√ Bencana Supporter Persib Bandung Untuk Kemanusiaan

Dari tribun barat Stadion Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, tampak koreografi bertuliskan “Save Rohingya” begitu indahnya di tribun timur pada hari Sabtu, 9 September 2017, ketika Persib Bandung menjamu Semen Padang. Dan akhir dari semua itu Komisi Disiplin (Komdis) PSSI resmi menghukum PERSIB dengan denda sebesar Rp. 50 juta lantaran agresi suporternya.


Dalam surat bernomor 92/L1/SK/KD-PSSI/IX/2017 tertanggal 13 September 2017, Komdis menyebutkan bahwa pertandingan Persib Bandung menjamu Semen Padang pada tanggal 9 September 2017 lalu, agresi yang dilakukan Bobotoh yaitu sebuah pelanggaran.


“Suporter Persib Bandung terbukti dengan sengaja merencanakan untuk melaksanakan konfigurasi dengan goresan pena “Save Rohingya” dan diperkuat dengan bukti-bukti yang cukup untuk menegaskan terjadinya pelanggaran disiplin,”


Merujuk ke pasal 67 ayat (3) Kode Disiplin PSSI, Persib Bandung sebagai panitia penyelenggara pertandingan dan klub yang menaungi supporternya, didenda sebesar 50 juta rupiah.


Disebutkan pula bahwa Persib tidak sanggup melaksanakan banding atas keputusan tersebut. Sementara, denda wajib dibayar selambat-lambatnya 14 hari sesudah diterimanya keputusan itu.


 





 


Jika melihat Law Of The Game FIFA, memang melarang adanya pesan-pesan politis di luar sepakbola. Namun jikalau dilihat kebelakang, aksi-aksi solidaritas tersebut bukan hal gres bagi para supporter lokal maupun mancanegara.


Supporter Celtic (brigade green) pertanda solidaritas dalam bentuk pengibaran bendera Palestina ketika menghadapi klub asal Israel, Hapoel Be’er Shava ketika sabung kualifikasi Liga Champions 2016. Ada pula ST Pauli yang memang lebih radikal dalam agresi menentang di Hamburg yang merupakan basis mereka. Di Indonesia sendiri, Suporter Sriwijaya FC terlebih dahulu menampilkan koreografi Palestina ketika bertanding melawan Persipura Jayapura yang berbuntut denda sebesar 30 juta rupiah. Singa Mania, julukan supporter Sriwijaya FC, mengaku cukup galau dengan kebijakan tersebut, “karena ada di beberapa kota lain tidak menerima denda, kemarin pun agresi kami tidak ada kaitannya dengan politik dan sesuai dengan prinsip bangsa Indonesia”


“Bahwa bahwasanya kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh alasannya itu, maka penjajahan di atas dunia harus segera dihapuskan lantaran tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” ungkap ketua umum Singa Mania, Ariyadi Eko Neori  sembari mengutip kalimat dari UUD 1945 Republik Indonesia. Selain itu, dirinya juga menolak anggapan bahwa agresi ini ada kaitannya dengan tunjangan terhadap satu kelompok tertentu. “Masalah Palestina bukan soal agama, namun kalaupun harus dikaitkan bukankah penindasan kepada sesama insan tetap tidak dibenarkan oleh semua agama manapun”, tegasnya. 


Sebenarnya masih banyak hal-hal lain yang ditunjukan supporter bahkan pemain. Salah satu pola Christian Lucarelli, berdasarkan beberapa sumber, dalam sebuah momen, ia sempat mendedikasikan golnya bagi 400 pekerja pabrik yang di-PHK. Meski tak menolong secara langsung, tapi ia turut prihatin atas kejadian tersebut, dan ia akan selalu mendukung para buruh. Di sisi lain, bersebrangan dengan Lucarelli, ada Paulo di Canio yang dengan tegas menyatakan dirinya seorang fasis.


Konflik yang terjadi ketika ini di Rakhine memang sedang jadi perdebatan dunia. Diskriminasi terhadap minoritas etnis Rohingya mengundang simpati dari seluruh penjuru dunia, termasuk pemerintah Indonesia yang dengan tegas meminta otoritas Myanmar menghentikan kekerasan terhadap etnis Rohingya.


Hal di atas yang jadi landasan Bobotoh menciptakan koreografi “Save Rohingya” dalam pertandingan melawan Semen Padang. Aksi solidaritas ini yaitu cara mengekspresikan rasa kemanusiaan. Sehingga sebagai reaksi akhir keputusan PSSI itupun gerakan dengan hashtag #KoinUntukPSSI menjadi viral di dunia maya terutama twitter dimana para netizen dengan dimotori Viking Persib Club, bergerak mengumpulkan uang sejumlah 50 juta rupiah berupa sumbangan koin/uang logam yang rencananya akan diberikan kepada PSSI sebagai pembayaran denda tersebut.


Mengutip Pramoedya Ananta Toer,



“sia-sia dunia ini, kalau untuk meningkatkan satu orang yang lain mesti diinjak” 



 


Twitter Moment :


 


Website PSSI Dibajak


Diduga, peretasan laman otoritas sepak bola di Tanah Air pada hari Kamis, 14 September 2017, diduga terkait keputusan PSSI yang menjatuhkan hukuman denda Rp50 juta kepada Maung Bandung.


CNN Indonesia melansir seluruh kanal di situs pssi.org tidak sanggup diakses pada Kamis (14/9) sore. Dalam situs PSSI tertera gambar yang diduga pengungsi Rohingya dan suporter sepak bola yang membentangkan pesan mengenai bencana kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya dan banyak sekali gambar pengungsi.


Selain foto itu juga terdapat goresan pena yang mempertanyakan pelarangan PSSI terkait agresi solidaritas kemanusiaan di dalam stadion,



“Dengan alasan politik PSSI melarang agresi solidaritas kemanusian di dalam Stadion. Lalu apa bedanya Rohingya, Palestina, dan Paris?



 



“Kenapa untuk agresi Paris boleh, sedangkan untuk Palestina dan Rohingya dilarang? Apalagi menghitung jumlah korban jauh lebih banyak korban di Palestina dan Rohingya.”



*dirangkum dari banyak sekali sumber



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "√ Bencana Supporter Persib Bandung Untuk Kemanusiaan"

Posting Komentar