Wah, Ternyata Inilah Kunci Sukses Siswa Di Jepang!

Apa yang ada di benakmu mendengar negara Jepang? Jepang dikenal dengan huruf yang sangat khas, disiplin, pekerja keras, serta mandiri. Masih ingat tsunami yang terjadi di tahun 2011? Meskipun dalam keadaan yang demikian, warganya masih tetap sanggup hidup dengan tertib. Antre ketika mendapatkan bala bantuan, tidak menangisi nasib, mereka tetap disiplin, sabar, dan terus berjuang. Adakah kunci sukses yang menjadi diam-diam majunya masyarakat Jepang?

Melihat bagaimana ketangguhan masyarakat Jepang ketika gempa bumi lalu, pastilah bukan terjadi tanpa ada kesengajaan. Mereka tetap memperhatikan kepentingan orang lain di ketika kritis dan memelihara keteraturan dalam aneka macam aspek kehidupan. Fenomena ini bukan sesuatu yang terjadi “by default”, namun “by design”. Ada satu proses pembelajaran dan pembentukan huruf yang dilakukan terus menerus di masyarakatnya. Tidak heran, negeri bunga Sakura ini populer punya sumber daya insan yang unggul dari aneka macam sekolah di sana. Bagaimana caranya orang-orang Jepang sanggup sangat maju dan cepat berkembang? Simak yuk!

kunci sukses Foto: regex.info

 

1. Para orang renta diberikan banyak akomodasi serta bonus

Saat punya anak, selaku orang renta baru, mereka akan menerima semacam subsidi dan nominalnya cukup besar lho. Kemudian, sekolah negeri seluruhnya bebas biaya. Orang renta pun tidak harus gundah mencarikan sekolah sebab akan dicarikan yang terdekat dari kawasan tinggal. Untuk urusan mutu pun tidak perlu diragukan sebab semuanya setara.

 

2. Ujian bukan segalanya

Memberi ujian pada siswa bukan satu hal yang menjadi parameter khusus. Itulah mengapa siswa Jepang tidak diberi ujian hingga mereka ada di kelas 4. 

 

3. Sopan santun dan tingkah laku

Hal yang lebih diutamakan dalam tradisi Jepang yaitu mengajarkan sopan santun dan tingkah laris yang baik pada siswa. Fokus pendidikan dasar di sekolah Jepang lebih menitikberatkan pada pentingnya “moral”. Ini yang menjadi fondasi untuk ditanamkan “secara sengaja” pada bawah umur di Jepang. Biar bagaimana pun, huruf harus dikembangkan lebih dulu. Di kelas, siswa harus memperlihatkan bagaimana seharusnya mereka bersikap dengan guru serta teman sebaya. 

Di sekolah dasar, siswa diajarkan sistem nilai moral melalui empat aspek, yaitu:

  • Menghargai diri sendiri (regarding self),
  • Menghargai orang lain (relation to others),
  • Menghargai lingkungan dan keindahan (relation to nature & the sublime),
  • Menghargai kelompok dan komunitas (relation to group & society)

Keempatnya diajarkan dan ditanamkan pada setiap siswa sehingga membentuk karakter mereka. Pendidikan di SD Jepang selalu menanamkan pada bawah umur bahwa hidup tidak sanggup semaunya sendiri, apalagi dalam bermasyarakat. Perlu peduli pada orang lain, lingkungan, dan kelompok sosial. Jangan heran kalau kita melihat dalam realitanya, masyarakat di Jepang saling menghargai. Di kendaraan umum, jalan raya, maupun bermasyarakat, mereka saling memperhatikan kepentingan orang lain. Di tingkat Sekolah Menengah Pertama dan SMA, pendidikan moral dan agama akan diajarkan selama minimal satu jam dalam seminggu oleh wali kelas. 

 

4. Belajar tidak selalu di ruang kelas

Ketika ada kegiatan berguru di luar kelas, siswa akan dibawa mengunjungi perkebunan. Mereka akan berguru bagaimana merawat tanaman, memetik teh, dan menanam padi.

kunci sukses Foto: japantimes.co

Selain itu, siswa juga dilatih kemandiriannya. Terbagi atas kelompok-kelompok, kemudian diajarkan bagaimana menumpang kereta. Siswa juga disuguhi kegiatan tanya jawab dengan aneka macam narasumber. Sesudahnya, apa yang didapat dari narasumber akan dipresentasikan di depan kelas. Hal ini akan menciptakan siswa terlatih dalam berinteraksi.

