkap.
“Surevy tidak menanyakan preferensi mereka memggunakan layanan itu tapi lebih kepada manfaat dan benefit. Mayoritas menjawab alasannya benefit yang diterima oleh konsumen,” ujar Hasanuddin Ali, CEO dan Founder Alvara Research Center, dalam diskusi E-commerce Kita Makara Tuan Rumah di Negeri Sendiri, di Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Sementara di sisi aplikasi pesan-antar makanan, Go-Food yang juga masih layanan Gojek mendominasi pasar dengan 71,1 persen dibanding GrabFood 39,9 persen.
Kemudian aplikasi belanja, sayangnya masih didominasi oleh platform asal luar negeri menyerupai Lazada (47,9 persen) dan Shopee (32,2 persen), sementara aplikasi Indonesia menyerupai Tokopedia dan Bukalapak menjadi pilihan alternatif belanja masing-masing 15,4 persen dan 14,4 persen.
Aplikasi pemesanan hotel dan tiket didominasi oleh aplikasi buatan Indonesia ialah Traveloka diikuti Tiket.com dan Blibli.com.
Terakhir merk awareness aplikasi pembayaran digital Go-Pay mencapai 100 persen di kalangan milenial. Disusul OVO (96,2 persen) berada diurutan kedua, DANA (50,3 persen), PayTren (47 persen) dan LinkAja (35 persen).
Dari hasil penelitian itu hanya layanan belanja saja yang dikuasai aplikasi buatan luar negeri. Sementara empat aplikasi lain dikuasai oleh aplikasi dalam negeri.
Menurut pihak Alvara, momentum di mana para milenial yang notabene Digital Natives (karena dominan memakai smartphone untuk mengakses internet) yang lebih menentukan aplikasi e-commerce buatan Indonesia harus menjadi pemain utama tidak hanya menjadi pasar.
“Momentum di mana milenial yang notabene Digital Natives yang lebih menentukan aplikasi e-commerce buatan Indonesia harus dijaga agar Indonesia dapat menjadi pemain utama di abad ekonomi digital,” tutur Hasan.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Milenial Minati Layanan Digital Lokal Ketimbang Asing"
Posting Komentar