Perayaan Hari Raya Galungan di Bali, Indonesia, identik dengan penjor yang dipasang di setiap rumah di tepi jalan yang merupakan salah satu persembahan untuk Bhatara Mahadewa. Penjor ialah bambu yang dihias sedemikian rupa sesuai tradisi masyarakat Bali.
Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali (210 hari) yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan atau yang disebut juga Rabu Kliwon Wuku Dungulan sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan), yaitu hari dimana umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya. Serta merayakan kemenangan kebaikan melawan kejahatan. Sebagai ucapan syukur, umat Hindu memberi dan melaksanakan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara.
Hari Raya Kuningan merupakan hari suci agama Hindu yang dirayakan setiap 6 bulan atau 210 hari sekali (1 bulan dalam kalender Bali = 35 hari), dalam kalender Bali tepatnya pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan, 10 hari sehabis hari raya Galungan. Hari Kuningan merupakan hari resepsi bagi hari Galungan yang pemujaannya ditujukan kepada para Deva dan Pitara semoga turun melaksanakan pensucian serta mukti, atau menikmati sesajen-sesajen yang dipersembahkan.
Penyelenggaaraan upacara Kuningan disyaratkan supaya dilaksanakan sepagi mungkin dan tidak dibenarkan sehabis matahari condong ke barat. Alasannya ialah pada Hari Raya Kuningan, Ida Sanghyang Widhi Wasa memberkahi dunia dan umat insan semenjak jam 00 hingga jam 12 dan itulah ketika yang sangat sempurna kita tiba menyerahkan diri kepada-Nya dan memohon perlindungan-Nya.
Pada hari itu dibentuk nasi kuning, lambang kemakmuran dan dihaturkan sesajen-sesajen sebagai tanda terimakasih dan suksmaning idep dalam mendapatkan anugrah dari Hyang Widhi.
Sarana upacara sebagai simbul kesemarakan, kemeriahan terdiri dari banyak sekali macam jejahitan yang mempunyai simbolis sebagai alat-alat perang yang diparadekan menyerupai tamiyang kolem, ter, ending, wayang-wayang dan lain sejenisnya. Dalam Kuningan memakai upakara sesajen yang berisi simbul tamiang dan endongan, di mana makna tamiang mempunyai lambang sumbangan dan juga juga melambangkan perputaran roda alam yang mengingatkan insan pada aturan alam.
Galungan dan Kuningan dirayakan sebanyak dua kali setahun dalam kalender Masehi dan perhitungan perayaan kedua hari raya tersebut berdasarkan kepada kalender Bali. Hari Raya Galungan dirayakan setiap hari Rabu pada Wuku Dungulan dan Hari Raya Kuningan dirayakan setiap hari Sabtu pada Wuku Kuningan.
Adapun menurut kalendar Bali, rangkaian perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan pada tahun Çaka 1939 atau tahun 2017 ini ialah :
- 1 November 2017 : Hari Raya Galungan. Hari ini merupakan peringatan atas terciptanya alam semesta beserta isinya dan kemenangan dharma melawan adharma. Umat Hindu melaksanakan persembahan kehadapan Sang Hyang Widi dan Dewa atau Bhatara dengan segala manifestasinya sebagai tanda puji syukur atas rahmatnya serta untuk keselamatan selanjutnya. Sedangkan penjor yang dipasang di muka tiap-tiap perumahan merupakan persembahan kehadapan Bhatara Mahadewa yang berkedudukan di Gunung Agung.
- 2 November 2017 : Manis Galungan. Melakukan upacara nganyarin atau penyucian di merajan atau sanggah kemulan yang ditujukan kehadapan Hyang Kawitan dan Leluhur.
- 3 November 2017 : Purnama.
- 4 November 2017 : Pemaridan Guru. Kembalinya para Dewa ke Sunyaloka dengan meninggalkan kesejahteraan dan panjang umur pada umatnya. Pada hari ini dilakukan upacara keselamatan, bersembahyang dengan maksud menghaturkan suksma dan mohon penugrahan kerahayuan.
- 5 November 2017 : Ulihan. Pada hari ini menghaturkan canang raka dan runtutannya kehadapan Bhatara dan Bhatari. Beliau kembali ke singgasana atau Kahyangan masing-masing.
- 6 November 2017 : Pemacekan Agung. Hari ini dilakukan pemujaan terhadap Sang Hyang Widi atau Sang Hyang Prameswara dengan menghaturkan upacara memohon keselamatan. Sore hari (sandikala) dilakukan upacara segehan di halaman rumah dan di muka pintu pekarangan rumah yang ditujukan kepada Sang Kala Tiga Galungan beserta pengiringnya semoga kembali dan memberi keselamatan.
- 8 November 2017 : Buda Paing Kuningan. Pujawali Bhatara Wisnu.
- 10 November 2017 : Penampahan Kuningan.
- 11 November 2017 : Kajeng Keliwon Uwudan & Hari Raya Kuningan. Pada hari ini menghaturkan sesaji dan persembahan atas turunnya kembali Shang Yang Widi disertai oleh Dewata atau Pitara, mohon keselamatan dunia dengan segala isinya. Upacara dilangsungkan hanya hingga pukul 12.00 siang atau yang disebut “tajeg surya”, alasannya ialah sehabis itu para Dewata semuanya kembali ke Suralaya.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "√ Selamat Hari Raya Galungan Dan Kuningan 2017"
Posting Komentar