Budidaya Belut

Belut (Monopterus albus)
     Belut (ordo Anguilliformes)merupakan jenis binatang air tawar dengan bentuk tubuh lingkaran memanjang yang hanya mempunyai sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan bawah umur ikan yang masih kecil. Biasanya Habitatnya di daerah berlumpur, genangan air tawar, atau anutan air yang kurang deras. Di Indonesia terdapat tiga jenis ikan belut, yaitu belut sawah (Monopterus albus Zuieuw), belut rawa (Synbranchus bengalensis Mc. Clell), dan belut bermata sangat kecil (Macrotema caligans Cant). 
     Belut sawah merupakan jenis yang paling dikenal di Indonesia, sedangkan belut rawa jumlahnya terbatas sehingga kurang begitu dikenal. 
Ikan belut sawah mempunyai bentuk tubuh panjang dan lingkaran mirip ular, tetapi tidak bersisik dan matanya kecil. Panjang seekor belut berkisar antara 10 cm hingga 3 m, dengan berat yang sangat bervariasi, dari ratusan gram hingga ada yang mencapai 65 kg.   Penangkapan belut sama mirip cara menangkap ikan lainnya, yaitu dengan peralatan antara lain bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, serta pancing atau kail. 
Cara lain dengan mengeringkan air kolam, sehingga belut gampang diambil.
Ordo Anguilliformes terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera, dan 400 spesies. Mayoritas belut ialah predator.
     Belut mempunyai kelamin ganda pada kehidupannya, belut menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina, sedangkan belut yang sudah bau tanah selalu berkelamin jantan dan lantaran sifat-sifat belut serupa itu, maka pada belut bisa mengalami masa kosong kelamin atau disebut banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri
     Belut mempunyai ciri-ciri tubuh lingkaran panjang mirip ular tetapi tidak bersisik, dan kulitnya licin mengeluarkan lendir. Matanya kecil hampir tertutup oleh kulit. Giginya juga kecil runcing berbentuk kerucut dan bibir berupa lipatan kulit yang lebar di sekeliling mulutnya. Belut mempunyai sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor yang sangat kecil, sehingga hampir tidak terlihat oleh mata. 
Jenis ikan darat ini merupakan komoditas perikanan darat yang bergerak dengan jalan melenggak-lenggokkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. 
     Secara alamiah belut memakan aneka macam jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air mirip serangga, siput, dan juga cacing anak katak serta anak ikan. Makara belut tergolong binatang karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain. Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus mirip antara lain protozoa atau binatang bersel satu, microcrustacean atau udang-udangan renik, invertebrata, microscopic atau hewan-hewan tak bertulang belakang yang keci-kecil sedangkan belut yang mulai sampaumur memakan larva-larva serangga, cacing, siput, berudu kodok dan benih-benih ikan yang masih lemah.
Di Indonesia semenjak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga dikala ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.

