Kerajaan Laut Hindu-Buddha (Sriwijaya, Mataram, Medang Kamulan)

Sejarah_11.jpg

RG Squad sudah tahu belum wacana sejarah kerajaan laut Hindu-Buddha di Indonesia? Ada banyak hal menarik yang harus kalian tahu lho wacana sejarah kerajaan-kerajaan laut Hindu-Buddha. Dengan memelajarinya, kalian sanggup tahu menyerupai apa awal mula bangsa ini terbentuk, tentunya peristiwa-peristiwa pada masa itu sangat memilih kehidupan bangsa Indonesia hari ini. Sekarang kita simak ya beberapa klarifikasi di bawah ini. 

  • Kerajaan Sriwijaya

Pada kala ke-7, muncul kerajaan yang berkembang begitu pesat di wilayah Sumatra, yaitu Kerajaan Sriwijaya. Awalnya Kerajaan Sriwijaya ini muncul sehabis munculnya kota-kota perdagangan. Wilayah pantai timur Sumatra merupakan wilayah yang sangat ramai, hal ini dikarenakan wilayah tersebut menjadi salah satu jalur perdagangan.

Kerajaan Sriwijaya terletak di Sumatera Selatan tepatnya di Sungai Musi, Palembang. Menurut Prasasti Kedukan Bukit, raja Sriwijaya yang bernama Dapunta Hyang, berhasil menaklukkan daerah Minangatamwan yang diperkirakan ketika ini adalah tempat Jambi. Letak Sriwijaya yang cukup strategis mendorong interaksi antara Sriwijaya dengan kerajaan di luar Nusantara, menyerupai kerajaan Nalanda dan kerajaan Chola dari India. Selain dengan India, Sriwijaya juga melaksanakan relasi baik dengan pedagang-pedagang dari Tiongkok yang sering singgah. Perluasan tempat kekuasaan ini, mendorong perekonomian kerajaan menjadi maju.

Selain Dapunta Hyang, Sriwijaya pernah dipimpin oleh Raja Balaputradewa yang merupakan keturunan Dinasti Syailendra. Di bawah kepemimpinan Balaputradewa, Sriwijaya menjadi kerajaan yang sangat berjaya. Pada kala ke-7 M, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai jalur perdagangan di Selat Sunda, Selat Malaka, Selat Bangka, dan Laut Jawa.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Maritim Hindu-Buddha (Kutai, Tarumanegara, Kalingga)

Seperti yang disebutkan dalam Prasasti Ligor yang ditemukan di Ligor, pangkalan kerajaan Sriwijaya berfungsi untuk mengawasi perdagangan di Selat Malaka. Hingga kala ke-8 M, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai jalur perdagangan di Asia Tenggara. Oleh alasannya kekuasaannya yang sangat luas, Sriwijaya menjadi kerajaan laut terbesar di seluruh Asia Tenggara.

Walaupun kerajaan Sriwijaya merupakan sentra agama Buddha di luar India, Sriwijaya tidak mempunyai peninggalan budaya berupa candi-candi atau archa dalam bidang kebudayaan. Kepercayaan kerajaan Sriwijaya merupakan Buddha Mahayana.

Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran mulai pada kala ke-13 M, ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan besar menyerupai kerajaan Siam yang sama-sama menguasai jalur perdagangan. Selain itu, munculnya kerajaan Singasari yang ingin menyatukan wilayah Nusantara, mulai mengirim ekspedisi ke arah barat yang disebut ekspedisi Pamalayu. Aktifitas perdagangan juga sudah mulai berkurang, sehingga para pedagang menyeberang ke tempat Tanah Genting Kra. Kekuasaan Sriwijaya mulai berakhir alasannya munculnya kerajaan Majapahit dan dihancurkan pada 1377 M.

Prasasti kerajaan Sriwijaya kerajaan laut hindu-buddha

  • Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan besar bercorak Hindu-Buddha di Jawa. Kerajaan Mataram diperkirakan berdiri selama 196 tahun dan mempunyai 17 orang Raja. Raja mempunyai gelar khusus seperti narapati yang berarti insan yang memimpin, sri maharaja yang berasal dari bahasa Sanskerta, rakai dan abhiseka yang semuanya berasal dari India. Raja pertama Mataram yakni Ratu Sanjaya.

