RG Squad, sudah tahu kan proses dan latar belakang pendudukan Jepang di Indonesia? Keberhasilan Jepang menguasai beberapa wilayah Indonesia, merupakan akhir dari propaganda-propaganda yang dilakukan oleh Jepang terhadap bangsa Indonesia, tujuannya yaitu menarik simpati.
Banyak masyarakat yang menderita ketika daerahnya dikuasai oleh Jepang. Hal ini dikarenakan, mereka dipaksa untuk menciptakan parit, menciptakan jalan, menciptakan lapangan terbang, dan masih banyak lagi, mereka dipaksa oleh Jepang menjadi Romusha. Kalian tahu nggak apa itu romusha? Romusha artinya buruh atau pekerja, yaitu sebutan bagi orang-orang yang dipekerjakan secara paksa oleh Jepang pada ketika Jepang menduduki Indonesia.
Rakyat Indonesia yang dijadikan Romusha oleh Jepang. (Sumber: roda2blog.com)
Tapi apakah masyarakat kita membisu saja? Tentu saja tidak Squad. Bangsa kita kemudian mencoba untuk menciptakan banyak sekali siasat untuk melaksanakan perlawanan terhadap Jepang. Masyarakat kita pada waktu itu tidak terima terus menerus dijadikan romusha, sedangkan jadinya yang menikmati yaitu Jepang. Nah, mulailah bangsa kita dengan strateginya melalui organisasi-organisasi yang dibuat oleh Jepang, dan juga melalui gerakan-gerakan bawah tanah. Bentuk perlawanan rakyat Indonesia yang berbeda dilakukan oleh bangsa kita, akan tetapi tujuan dan harapan usaha mereka tetaplah sama, mencapai kemerkedaan Indonesia.
Beberapa wilayah yang dikuasai oleh Jepang dan mendapat perlawanan dari rakyat Indonesia diantaranya:
1) Perlawanan di Aceh
Aceh menjadi salah satu wilayah yang dikuasai Jepang. Masyarakat Aceh diperlakukan dengan absolut dan mengalami penderitaan yang cukup usang alasannya yaitu banyak rakyat Aceh yang dikerahkan untuk Romusha. Akibat hal itu, pada 10 November 1942 terjadi penyerangan terhadap Jepang di Cot Plieng, penyerangan tersebut dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil yang merupakan seorang guru mengaji di Cot Plieng. Sebanyak dua kali Jepang berusaha menaklukan wilayah Cot Plieng, dua-duanya pun berhasil digagalkan oleh rakyat Aceh dengan serangannya, dan berhasil memukul mundur Jepang ke tempat Lhokseumawe. Kemudian pada serangan ketiga, Jepang berhasil merebut Cot Plieng, dan Tengku Abdul Jalil harus gugur di tempat ketika sedang beribadah. Kebencian rakyat pun semakin bertambah.
2) Perlawanan di Singaparna (Tasikmalaya)
Singaparna, Tasikmalaya, menjadi salah satu wilayah yang berhasil di duduki oleh Jepang. Pada masa itu, rakyat Singaparna dipaksa untuk mengikuti upacara Seikerei. Upacara Seikerei merupakan upacara penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkuk kearah matahari terbit. Dengan cara menyerupai ini, masyarakat Singaparna merasa sangat dipermalukan dan dilecehkan. Selain itu, mereka juga merasa menderita alasannya yaitu diperlakukan secara absolut dan bernafsu oleh Jepang. Akibatnya, pada bulan Februari 1944, rakyat Singaparna melaksanakan perlawanan terhadap Jepang. Pasukan perlawanan dipimpin oleh Kiai Zainal Mustofa. Akan tetapi Jepang berhasil menangkap Kiai Zainal Mustofa pada tanggal 25 Februari 1944, dan pada tanggal 25 Oktober 1944, Kiai Zainal harus menghentikan perjuangannya sesudah dia dieksekusi mati.
K.H. Zainal Mustofa (Sumber: en.wikipedia.org)
3) Perlawanan di Indramayu
Indramayu mendapat perlakuan yang sama oleh Jepang, masyarakat Indramayu dipaksa menjadi romusha, bekerja di bawah tekanan dan diperlakukan secara sewenang-wenang. Oleh alasannya yaitu itu, masyarakat Indramayu juga melaksanakan perlawanan terhadap Jepang. Pemberontakan tersebut terjadi di Desa Kaplongan pada bulan April 1944. Selanjutnya beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 30 Juli 1944 terjadi pemberontakan di Desa Cidempet, Kecamatan Loh Bener.
4) Perlawanan di Blitar (Pemberontakan PETA)
Perlawanan juga terjadi di Blitar. Pada tanggal 14 Februari 1945 terjadi pemberontakan yang dilakukan para tentara PETA (Pembela Tanah Air) di bawah pimpinan Supriyadi. Pemberontakan ini merupakan pemberontakan terbesar pada masa pendudukan Jepang.
Sidang pengadilan anggota PETA. (Sumber: guruips.com)
Selain di keempat wilayah tersebut, perlawanan juga terjadi di beberapa wilayah lain di Indonesia lho Squad. Sekarang kalian tahu 'kan bagaimana bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia terhadap Jepang? Meskipun rentang waktu pendudukannya jauh lebih sebentar dari Belanda, perlakuan Jepang sungguh tidak manusiawi dan menjadikan stress berat mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Maka dari itu, sebagai generasi penerus bangsa, kita harus tahu dan paham ihwal sejarah bangsa kita sendiri. Kalian sanggup berguru sejarah melalui video berguru di ruangbelajar. Dengan begitu, kalian sanggup tahu menyerupai apa usaha bangsa kita ini hingga ahirnya merdeka dan berdaulat.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Bentuk Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang"
Posting Komentar