Kandungan Nilai Gizi dan Nutrisi pada belut mirip garam mineral dan vitamin ;
     1. Zat besi (20 mg/100 g), jauh lebih tinggi dibandingkan zat besi pada telur dan daging (2,8 mg/ 100g).
     2. Vitamin A yang mencapai 1.600 SI per 100 g vitamin A juga sangat diharapkan tubuh untuk pertumbuhan, penglihatan, dan reproduksi.
     3. Fosfor; fungsi utama fosfor adlah sebagai pemberi tenaga dan kekuatan pada metabolisme lemak dan karbohidrat
     4. Vitamin B; ia sangat penting bagi otak untuk berfungsi normal, membantu membentuk protein, hormon, dan sel darah merah.
     5. Vitamin D yang cukup tinggi, 10 kali ganda daging dan 50 kali gand vitamin D yang terdapat pada susu. Vitamin D sangat mempunyai kegunaan bagi tubuh untuk membantu perembesan kalsium.
     Dilihat dari komposisi gizinya, belut mempunyai nilai energi yang cukup tinggi, yaitu 303 kkal per 100 gram daging. Nilai energi belut jauh lebih tinggi dibandingkan telur (162 kkal/100 g tanpa kulit) dan daging sapi (207 kkal per 100 g). Hal itulah yang mengakibatkan belut sangat baik untuk dipakai sebagai sumber energi.
     Nilai protein pada belut (18,4 g/100 g daging) setara dengan protein daging sapi (18,8 g/100g), tetapi lebih tinggi dari protein telur (12,8 g/100 g). Seperti jenis ikan lainnya, nilai cerna protein pada belut juga sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk sumber protein bagi semua kelompok usia, dari bayi hingga usia lanjut.
     Protein belut juga kaya akan beberapa asam amino yang mempunyai kualitas cukup baik, yaitu leusin, lisin, asam aspartat, dan asam glutamat. Leusin dan isoleusin merupakan asam amino esensial yang sangat diharapkan untuk pertumbuhan bawah umur dan menjaga kesetimbangan nitrogen pada orang dewasa.
     Leusin juga mempunyai kegunaan untuk perombakan dan pembentukan protein otot. Asam glutamat sangat diharapkan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan asam aspartat untuk membantu kerja neurotransmitter. Tingginya kadar asam glutamat pada belut menimbulkan belut berasa yummy dan gurih. Dalam proses pemasakannya tidak perlu ditambah penyedap rasa berupa monosodium glutamat (MSG). 
     Kandungan arginin (asam amino nonesensial) pada belut sanggup memengaruhi produksi hormon pertumbuhan insan yang terkenal dengan sebutan human growth hormone (HGH). HGH ini yang akan membantu meningkatkan kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan bahwa arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
     Belut kaya akan zat besi (20 mg/100 g), jauh lebih tinggi dibandingkan zat besi pada telur dan daging (2,8 mg/100g). Konsumsi 125 gram belut setiap hari telah memenuhi kebutuhan tubuh akan zat besi, yaitu 25 mg per hari. Zat besi sangat diharapkan tubuh untuk mencegah anemia gizi, yang ditandai oleh tubuh yang gampang lemah, letih, dan lesu. 
     Zat besi mempunyai kegunaan untuk membentuk hemoglobin darah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen tersebut selanjutnya berfungsi untuk mengoksidasi karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi untuk kegiatan tubuh. Itulah yang mengakibatkan tanda-tanda utama kekurangan zat besi ialah lemah, letih, dan tidak bertenaga. Zat besi juga mempunyai kegunaan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tidak gampang terjangkit aneka macam penyakit infeksi.
     Belut juga kaya akan fosfor. Nilainya dua kali lipat fosfor pada telur. Tanpa kehadiran fosfor, kalsium tidak sanggup membentuk massa tulang. Karena itu, konsumsi fosfor harus berimbang dengan kalsium, semoga tulang menjadi kokoh dan kuat, sehingga terbebas dari osteoporosis. Di dalam tubuh, fosfor yang berbentuk kristal kalsium fosfat umumnya (sekitar 80 persen) berada dalam tulang dan gigi.
     Fungsi utama fosfor ialah sebagai pemberi energi dan kekuatan pada metabolisme lemak dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan gigi dan gusi, untuk sintesis DNA serta perembesan dan pemakaian kalsium. Kebutuhan fosfor bagi ibu hamil tentu lebih banyak dibandingkan saat-saat tidak mengandung, terutama untuk pembentukan tulang janinnya. Jika asupan fosfor kurang, janin akan mengambilnya dari sang ibu. Ini salah satu penyebab penyakit tulang keropos pada ibu. Kebutuhan fosfor akan terpenuhi apabila konsumsi protein juga diperhatikan.
     Kandungan vitamin A yang mencapai 1.600 SI per 100 g menciptakan belut sangat baik untuk dipakai sebagai pemelihara sel epitel. Selain itu, vitamin A juga sangat diharapkan tubuh untuk pertumbuhan, penglihatan, dan proses reproduksi. Belut juga kaya akan vitamin B. Vitamin B umumnya berperan sebagai kofaktor dari suatu enzim, sehingga enzim sanggup berfungsi normal dalam proses metabolisme tubuh. 
Vitamin B juga sangat penting bagi otak untuk berfungsi normal, membantu membentuk protein, hormon, dan sel darah merah.
Belut ialah salah satu sumber energi dan protein yang sangat potensial.

