Sejak menerima kabar gosip dari papa kalau mama harus masuk IGD sebab sakitnya semenjak sekitar 3 ahad yang kemudian dan tiba-tiba mengalami pendarahan tadi pagi, entah kenapa selalu saja tak sanggup untuk sekedar menulis pesan untuk mama apalagi untuk berbicara meskipun hanya sekedar sapaan pagi. Seakan air mata ini tak sanggup ku bendung meski dengan segenap upaya biar air mata ini tak mengalir di pipi dan terjatuh membasahi bumi, sebab ku tahu saya seorang lelaki.
Mama, perlu waktu lebih dari 10 jam untuk menuangkan isi hati dalam bentuk goresan pena ini untuk mama, sulitnya sangat melebihi tulisan-tulisan lainnya yang sudah pernah ku tulis.
Mama, begitu teramat tinggi yang ingin ku lukiskan perihal mama, setidaknya menyerupai lagu kanak-kanak yang sering mama nyanyikan untukku dan adik-adik di waktu kecil dulu, “bagai sang surya menyinari dunia”, tapi tetap saya tak bisa menggambarkan kebesaran dan kasih sayangmu itu, sebab saya tahu bahwa hati dan sayangmu melebihi sang surya yang menyinari dunia.
Mama, maafkan saya yang betapa bodohnya tak bisa menuliskan seluruh kebesaran atas kehormatan jiwa mama, sebab saya memang tak tahu hal atau bahkan sesuatu apa yang sanggup kusandingkan dan kubandingkan dengan sosok diri mama.
Mama, dengan isi kepala yang entah menyerupai apa, dengan isi hati yang ingin meledak, mata melirik ke kanan dan ke kiri, berusaha mencari kata-kata yang sempurna untuk disiratkan meski tenggorokan ini terasa sangat sakit, sebab saya tak mau terisak menahan sedih dan tangis.
Seperti pesan mu dulu, sebab saya seorang lelaki yang tak boleh cengeng, tapi tetap saja air mata itu selalu ada disaat saya tahu saya belum bisa buatmu senang dan berteriak gembira padaku.
Mama, jikalau mama membaca goresan pena ku ini, mama jangan menangis, juga jangan tertawa, jangan menyerupai saya yang selalu saja ingin menangis dan selalu menangis dikala terbayang wajahmu, meski semua itu hanya sebatas denah di mata dan sekilas melintas di otak ini saja.
Mama, ternyata meskipun hanya kata-kata sederhana dan mungkin semua orang pun bisa membuatnya bahkan bawah umur ku yang masih sangat belia pun niscaya bisa yang bahkan mungkin lebih manis daripada goresan pena ku ini. Namun ku yakin sangat berbeda, adalah goresan pena ini dari hatiku, dari ketulusan ku yang menyayangimu, hal gampang namun sulit mesti hanya kubisikkan di telinga mama.
Aku mohon mama jangan kecewa, jangan bersedih, sebab terlalu ndeso bagiku untuk membandingkanmu dengan apapun bahkan dengan seluruh isi alam semesta.
ingin ku lukiskan perihal mama, ‘bagai sang surya menyinari dunia’
aku sayang mama, sayang sekali mama,
terima kasih mama sudah mau menjadi mamaku .. terima kasih mama telah menjadi mamaku,
mama telah mengajariku banyak hal perihal hidup ini .. mama telah beri saya banyak hal untuk hidup ini,
mama telah mengingatkanku atas banyak hal dalam hidup ini .. mama telah menjelaskan kepadaku banyak hal menjalani hidup ini,
maafkan saya yang selalu kecewakan mama .. maafkan saya yang selalu saja kecewakan mama,
maafkan saya jikalau baktiku padamu masih jauh dari harap mama dan maafkan saya sekali lagi sebab saya tak bisa menuliskan lebih banyak lagi untuk mama ..
yang niscaya mama harus berpengaruh & mama niscaya berpengaruh ..
Papa dan juga kami bawah umur mama, serta cucu-cucu mama selalu disamping mama dan selalu mendoakan yang terbaik untuk mama,
lekas sembuh mama .. nanti kalau sudah sehat, mama dan papa ke Jakarta lagi, nanti kita jalan-jalan lagi dengan kami semua bawah umur mama dan papa juga cucu-cucu mama, supaya mama dan papa bisa tersenyum dan tertawa senang tanpa rasa sakit menyerupai kini ini,
dan dikala ini, kami bawah umur mama sedang dalam perjalanan ke rumah mama, seraya tak pernah putus lisan dan hati kami bawah umur mama selalu memohonkan kepada Allah untuk kesehatan mama,
Allohumma isyfi ummii bi syifaaika wa daawihaa bi dawaaika wa ‘aafihaa min balaaika bi haqqi Muhammadin wa alii Muhammadin, iyyakana’ budu wa iyya kanasta’in, robbighfirli waliwaalidayya, robbir hamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo, innii tubtu ilaika wa inni minal muslimiin ..
ya Allah Tuhan kami, sembuhkanlah ibuku dengan obat-Mu, dan obatilah penyakitnya dengan penawar dari-Mu dan lindungilah beliau dari azab-Mu demi kedudukan Nabi Muhammad dan keluarganya, hanya nama-Mu lah yang kami sembah dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan, ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku serta kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka mengasihiku semenjak kecil, sesungguhnya saya bertaubat kepada Engkau dan bantu-membantu saya termasuk orang-orang yang berserah diri, Aamiin ya rabbl’alamiin
Jakarta, 25 Oktober 2017
sembah sujud dari anak mama & papa –
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "√ 25.10.17 – Surat Untuk Mama"
Posting Komentar