Pada masa pemerintahan Sanjaya, Kerajaan Mataram Kuno sedang sibuk melaksanakan perang dengan kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya. Menurut Prasasti Canggal, Raja Sanjaya yakni pendiri Mataram Kuno. Ia pun membahas wacana Lingga, yang merupakan lambang dari Dewa Siwa. Sehingga, agama yang dianut pada masa itu yakni Hindu Siwa. Sedangkan dalam Prasasti Balitung, diceritakan nama-nama Raja yang memerintah ketika masa Kerajaan Dinasti Sanjaya.

Setelah Raja Sanjaya meninggal, pemerintahan Rakai Pikatan naik tahta. Rakai Pikatan ingin menguasai seluruh wilayah Jawa Tengah, namun terhalang alasannya adanya Kerajaan Syailendra yang dipimpin oleh Balaputradewa. Untuk menyatukan kedua kerajaan ini, Rakai Pikatan meminang putri Pramodhawardani. Namun, Pramodhawardani tetap menyerahkan kekuasaannya kepada Balaputradewa. Sehingga memicu perang saudara antara dua kerajaan tersebut.

Setelah Balaputradewa sanggup dikalahkan, ia lari ke Sriwijaya. Berdasarkan peninggalan yang berupa Istana Ratu Boko, kerajaan Syailendra terletak di tempat pegunungan. Dalam Prasasti Ratu Boko 856 M diceritakan wacana kekalahan Balaputradewa dalam perang saudara.

Setelah itu, pemerintahan selanjutnya dipegang oleh Rakai Panangkaran. Dalam Prasasti Kalasan, Rakai Panagkaran diminta oleh Raja Wisnu untuk mendirikan Candi Kalasan (Candi Buddha). Selama masa pemerintahan Raja Indra, perluasan politik dijalankan untuk memperluas tempat hingga ke Selat Malaka. Kekuasaan kemudian diturunkan kepada Samaratungga. Pada masa pemerintahannya, dibangunlah Candi Borobudur. Nama Borobudur diperkirakan berasal dari kata Bhumi Sambhara yang artinya gunung dan budhara berarti raja.

 Candi Peninggalan Kerajaan Maritim Mataram

  • Kerajaan Medang Kamulan

Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur, tepatnya di muara sungai Brantas. Kerajaan ini merupakan hasil pemindahan kerajaan Mataram Kuno akhir musibah gunung Merapi, dan yang mendirikan yakni Mpu Sindok. Selama masa pemerintahan Mpu Sindok, wilayah kekuasaan kerajaan Medang Kamulan mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Timur, menyerupai Nganjuk bab barat, Pasuruan bab timur, Surabaya bab utara, dan Malang bab Selatan.

Mpu Sindok mempunyai gelar Sri Isyanatunggadewa karena mendirikan Dinasti Isyana. Mpu Sindok merupakan keturunan dari Dinasti Sanjaya dari Mataram, namun alasannya desakan dari Sriwijaya, hasilnya Mpu Sindok memindahkan sentra pemerintahan ke Jawa Timur. Pada masa pemerintahan Mpu Sindok, aktifitas perdagangan cukup tinggi di Jawa Timur. Sampai masa pemerintahan Dharmawangsa, aktifitas perdagangan meluas hingga keluar tempat Jawa Timur.

Ada hal yang perlu kita teladani dari apa yang dilakukan oleh Mpu Sindok. Untuk bidang sosial budayanya, Mpu Sindok mencontohkan bagaimana perilaku toleransi. Satu bentuk toleransinya yakni ketika Mpu Sinduk mengizinkan penyusunan kitab Sanghyang Kamahayanikan, yang merupakan kitab suci agama Buddha, padahal Mpu Sindok yakni penganut agama Hindu.

Sejarah 11 - Raja-raja Medang Kamulan-1.jpg

Ketiga kerajaan laut Hindu-Buddha ini mempunyai corak kehidupan ekonomi yang tidak jauh berbeda, Squad. Kebanyakan masyarakatnya mengandalkan jalur perdagangan juga pertanian. Masing-masing juga mempunyai peninggalan-peninggalan dengan corak Hindu-Buddha. Melalui peninggalan-peninggalannya, kita hasilnya memperoleh gosip dan pengetahuan wacana sejarah ketiga kerajaan laut Hindu-Buddha ini.

Nah, buat kau yang ingin mengetahui banyak lagi pengetahuan sejarah Indonesia, kalian sanggup mencar ilmu menggunakan video animasi di ruangbelajar. Dengan begitu, kalian sanggup menerima gosip dari tutor yang tentunya berpengalaman, dan juga kalian sanggup menghemat waktu. So, cepat berlangganan ya.

ruangbelajar

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kerajaan Laut Hindu-Buddha (Sriwijaya, Mataram, Medang Kamulan)"

Posting Komentar