PEDOMAN BUDIDAYA
      PERSYARATAN LOKASI
     1 Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian daerah budidaya ikan belut sanggup berada di dataran rendah hingga dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik. 
     2 Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak terkotori bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun. 
     3 Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31 ᵒC. 
     4 Pada prinsipnya kondisi perairan ialah air yang harus higienis dan kaya akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. 
Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut sampaumur tidak menentukan kualitas air dan sanggup hidup di air yang keruh.

   SARANA DAN PERALATAN 
     1 Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pamijahan, kolam pendederan (untuk benih berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi dua tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu dua bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut. 
     2 Anak belut yang sudah siap dipeliharasecara intensif ialah yang berukuran 5-8 cm. dipelihara selama empat bulan dalam dua tahapan dengan masing-masing tahapannya selama dua bulan. 
     3 Bibit bisa diperoleh dari kolam pembibitan atau bisa juga diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pamijahan. 
     4 Biasanya belut yang dipijahkan ialah belut betina berukuran 30 cm dan belut jantan berukuran 40 cm. 
     5 Pemijahan dilakukan dikolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2 .
   PEMIJAHAN
Rincian pemijahannya ialah sebagai berikut: 
     1 Buat kolam timbul diatas tanah seluas 2x6 m 
     2 Dipetak-petak, 1 petak = 1 m2 Tinggi petak 70 m Pinggir dan dasar di plur/ diplester .
     3 Diairi selama 1 minggu.
     4 Masukan lumpur sedalam 20 cm.
     5 Taburi jerami kira-kira 10 cm.
     6 Taburi irisan pohon pisang 
     7 Diairi dengan air yang mengalir walaupun kecil selama 1 minggu 
7.1   Penempatan media tersebut di atas dilakukan dengan perbandingan:
    1. Lapisan pertama paling bawah jerami padi dengan tinggi/tebal 5 cm, ditaburkan secara merata pupuk orea 5 kg dan pupuk NPK 5 kg, untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm, apabila kolam nya lebih besar atau lebih kecil ukuran nya dari ukuran ini perbandingan pupuk di atas bisa menjadi acuan.
    2. Lapisan kedua tanah atau lumpur setinggi 5 cm.
    3. Lapisan ketiga pupuk sangkar setinggi 5 cm.
    4. Lapisan keempat pupuk kompos setinggi 5 cm, untuk lapisan keempat tanah atau lumpur  tinggi 5 cm.
    5. Lapisan kelima ialah lumpur cincangan batang pisang setinggi 10 cm.
    6. Lapisan keenam ialah tanah  lumpur setinggi 10 cm.
    7. Lapisan ketujuh ialah air setinggi 10 cm dan di atas air ditanami secara merata flora enceng gondok hingga menutupi 3/4 permukaan kolam.
Setelah semua media terisi didalam  kolam diamkan media pemeliharaan tersebut selama 2 ahad semoga seluruh media mengalami fermentasi dan sehabis 2 ahad selesai proses fermentasi nya maka, benih atau bibit belut sanggup dimasukkan ke kolam pemeliharaan tersebut.
8. Siapkan bibit besar yang unggul sebagai mana tadi telah disebutkan.
9. Untuk setiap petak 1: 4 jantan dan betinanya 
10. Selama 3 bulan beranak 
11. Anaknya dipisahkan dengan menciptakan Kolam baru.
12. Makanan : masakan bekas.

       PENYIAPAN BIBIT
A. Menyiapkan Bibit
     A.1 Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif ialah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan.
     A.2 Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam.
     A.3 Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan ialah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.
     A.4 Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2. 
     Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari gres telur-telur ikan belut menetas. Dan sehabis menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. 
Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama ± 1 (satu) bulan hingga anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.

