Dampak Dan Penanganan Kekerasan Seksual Pada Anak

Baru-baru ini public negeri ini kembali dikejutkan dengan adanya masalah kekerasan secual di Jakarta. Kali ini kekerasan menimpa pada anak sekolah PAUD yang bersekolah di sekolahan bertaraf internasional, yang diduga kuat kekerasan secaul dilakukan oleh penjaga kebersihan disekolah setempat, tak usang informasi kekerasan secual dijakarta terungkap muncul pula informasi kekerasan secual tersar lagi, kali ini terjadi didaerah Nagroe Aceh Darussalam, yang menimpa anak-anak sekolah dasar, dan diduga kuat kekerasan secual (pencabulan) terhadap anak ini dilakukan oleh pegawanegeri penegak aturan (oknum polisi) poda NAD.

Ekploitasi secual merupakan istilah yang dipakai untuk mendeskripsikan anak-anak yang menjadi korban secual, termasuk p0rn*grafi anak, child sec rings dan prostitusi anak. Meski kejadiannya dari dulu telah marak, tetapi ketika ini semakin sering terdengar masalah pelecehan secual terhadap anak.  Pelecehan secual pada anak, membayangkannya saja sudah menciptakan para orang bau tanah menjadi takut dan geram.  Namun, hal itu yaitu kenyataan yang menyeramkan dan tidak menyenangkan di dalam dunia yang tidak menentu ini harus dihadapi. Apalagi,  pengaruhnya atas anak-anak bisa menghancurkan psiokososial, tumbuh dan berkembangnya di masa depan. Menurut banyak sekali penelitian, korban pelecehan secual yaitu anak laki-laki dan wanita berusia bayi hingga usia 18 tahun. Kebanyakan pelakunya yaitu orang yang mereka kenal dan percaya

Mendengar informasi yang muncul dimedia sungguh begitu memiriskan hati, betapa rentannya anak-anak dinegeri ini mendapatkan sikap yang tidak manusiawi, bahkan insiden ibarat ini terjadi dilingkungan pendidikan, bencana ibarat ini harus menjadi perhatian kita semua, bahwa pentingnya kita semua, seluruh masyarakat, pemerintah dan stakeholder harus memperhatikan dan meningkatkan proteksi terhadap anak.

Melalui artikel ini saya ingin membuatkan pemahaman saya seputar kekerasan secual terhadap anak serta dampak yang ditimbulkan serta bagaimana tndakan kita dalam menghadapi masalah kekerasan secual terhadap anak.

Pelecehan/ kekerasan secual merupakan tindakan secual yang tidak diinginkan oleh korban yang mengakibatkan kerusakan baik itu kerusakan fisik maupun mental pada korban. Kerusakan mental yang ditimbulkan biasanya berupa rasa malu, rasa tak berdaya, rasa tidak aman, dan rasa tersakiti. Jika dipandang dari sudut pandang hukum, maka kategori usia bahwa korban disebut sebagai anak di anak-anak yaitu apabila korban berusia kurang dari 18 tahun (mengacu pada Undang-undang No 1 tahun 1974  ihwal Perkawinan dan Undang-undang Perlindungan Anak).

Ada dua jenis pelecehan secual, yakni fisik dan verbal. Pelecehan secual fisik ditandai dengan adanya sentuhan yang bersifat sensual yang tidak diinginkan oleh korban di area-area badan korban. Sedangkan pelecehan secual verbal ditandai dengan kata-kata sensual (dapat berupa rayuan maupun komentar yang bersifat negatif) yang ditujukan kepada korban.

Faktor utama yang menciptakan anak rentan menjadi sasaran pelecehan secual yaitu adanya karakteristik kepribadian yang menyipang dari pelaku pelecehan secual, pelaku kekerasan secual biasanya sosok yang sangat normal secara kasat mata, sangat sulit membedakan dengan orang normal pada umumnya, namun bukan berarti tidak sanggup diidenifikasi, selain lantaran faktor karakteristik kepribadian yang dimiliki oleh pelaku pelecehan, karakteristik personal yang dimiliki korban juga biasanya sanggup menjadi pemicu terjadinya pelecehan secual. Karakteristik personal yang dimiliki korban antara lain, Penampilan fisik , di masa kini ini ada banyak anak yang pertumbuhan fisiknya lebih cepat dibanding sahabat seusianya, lantaran imbas hormon. Kemudian, anak yang berparas manis atau tampan juga umumnya menarik perhatian pelaku. Penampilan fisik juga bicara mengenai cara berpakaian. Anak-anak yang berpakaian cukup terbuka akan cenderung menarik minat para pelaku pelecehan secual.  

