Tren teknik pengasuhan anak atau parenting saat ini mulai dikenal oleh masyarakat luas. Salah satunya yaitu dengan mendidik anak menggunakan hukuman atau penghargaan. Jika bawah umur melaksanakan kesalahan, mereka akan diberi eksekusi sebagai cara supaya kesalahan tidak dilakukan lagi. Sebaliknya, jikalau bawah umur melaksanakan suatu hal yang benar mereka akan diberi penghargaan sebagai suatu bentuk apresiasi yang orang renta berikan. Namun sadarkah orang renta bahwa cara menyerupai ini sudah tidak dianggap lagi sesuai? Apa alasannya? Simak ulasannya!
Berdasarkan buku Punished by Rewards and Unconditional Parenting, hukuman dan penghargaan dianggap hanya sanggup mengontrol anak untuk memenuhi kebutuhan orang renta dan hanya efektif untuk hasil membimbing jangka pendek. Maka, penting bagi orang renta mengubah pola mendidik anak untuk menghasilkan hasil jangka panjang. Dr. Alfie Kohn, penulis buku tersebut menyampaikan bahwa kedua cara tersebut sanggup menghilangkan kreativitas dan kehilangan kesempatan untuk mengatur diri sendiri.
Tren parenting yang beralih ke gentle parenting. (Sumber: 727team)
Tren untuk mendidik bawah umur sekarang beralih ke gentle parenting yang berarti tidak ada eksekusi atau penghargaan untuk mendorong bawah umur berperilaku baik, namun mendorong sikap baik bawah umur untuk melaksanakan hal yang benar. Biasanya, bawah umur cenderung bersikap baik secara sengaja untuk mendapatkan penghargaan atau menghindari eksekusi dari orang tua. Lalu, bagaimana langkah sempurna yang harus dilakukan? Orang renta sanggup melaksanakan pendekatan kerja sama atau kerjasama. Sebagai contoh, berdasarkan Dr. Kohn jikalau bawah umur melaksanakan kesalahan, orang renta sanggup menawarkan pemahaman atas kesalahan yang bawah umur lakukan dan memberi pengertian supaya hal tersebut tidak dilakukan lagi. Dibandingkan pribadi menawarkan hukuman.
Beberapa pilihan lain selain eksekusi dan penghargaan yang sanggup dilakukan orang renta adalah:
1. Melakukan tindakan pencegahan
Tindakan pencegahan dengan memberi pola pribadi pada anak. (Sumber: gildshire.com)
Tindakan pencegahan sanggup mengurangi stres yang mungkin muncul dalam keluarga. Seperti contoh, jikalau tidak ingin bawah umur menonton TV terlalu lama, maka orang renta sanggup memberi pola dengan mengurangi waktu di depan TV. Melakukan tindakan pecegahan sanggup menghemat banyak energi dan waktu.
2. Memotivasi bawah umur secara intrinsik bukan ekstrinsik
Anak-anak bersikap baik tanpa eksekusi atau penghargaan (Sumber: huffingtonpost.com)
Hukuman dan penghargaan menciptakan bawah umur melaksanakan hal baik dipengaruhi faktor ekstrinsik (faktor eksternal yang memotivasi) bukan instrinsik (hal yang memotivasi dari dalam diri). Kita cenderung melaksanakan hal dengan benar jikalau kita bahagia, begitu dengan anak-anak. Jika bawah umur mempunyai kontrol lebih terhadap diri mereka menyerupai pilihan baju yang akan dipakai, bawah umur akan senang dan bersikap dengan benar tanpa eksekusi atau penghargaan. Nah, dengan dua tips di atas orang renta sanggup menghindari eksekusi atau penghargaan untuk mendidik anak bersikap baik untuk hasil jangka panjang.
Begitu juga dengan belajar, jikalau bawah umur merasa senang tidak terbebani untuk mencar ilmu maka bawah umur akan bersemangat. Orang renta sanggup menawarkan saluran menggunakan ruangbelajar agar anak-anak memahami bahan pelajaran jadi lebih gampang dengan mengikuti misi bersama Master Teacher! Terdapat ribuan video mencar ilmu dan kuis latihan yang tersedia sehingga menciptakan #BelajarJadiLuarBiasa.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Apakah Eksekusi Dan Penghargaan Masih Efektif Untuk Mendidik Anak?"
Posting Komentar