B. Perlakuan dan Perawatan Bibit
Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin semoga tidak banyak yang hillang. Dengan perairan yang higienis dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.
      Ciri-ciri induk belut
1 Ciri Induk Belut Jantan
1.1 Berukuran panjang lebih dari 40 cm
1.2 Warna permukaan kulit lebih gelap atau bubuk – abu
1.3 Bemtuk kepala tumpul
1.4 Usianya diatas satu tahun

2 Ciri Induk Belut Betina
1 Berukuran panjang antara 20 cm -30 cm
2 Warna permukaan kulit lebih cerah atau lebih muda
3 Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perutnya
4 Bentuk kepala runcing
5 Usianya dibawah sembilan bulan.

   Perkembangbiakan Belut
Belut ini gampang berkembang biak dialam, tetapi juga tidak sulit dikembangbiakkan di kolam, asal media dikolam mirip habitat aslinya. Secara alami berkembang biak setahun sekali, tapi dengan masa perkawinan yang amat panjang yaitu mulai dari demam isu penghujan hingga dengan permulaan demam isu kemarau ( Kurang lebih empat hingga lima bulan ) 
Perkawinan belut umumnya datang akan terlihat belut jantan berbomdong ramai – ramai berenang ke aneka macam penjuru kearah tepian. Diperairan yang dangkal itulah nantinya belut jantan menggali lubang perkawinan. Lubang perkawinan diabangun mirip “U” . Selanjutnya dalam lubang tersebut belut jantan kemudian menciptakan gelembung-gelembung udara yang membusa di permukaan air diatas salah satu lubnagnya. Busa – busa tersebut mempunyai kegunaan untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Belut jantan menanti kehadiran belut betina di lubang yang tidak diliputi busa.
Setelah belut betina yang dinanti tiba, sebelum perkawinan dilangsungkan akan terjadi cumbu-cumbuan mesra terlebih dahulu. Dalam perkawinan telur-telur dari betina akan dikeluarkan disekitar lubang dibawah busa-busa yang mengapung pada permukaan aor. Telur yang sudah dibuahi selanjutnya akan dicakup belut jantan untuk disemburkan dan diamankan dalam lubang persembunyian. 
Kemudian belut jantanlah yang akan menjalani kiprah menjaga telur – telur tersebut hingga menetas. Selama menjaga telur ini belut jantan galaknya bukan main. Setiap mahluk yang mendekat ke sarang niscaya akan diserang.
   Penetasan
Telur –telur dialam akan menetas sehabis 9-10 hari kemudian. Tetspi untuk dikolam pendederan dan pemijahan telur-telur belut akan menetas dalam waktu 12-14 hari. Sewaktu gres menetas warna anak belut kuning sehabis itu pelan – pelan berkembang menjadi kuning kecoklatan dan selanjutnya menjadi coklat muda. 
Anak –anak belut yang sudah menetas sementara masih diasuh oleh belut jantan selama dua minggu. Setelah berumur 15 hari bawah umur belut sudah bisa berenag sendiri dan meninggalkan sarana penetasan. Mereka sudah bisa menggali lubnag dan mencari masakan sendiri daerah lain.
   Pemeliharaan Pembesaran
1 Pemupukan
   Jerami yang sudah lapuk diharapkan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk sangkar juga diharapkan sebagai salah satu materi organic utama.
2 Pemberian Pakan
   Bila diharapkan bisa diberi masakan aksesori berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.
3 Pemberian Vaksinasi
4 Pemeliharaan Kolam dan Tambak
   Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut ialah menjaga kolam semoga tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun
   Hama dan penyakit
1 Hama 
     1.1 Hama pada belut ialah binatang tingkat tinggi yang pribadi mengganggu kehidupan belut.
     1.2 Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
     1.3 Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
2 Penyakit
Penyakit yang umum menyerang ialah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah mirip virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
   Panen
Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
     1.1 Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
     1.2 Berupa hasil selesai pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai dengan undangan pasar/konsumen).
Cara Penangkapan belut sama mirip menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.







Sumber http://equatornusantara.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Budidaya Belut"

Posting Komentar