Prilaku, anak-anak yang gampang akrab dengan orang asing, dan tidak menolak jikalau disentuh (dipeluk, dibelai atau dipegang) oleh orang asing akan cenderung lebih gampang untuk menjadi korban pelecehan secual. Anak tipe ini akan sulit menyadari bahwa dirinya sedang diperlakukan tidak baik oleh pelaku.
Selanjutnya yaitu karakteristik kepribadian, anak-anak yang pasif, yakni anak-anak yang cenderung sulit menolak atau menghindar jikalau berhadapan dengan situasi yang tidak nyaman baginya, biasanya juga sanggup menjadi korban pelecehan secual. Anak tipe ini akan cenderung membisu dan sulit mempunyai inisiatif untuk mencari pertolongan secara aktif ketika pelecehan sedang terjadi.

Anak-anak dengan latar belakang keluarga miskin, terutama anak-anak jalanan, sangat rentan menjadi mangsa empuk para laki-laki yang mengidap kelainan secual ini. Dengan iming-iming uang maupun banyak sekali pemberian dari sang pelaku, banyak anak terkecoh dan kesudahannya jadi korban. Tak jarang korban terpaksa melayani hasrat pelaku lantaran mendapat ancaman.

Krakteristik personal anak juga sanggup menjadi salah satu factor anak seringkali menjadi korban pelecehan secual atau mendaparkan prilaku kekerasan secual. Seorang pelaku pelecehan secual pada anak atau pemerkosa biasanya  sangat  lihai sehingga tidak akan memaksa korbannya. Sebaliknya, ia mungkin lebih suka merayu anak-anak secara bertahap. Mula-mula, ia menentukan calon korbannya, sering kali anak yang kelihatan tidak berdaya dan penurut, dengan demikian secara relatif gampang dikendalikan. Kemudian, ia menawarkan perhatian khusus kepada anak itu. Ia mungkin juga mencoba mendapatkan kepercayaan orang tuanya. Para pemerkosa sering kali mahir berpura-pura menaruh minat yang tulus kepada si anak dan keluarganya. Jika ia berhasil memperkosa si anak, ia kini ingin sekali memastikan bahwa si anak tidak menceritakannya kepada siapa-siapa. Ia mungkin memakai banyak sekali taktik, contohnya dengan mengancam, memeras, dan menyalahkan, atau mungkin dengan mengkombinasikan cara-cara itu.

Dengan mengenali taktik-taktik tersebut, sebagai orang bau tanah sanggup lebih siap untuk bertindak dalam hal mencegah terjadinya segala sesuatu. Misalnya dengan mengajrkan pada anak untuk tidak berbicara dan menghindar pada orang yang tidak dikenal atau bahkan mengajarkan untuk tidak keluar kemanapun sendiri tanpa ada yang menemani.
Dampak Pelecehan Seksual

Dampak psikologis pada korban biasanya tidak berbeda jikalau ditinjau dari jenis kelamin anak. Dampak akan terlihat berbeda jikalau ditinjau dari karakteristik kepribadian/ temperamen anak. Anak yang cenderung terbuka, gampang menyesuaikan diri dan bermuatan energi positif akan cenderung lebih gampang pulih dari stress berat mereka. Sedangkan anak-anak yang cenderung tertutup, sulit beradaptasi, bermuatan energi negatif dan  sensitif akan membutuhkan waktu yang lebih usang dan upaya yang lebih besar untuk pulih dari stress berat mereka. Selain karakteristik kepribadian, jenis kekerasan/ pelecehan secual yang dialami juga menawarkan dampak yang berbeda. Kekerasan/ pelecehan fisik biasanya meninggalkan stress berat yang lebih besar dibandingkan kekerasan/ pelecehan verbal. Selain itu, frekuensi dan durasi terjadinya kekerasan/ pelecehan secual juga besar lengan berkuasa terhadap dampak yang ditimbulkan. Semakin sering frekuensinya, atau semakin usang durasinya, maka stress berat yang ditimbulkan pada anak juga semakin besar. Semakin besar stress berat yang ditimbulkan, maka semakin panjang waktu pemulihan yang dibutuhkan.