 

5. Belajar 9 tahun

Sama halnya dengan Indonesia, Jepang juga memberlakukan sistem berguru 9 tahun. Sistem ini diterapkan pada warga Jepang maupun warga abnormal yang tinggal di Jepang. Apabila diketahui ada anak berusia 6-15 tahun yang belum mengenyam dingklik pendidikan, pemerintah tidak ragu untuk memperlihatkan hukuman pada orang tua.

 

6. Sekolah gratis

Untuk usia SD hingga SMP, orang renta tidak dibebankan dengan biaya sekolah. Biaya yang perlu disediakan yaitu kebutuhan untuk alat tulis atau program wisata. 

 

7. Hobi membaca

Membaca merupakan kegiatan yang mendarah daging bagi orang Jepang. Saking pentingnya, membaca yaitu kegiatan sehari-hari yang dihentikan terlewatkan.

kunci sukses Foto: japantimes.co

Mau sesibuk apapun, tetap harus meluangkan waktu untuk membaca. Di kereta, halte, istirahat, kapan pun sanggup harus disempatkan. Semakin banyak baca, maka semakin banyak juga tahu. Bagi kau yang masih malas membaca buku, yuk mulai pelan-pelan. Jangan hingga menyesal di hari renta lho.

 

8. Piket

Di Jepang, membersihkan sekolah bukanlah kiprah tim kebersihan, namun tanggung jawab siswa. Mereka diwajibkan membersihkan kelas dan toilet. 

kunci sukses
Foto: regex.info

Hal ini diterapkan supaya siswa berguru untuk bekerja dalam tim, menyebarkan tanggung jawab, meningkatkan rasa hormat dengan merawat sesuatu. Ketika membersihkan, siswa akan dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang sudah ditentukan tuguasnya. Nah, kelompok ini akan berubah setiap tahunnya. Dengan demikian, siswa akan mencicipi semua tugas.

 

9. Makan sehat

Di Jepang, mengonsumsi makanan sehat yaitu suatu keharusan. Prioritasnya yaitu kualitas materi makanan dan porsi yang seimbang. Makan siang yang disediakan terbuat dari materi lokal yang masih segar. Menu yang disajikan merupakan hasil kerja sama andal kesehatan profesional dan koki yang sudah terlatih. Selain itu, guru akan gotong royong makan siang dengan siswa lho. Tradisi ini akan mempererat kekerabatan yang terjalin antara guru dan siswa.

 

10. Seni tradisional

Siswa diajarkan seni tradisional menyerupai kaligrafi Jepang (shodo) dan puisi (haiku). Nah, dalam shodo siswa diajarkan menulis huruf kanji dan kana dengan kuas yang terbuat dari bambu. Menuliskannya pun di atas kertas yang bahannya dari beras. Seni ini membutuhkan pengetahuan bahasa, juga mengajarkan siswa untuk menghargai seni tradisional.

 

11. Pendidikan dan kebudayaan

Masalah pendidikan ditangani oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, dan Ilmu Pengetahuan Jepang (MEXT)—Monkasho. Pemerintah sadar bahwa pendidikan tak terpisahkan dari kebudayaan. Oleh karenanya, pemerintah menyentralisir pendidikan dan mengatur proses didik para anak didiknya.

 

12. Wajib pakai seragam

Mulai jenjang SMP, hampir semua sekolah milik pemerintah mengharuskan siswanya memakai seragam. Standarnya berbeda, tapi banyak seragam dari aneka macam aspek seperti, gaya militer, seragam hitam untuk anak laki-laki, dan blus pelaut serta rok untuk anak perempuan.

 

kunci sukses
Foto: gaijinrider.altervista.org

Warna, potongan, dan dekorasinya dibentuk sederhana. Dengan menggunakan seragam yang sama, mereka akan merasa menjadi serpihan dari sebuah komunitas. Beberapa sekolah di Jepang juga punya aturan yang ketat terkait aksesoris, tas, dandanan, bahkan gaya rambut siswanya.

Kalau kau melihat Jepang yaitu negara yang maju di sektor industri, ekonomi, dan teknologi, itu gres kulitnya saja. Di balik itu semua, ada sebuah usaha panjang dalam pembentukan budaya serta karakter.

 

Well, hakikat dari pendidikan bukan hanya menimbulkan siswa cerdas dan menguasai teknologi. Namun juga mementingkan pembentukan budaya, moral, serta kecerdikan pekerti. Yuk cerdaskan negeri kita tercinta! (TN)

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Wah, Ternyata Inilah Kunci Sukses Siswa Di Jepang!"

Posting Komentar