5 Kota Modern Yang Ditinggalkan Penduduknya

Pada masa kemudian kita mengenal kota-kota menyerupai Petra yang ditinggalkan oleh para penghuninya, namun di masa modern ini terdapat juga beberapa kota-kota yang harus ditinggalkan para penghuninya untuk banyak sekali alasan, yang kesudahannya menerima julukan sebagai kota hantu alasannya kosong ditinggalkan para penduduk yang pernah mendiami lokasi tersebut.
Berikut dibawah ini ialah kota-kota Modern yang ditinggalkan oleh para penduduknya :


1. Prypiat, Ukraina
Pada tanggal 26 April 1986 terjadi ledakan pada reaktor no 4 di reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di Ukraina yang dikala itu masih menjadi sebuah negara bab dari Uni Sovyet. Kejadian tersebut ialah insiden terburuk sepanjang sejarah dalam proses pengolahan sumber daya nuklir menjadi tenaga listrik.
Efek radiasi jawaban dari ledakan tersebut menyebar keseluruh Ukraina dan mengakibatkan ribuan orang tewas di Ukraina dan Rusia dan efek dari radiasi tersebut menyebar ke seluruh negara sampai tahun 2006 (source:Greenpeace). Pemerintah Uni Sovyet menerima kritikan keras alasannya tidak bergerak cepat untuk memperingatkan warganya ihwal ancaman tersebut, walaupun begitu kota-kota terdekat dengan reaktor tersebut penduduknya dievakuasi dan memutuskan zona 18 mil sebagai zona langsung yang terlarang untuk dimasuki.
Prypiat ialah sebuah kota yang hanya berjarak 3 mil dari reaktor Chernobyl dan penduduknya sebagian besar ialah para pekerja di reaktor tersebut, sekitar 44.000 jiwa menghuni kota ini dan gres 60 jam sesudah insiden para penduduk kota tersebut di evakuasi.
Prypiat ditetapkan sebagai wilayah yang tidak kondusif untuk dihuni dan diharapkan waktu ratusan tahun sampai kondusif untuk dihuni oleh manusia.



2. Humberstone dan Santa Laura, Chili
Kota Humberstone di Chili berdiri tahun 1862 sebagai kantor sentra pertambangan nitrat La Palma. Pada tahun 1925 kota ini berubah namanya menjadi Humberstone diambil dari nama seorang manajer pertambangan asal Inggris yang telah menciptakan kota kecil tersebut menjadi makmur.
Baik Humberstone dan kota tetangganya Santa Laura mengalami booming dan kemakmuran alasannya produksi nitrat mereka, kedua kota ini jaya pada era tahun 30an dan 40an dimana selain merupakan sentra pertambangan juga merupakan sentra pengolahan nitrat.
Nitrat pada masa itu merupakan unsur terpenting dalam proses pembuatan pupuk namun semenjak tamat 30an industri juga sudah mulai menciptakan pengganti berupa nitrat sintetis yang lebih murah.
Akibat semakin banyaknya produksi nitrat sintetis yang lebih murah menciptakan seruan akan nitrat menurun dan cepat atau lambat kejayaan kedua kota tersebut memudar, sampai kesudahannya 3 dekade kemudian yakni di tahun 1961 secara resmi kantor pertambangan nitrat dikota tersebut ditutup.
Yang tersisa dari kejayaan kedua kota tersebut hanyalah tumpukan pasir, gurun dan sekolah-sekolah serta museum yang telah ditinggalkan, sementara itu masih sanggup dilihat sampai sekarang rumah-rumah para pekerja dan mesin-mesin pengolahan yang terdapat di pabrik-pabrik yang telah ditinggalkan. Disana juga masih dijumpai Hotel Humberstone dengan akomodasi kolam renangnya yang telah kering air nya namun papan loncat nya masih tegak berdiri sampai kini.
Di tahun 1970 pemerintah Chili memutuskan kedua kota tersebut sebagai monumen nasional, dan ditahun 2005 ditetapkan sebagai situs warisan budaya oleh UNESCO.