Keadaan stress berat yang ditimbulkan sebagai dampak dari insiden pelecehan/ kekerasan secual sanggup terlihat dari sikap korban. Seorang anak yang sedang dalam keadaan stress berat biasanya memperlihatkan adanya penurunan derajat aktivitas, penurunan minat sosialiasi, mengalami mimpi buruk, peningkatan sikap cemas atau takut akan hal-hal yang sebelumnya tidak ia khawatirkan, bahkan kesulitan tidur. Jika hal tersebut tidak segera tertangani, maka anak tidak akan bisa menyesuaikan diri dan melaksanakan acara sehari-hari sesuai dengan usianya. Hal tersebut berdampak sangat besar dalam optimalisasi tumbuh kembang anak.
Tanggung Jawab orang tua

Tanggung jawab utama untuk melindungi anak-anak dari pelecehan ada pada orang tua, bukan pada anak-anak. Karena itu, orang bau tanah harus terdidik sebelum bisa mendidik anak. Jika sobat orang tua, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui. kita perlu mengetahui ciri-ciri pelaku dan bagaimana modusnya. Orang bau tanah sering membayangkan pelaku sebagai orang tak dikenal yang mengintai di kegelapan, mencari-cari cara untuk menculik dan memperkosa anak-anak. Orang jahat ibarat itu memang ada. Media informasi sering kali melaporkan ihwal mereka. Namun, secara relatif mereka jarang ada. Dalam sekitar 90 persen masalah pelecehan secual anak, pelakunya yaitu orang yang sudah dikenal dan dipercaya oleh si anak.

Orangtua sulit untuk berpikir atau membayangkan bahwa insan di sekitarnya yang dikenal baik ibarat tetangga, guru, tenaga medis, instruktur olahraga, atau kerabat bisa berp[optensi melakukann pelecehan secual pada anak. Dan, kebanyakan orang memang tidak begitu.  Padahal, sebagian besar pelakunya justru orang akrab yang dikenal anak atau keluarga. Memang seharusnya tidak perlu meragukan setiap orang di sekitar. Namun, orangtua sanggup melindungi anaknya dengan mengetahui karakteristik  seorang pelaku pelecehan.

Lalu bagaimana mengenal dan megetahui tanda dan tanda-tanda pelecehan secual, tanda-tanda dan tanda seorang anak yang mengalami pelecehan secual tidak selalu jelas. Ada anak-anak yang menyimpan belakang layar pelecehan secual yang dialaminya dengan bersikap manis dan patuh, berusaha biar tidak menjadi pusat perhatian. Namun, jikalau tanda-tanda yang mencurigakan tampak pada anak dan terlihat terus-menerus dalam jangka waktu panjang, kiranya perlu segera mempertimbangkan kemungkinan anak telah mengalami pelecehan secual. Tanda dan indikasi pelecehan secual antara lain memar pada alat kelamin atau mulut, iritasi kencing, penyakit kelamin, dan sakit kerongkongan tanpa penyebab terang bisa merupakan indikasi sec oral.

Dalam buku "The Miracle of Hug" tersebut, umumnya anak-anak yang menjadi korban pelecehan secual akan mengalami perubahan prilaku yang drastis. Bila sebelumnya si anak sangat ceria dan bahagia bermain, beliau mendadak bisa jadi anak yang pendiam, malas ke sekolah, dan punya ketakutan yang berlebihan. Perubahan psikis lainnya ibarat sering mengigau, sering mengompol, dan takut gelap, kalau biasanya berani tidur sendiri, tiba-tiba jadi selalu minta ditemani.

