Di alam ini banyak terdapat jenis burung yang hidup di dalamnya. Namun, dari banyaknya jenis burung tersebut ada beberapa burung kicauan yang populasinya semakin menipis bahkan terancam punah. Kepunahan tersebut biasanya dikarenakan hhabitatnya yang rusak dan pemburuan liar.
Satu lagi jenis burung langka yang terancam punah diantaranya yaitu burung jalak tunggir abu. Burung yang dahulunya pernah dianggap sebagai subspesies dari jalak putih (Acridotheres melanopterus) ini yaitu salah satu jenis binatang endemik Pulau Bali.
Karena kelangkaan dari jenis burung jalak ini, maka untuk populasi burung jalak tunggir bubuk (Acridotheres tertius) ini diperkirakan hanya berkisar antara 50 hingga dengan 250 ekor saja.
Dengan jumlah populasi yang semakin menipis serta kawasan sebaran dari jalak tunggir bubuk yang terbatas, pantas saja apabila lalu burung jalak tunggir bubuk ini dimasukkan di status Critically Endangered (Kritis) oleh IUCN RedList.
Jika dalam bahasa Inggris, untuk jalak dengan jenis tunggi inir bubuk dikenal sebagai Grey-rumped Myna. Kemudian untuk nama latin burung ini yaitu Acridotheres tertius . Jalak tunggir bubuk termasuk jenis burung endemik dari Bali yang berasal dari famili Sturnidae.
Ciri Khas Burung Jalak Tunggir Abu
Burung jalak tunggir bubuk atau grey-rumped myna ini ciri khasnya ibarat dengan burung jalak putih (Black-winged Myna).
Untuk jenis burung endemik Indonesia ini mempunyai badan yang berukuran sedang dan gempal. Selain itu burung jalak dengan tunggir berwarna bubuk ini ciri khasnya dengan panjang badan sekitar 23 cm.
Sedangkan pada bab tubuhnya didominasi oleh bulu yang berwarna putih. Kemudian untuk agian mantel pada jenis burung jalak ini yaitu berwarna abu-abu gelap.
Sesuai dengan namanya. Ciri khas burung jalak ini yaitu dengan bab tunggir atau bab pantat yang berwarna abu-abu. Kemudian untuk bab sayap dan juga bab ekornya berwarna hitam.
Yang menjadi perbedaan antara burung jalak putih dengan jalak tunggir bubuk ininyaitu warna abu-abu ini.
Sedangkan untuk bab kakinya tampak panjang dengan kulit yang terlihat berwarna kuning. Burung ini juga biasa hidup secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.
Populasi dan Konservasi
Populasi burung jalak tunggir bubuk yang ada di alam liar ini kurang lebih hanya sekitar 50 hingga 250 ekor. Untuk kawasan persebarannya terbatas di pulau Bali, Indonesia. Sebagian besar burung ini juga diketahui mendiami Taman Nasional Bali Barat dengan populasi yang diperkirakan hampir 190 ekor sendiri.
Kemudian untuk yang selain itu, dengan jumlah yang kecil, burung jalak tunggir bubuk mendiami kawasan selatan Bali. Kemungkinan burung jalak ini juga terdapat di Nusa Penida dan juga di Nusa Lembongan.
Populasi yang ibarat ini terus mengalami penurunan dikarenakan adanya perburuan liar untuk perjualbelikan sebagai binatang peliharaan.
Sesuai dengan populasi, kawasan persebaran, dan laju penurunan populasi yang terus berlangsung, burung jalak tunggir-abu (Acridotheres tertius) ini sudah terancam kepunahannya.
Perlu anda ketahui, bila burung jalak tunggir bubuk (Acridotheres tertius) merupakan jenis burung yang dilindungi di Indonesia. Akan tetapi, dalam CITES belum masuk pada Daftar Appendix.
Dengan populasi burung jalak tunggir abu yang semakin langka dan juga semakin terancam punah. Apabila tidak mendapat perhatian dari banyak sekali macam pihak, tidak menutup kemungkinan juga bila burung ini akan punah dari Indonesia.
Oleh alasannya itu, pemburuan burung jalak tunggir bubuk secara liar sangat dilarang. Untuk menjaga populasinya biar tetap terjaga, maka burung ini perlu sekali dilestarikan keberadaannya.
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Mengenal Burung Jalak Tunggir Debu Yang Populasinya Menipis"
Posting Komentar