3. Pulau Hashima Jepang
Pulau Hashima ialah sebuah pulau kecil bebatuan yang hanya mempunyai luas 15 acre yang terletak dilepas pantai Nagasaki Jepang. Pada masa jayanya pulau ini ialah pulau yang sangat penting dimana merupakan sentra utama pertambangan batubara di Jepang hampir seabad lamanya. Pulau ini berada diatas deposit batubara yang cukup besar. Pada mulanya pulau ini dimiliki oleh sebuah keluarga penduduk setempat yang mulai menambang kerikil bara disana secara tradisional, kemudian dibeli Mistubishi Corporation pada tahun 1890 dan mulai dikala itu kejayaan Hashima dimulai.
Karena letaknya yang cukup jauh sekitar 18 mil dari Nagasaki menciptakan Mitsubishi membangun rumah-rumah buat para pekerjanya daripada harus menyediakan feri setiap hari pulang dan pergi untuk para pekerjanya. Sebuah apartement permanen dibangun dimana keluarga para pekerja mendiami sebuah kamar yang sempit dan harus membuatkan kamar mandi dan dapur dengan keluarga lainnya.
Fasilitas perhiasan bagi tempat tersebut kemudian mulai dibangun menyerupai theater, praktik dokter, restoran dan bar, dan kota ini menjadi padat dan seluruh komplek dikota tersebut dihubungkan oleh terowongan bawah tanah, pada puncaknya di tahun 1959 pulau Hashima ialah kota yang paling padat penduduknya dimuka bumi dimana dihuni oleh 5259 jiwa berarti 835 orang untuk area seluas 2.5 hektar.
Tidak semua para pekerja di Hashima bekerja disana atas kemauan mereka sendiri, dimasa perang dunia ke-2 pemerintah Jepang memaksa para pekerja China dan Korea bekerja disana, Sekitar 122 dari 500 pekerja asal Korea meninggal disana antara tahun 1939-1945.
Setelah perang dunia ke-2 para pekerja di pulau tersebut menerima banyak sekali macam kemewahan dan akomodasi menyerupai televisi dan radio dll.
Namun pada bulan Januari 1974 dimana penggunaan minyak bumi sebagai sumber energy lebih banyak digunakan dibandingkan kerikil bara, Mitsubishi Corp mengumumkan bahwa tambang tersebut akan ditutup, dan dibulan April tahun 1974 ialah dikala dimana para penghuni terakhir pulau tersebut diangkut oleh feri meninggalkan pulau itu.




4. Kadykchan, Rusia
Kadykchan ialah sebuah kota yang dibangun usai perang dunia ke-2 sebagai kota bagi para pekerja tambang kerikil bara dan keluarga mereka, ditahun 1996 6 orang pekerja tewas jawaban ledakan dalam tambang kerikil bara tersebut dan untuk menghindari ancaman tambang tersebut ditutup dan 12.000 jiwa yang menghuni kota tersebut diungsikan yang menciptakan kota tersebut menjadi sunyi dan tak berpenghuni.




5. Centralia, Pennsylvania USA
Centralia ialah sebuah kota yang pada masa jayanya dihuni oleh 3000 jiwa yang berdiri semenjak tahun 1866 jawaban booming tambang kerikil bara yang terdapat di kota tersebut namun tambang tersebut juga yang menciptakan kota tersebut mengalami kehancuran. Ditahun 2005 hanya 12 orang sesudah sebelumnya ditahun 1981 masih dihuni 1000 orang jawaban terbakarnya tambang di tahun 1962, kebakaran ini terjadi alasannya pembakaran sampah yang dilakukan oleh para pekerja yang secara tidak sengaja menciptakan cadangan kerikil bara yang ada dibawah kota tersebut terbakar, hal ini menciptakan efek sentra cadangan batubara yang ada menjadi ikut terbakar dan sangat susah dipadamkan, semua teknik telah dilakukan dan biaya yang tak ternilai jumlahnya telah dikeluarkan namun tidak sanggup memadamkan api pada kandungan batubara yang begitu besar.
Di tahun 1981 sesudah 20 tahun api terus menyala, seorang anak terperosok kedalam sebuah lubang yang terbuka namun ia berhasil selamat dari lubang menganga sedalam 150m dengan berpegangan pada akar, lubang ini mengeluarkan gas karbon monoksida yang beracun.
Pemerintah federal mengeluarkan dana 42 juta dollar untuk memindahkan sisa penduduk yang masih bertahan di tahun 1982 dan secara resmi menutup kota tersebut, hanya 20 warga yang tinggal sebagai warga liar di bekas rumah yang dulunya resmi milik mereka, jalur utama keluar dan masuk ke kota tersebut ditutup alasannya tanah-tanah disekitar kota tersebut terbuka dan mengeluarkan gas putih yang beracun. Dan hampir sebagian besar rumah dan bangunan tersebut terbakar oleh api.
Sumber http://mawasangka-bagea.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "5 Kota Modern Yang Ditinggalkan Penduduknya"

Posting Komentar