Dalam informasi KOMPAS pernah dipostingkan ada 3 tanda-tanda menandakan jikalau anak mendapatkan kekerasan secual. Berikut ini yaitu uraian mengenai peralihan sikap anak dan tanda fisik pada anak yang menjadi korban pelecehan secual:
  • Perubahan perilaku
Tidak sedikit anak yang takut dan ragu-ragu untuk memberi tahu orangtua ketika mereka mengalami kekerasan secual. Namun sebenarnya, orangtua bisa mengamati dari polah dan sikap anak sehari-hari.
Nah, beberapa perubahan sikap yang mengindikasikan si kecil  mengalami kekerasan secual, di antaranya, yaitu semangat ke sekolah tiba-tiba berkembang menjadi rasa malas dan cenderung takut, penurunan prestasi sekolah, selalu merasa bersalah, dan menarik diri dari teman-temannya. Pada beberapa kasus, anak memperlihatkan sikap lebih bernafsu dibanding sebelumnya.
Kemudian, perubahan psikis lainnya yaitu bertingkah lebih manja dan semakin kekanak-kanakan, contohnya menghisap jempol, sering mengompol, takut gelap, dan mimpi jelek sambil berteriak-teriak.
Selain itu, jangan luput untuk menyidik kondisi fisik anak. Sebab, dampak kasatmata dari pelecehan secual pastinya meninggalkan “jejak” pada badan anak. Ketika anak mengeluh sakit secara fisik, apalagi di area badan intim mereka, jangan sesekali Anda menghiraukannya. Segera bertindak dan periksakan anak ke dokter!
  • Perhatikan tanda-tanda fisik
Seperti yang diuraikan di atas, tanda-tanda fisik yaitu dampak kasatmata yang kasat mata. Meskipun begitu, tidak sedikit anak yang menutupi tanda-tanda kekerasan secual pada badan lantaran takut dan tidak nyaman untuk menjelaskannya.
Maka dari itu, para orangtua harus memperhatikan kondisi fisik anak sehingga, ketika ada perubahan fisik yang tak normal, hal itu bisa segera terdeteksi. Tanda paling terang dan akurat yaitu ketika ketika anak buang air kecil, keluar cairan atau darah dari alat kelaminnya. Selain itu, cedera dan memar di sekitar kelamin juga merupakan tanda fisik kasatmata telah terjadinya kekerasan secual pada anak. Perhatikan juga jikalau pergerakan tubuhnya ketika sedang duduk dan berjalan, apakah terlihat asing dan ganjil. 
  • Percaya pada naluri keibuan Anda
Jika Anda curiga si kecil mengalami kekerasan secual, coba perhatikan kata-kata yang keluar dari mulutnya. Bisa jadi beliau ingin mengatakannya kepada Anda, tetapi takut, gugup, dan khawatir akan reaksi Anda. Intinya, dengarkan kata hati Anda lantaran naluri seorang ibu nyaris jarang keliru. Ajak anak bicara dengan damai dan santai. Berikan perhatian lebih dengan menyediakan kudapan favoritnya. Kondisi yang aman menciptakan anak jadi lebih gampang bercerita, lebih terbuka, dan yang paling penting merasa aman di akrab Anda.

Peran keluarga dalam proses pencegahan dan pemulihan

Kesulitan yang umumnya dihadapi oleh pihak keluarga maupun hebat ketika membantu proses pemulihan korban anak-anak dibandingkan dengan korban yang lebih cerdik balig cukup akal yaitu kesulitan dalam mengenali perasaan dan pikiran korban ketika insiden tersebut terjadi. Anak-anak cenderung sulit mendeskripsikan secara verbal dengan terang mengenai proses mental yang terjadi ketika mereka mengalami insiden tersebut. Sedangkan untuk membicarakan hal tersebut berulang-ulang biar mendapatkan data yang lengkap, dikhawatirkan akan menambah dampak negatif pada anak lantaran anak akan memutar ulang insiden tersebut dalam benak mereka.

Oleh lantaran itu, yang pertama harus dilakukan yaitu menawarkan rasa aman kepada anak untuk bercerita. Biasanya orang bau tanah yang memang mempunyai hubungan yang akrab dengan anak akan lebih gampang untuk melakukannya. Setelah itu, berikan pertanyaan yang gampang dijawab dengan singkat dan sempurna oleh anak, ibarat misalnya, “Apakah kepingan ini (tunjuk kepingan badan anak) pernah dipegang orang lain?” Jika anak menjawab ya, tanyakan “Di mana? Rumah atau sekolah?” Setelah tahu lokasinya, gres orang bau tanah menanyakan ihwal “Siapa” dan “Kapan”.

Setelah mendapatkan informasi bahwa anak Anda mengalami pelecehan secual, orang bau tanah sanggup menggali data melalui orang-orang yang ada di sekitar anak yang kemungkinan sanggup diandalkan untuk menawarkan informasi pelengkap ihwal insiden yang dialami anak. Orang bau tanah juga sebaiknya segera membawa anak untuk berkonsultasi dengan tenaga hebat (psikolog, konselor, psikiater) yang biasa menangani anak-anak korban pelecehan secual, untuk mendiskusikan mengenai kondisi anak pasca insiden pelecehan secual terjadi. Sehingga, anak akan mendapatkan penanganan yang cepat dan sempurna untuk memulihkan kondisi psikologis anak akhir stress berat yang ditimbulkan.

Peran lingkungan dalam proses pencegahan dan pemulihan

Saat ini upaya mengatasi masalah pelecehan secual anak secara aturan telah ada undang-undang yang mengaturnya secara jelas. Yang masih kurang berdasarkan saya yaitu upaya pencegahan. Upaya pencegahan harus dilakukan secara komprehensif, artinya tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak (orang bau tanah atau keluarga) saja, melainkan harus terintegrasi dengan pemerintah, forum kemasyarakatan, sekolah, tenaga profesional, dsb yang memang mempunyai konsentrasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Beberapa upaya pencegahan yang efektif berdasarkan saya yaitu sebagai berikut:
  1. Memberikan pemahaman kepada anak mengenai jenis-jenis pelecehan secual, dan menjelaskan kepada anak bahwa pelecehan secual dalam bentuk apapun merupakan tindakan yang tidak baik dan melanggar peraturan. Serta, mengajarkan kepada anak mengenai hal-hal yang harus mereka lakukan jikalau menemukan adanya tindakan pelecehan secual yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar mereka (misalnya: segera berlari ke tempat yang ramai, segera melapor kepada guru atau kepala sekolah, dsb). Poin a ini sebaiknya dilakukan oleh orang tua, sekolah, maupun pengajar di tempat ibadah.
  2. Melakukan seleksi dan rekrutmen yang lengkap dan dilakukan oleh tenaga hebat ibarat psikolog, untuk mencegah kemungkinan adanya pelaku pelecehan secual yang dipekerjakan di tempat-tempat yang banyak terdapat anak-anak (arena bermain, sekolah, day care, dsb).
  3. Memperlengkapi setiap sudut bangunan yang diperuntukkan bagi anak-anak, dengan kamera CCTV yang selalu terpantau biar kasus-kasus pelecehan secual sanggup terdeteksi dengan lebih cepat dan mudah.
Orang bau tanah pun juga bisa mengalami stress berat seumur hidup, ibarat contohnya rasa bersalah. Karena itu, orang bau tanah yang terlihat kuat dalam mendampingi anaknya sekalipun pada kesudahannya akan mencapai titik terendah. Kalau sudah tidak kuat, perlu ada pendampingan dan konseling bagi orang tuanya secara terpisah.

Lalu bisakah anak sembuh dari stress berat mereka? Setidaknya ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi bila stress berat psikis yang dialami anak akhir kekerasan secual yang menimpanya diabaikan. Pada anak perempuan, ia bisa memandang insiden yang menimpanya sebagai sebuah keterlanjuran, yang kesudahannya mendorongnya untuk memanfaatkan kondisinya untuk mencari nafkah dengan cara menjajakan diri lantaran anak korban kekerasan secual memang lebih banyak yang berasal dari golongan ekonomi bawah. Atau bisa juga, lantaran terjadi berulang-ulang, anak kesudahannya turut menikmati perbuatan yang dilakukan atas dirinya. Kalau sudah begitu, anak akan ketagihan dan melakukannya dengan orang lain atas dasar suka sama suka. Ujung-ujungnya ia bisa menjadi pelaku sec bebas.

Bila dampak kekerasan secual pada anak wanita sudah sedemikian besarnya, dampaknya pada anak lelaki bisa jauh lebih mengerikan. Selain potensi membalas dendam kepada pelaku kekerasan secual terhadap dirinya lebih besar dalam diri anak lelaki, hal tersebut juga mengakibatkan penyimpangan sosial dalam masyarakat.

Trauma sanggup disembuhkan namun tidak sanggup dilupakan. Artinya adalah, kita mustahil menciptakan seseorang lupa 100% dengan apa yang pernah ia alami, apalagi jikalau insiden tersebut menawarkan kesan yang mendalam bagi dirinya. Penanganan yang dilakukan bukan bertujuan biar anak lupa bahwa ia pernah mengalami hal tersebut, melainkan biar anak tetap sanggup beraktivitas sesuai dengan usia dan kemampuannya, meskipun ia masih mengingat insiden pelecehan yang ia alami.

Menghilangkan stress berat pastinya bukan hal yang mudah, apalagi penyebabnya yaitu kekerasan secual, yang menciptakan wanita menjadi ternoda dan bahkan ada yang kehilangan keperawanannya. Namun demikian bukan berarti hal ini tidak bisa diatasi. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghilangkan stress berat tersebut.
  1. Psiko terapi : Jenis psikoterapi yang bisa diterapkan yaitu terapi kognitif, hypnosis dan perilaku. Klien didorong untuk untuk merasa lebih rileks, memakai meditasi jikalau diperlukan. Selain terapi individual juga sanggup dilakukan terapi kelompok dan terapi keluarga. Keuntungan terapi kelompok yaitu klien bisa membuatkan pengalamannya dan mendapatkan derma dari klien lain sekelompok yang mempunyai pengalaman atau penderitaan yang sama. Sedangkan pada terapi keluarga, klien akan merasa didukung dan diayomi oleh keluarganya. Keluarga yaitu orang terdekat, yang sering berinteraksi bersama, derma dari keluarga akan sangat ampuh mengobati stress berat korban.
  2. Farmakologi : Selain melalui terapi, bisa memakai farmakologi atau obat-obatan. Penggunaan obat-obatan juga dinilai bisa meringankan dan menghilangkan stress berat yang diderita korban. Akan tetapi tidak bisa terus-terusan memakai obat. Karena ketergantungan dengan obat juga tidak baik.
Yang paling penting dari itu semua ialah merubah sikap yang cenderung negatif. Lebih terbuka kepada orang lain dan bergaul dengan lingkungan yang lebih luas. Dengan demikian pedoman negatif kepada laki-laki lantaran menganggap laki-laki sama. Karena ternyata tidak semua laki-laki ibarat itu.
Setelah Anda sanggup menerimanya dengan tulus dan menjadikan pengalaman ini sebagai masa lalu, Insya Allah hati dan perasaan akan terbuka untuk pengalaman dan interaksi yang baru. Dan sanggup memfokuskan diri untuk meraih masa depan yang lebih cerah

Faktor yang berperan penting dalam proses pemulihan yaitu derma dan penerimaan yang diberikan oleh lingkungan sosial. Ketika orang tua, guru, teman, dsb tetap mengajak anak berinteraksi, anak merasa bahwa dirinya masih berharga meskipun telah mengalami hal yang tidak menyenangkan. Selain itu, anak juga harus dijauhkan sementara dari topik-topik maupun tempat-tempat yang akan memunculkan reaksi-reaksi stress berat (menangis, berteriak, menarik diri, ketakutan, dsb).

Dan diakhir postingan ini saya ingin menyerukan kepada kita semua, terutama kepada orang tua, bahwa jangan membisu ketika kita melihat dan atau keluarga kita menjadi korban kekerasan atau pelecehan secual, laporkan segera pelaku yang melaksanakan tindakan tersebut, biar bisa menawarkan imbas jera kepada siapapun yang melaksanakan dan atau berniat melaksanakan tindakan pelecehan/kekerasan secual pada anak, dengan kita membisu sama saja kita melanggengkan penjahat anak dan menciderai hati korban kekerasan. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita, dalam postingan ini juga saya akan lampirkan undang-undang yang mengatur ihwal hak dan proteksi terhadap anak, undang-undang bisa didapat melalui link dibawah.

Semoga postingan Dampak Dan Penanganan Kekerasan Seksual Pada Anak ini saya sharekan, semoga bermanfaat.

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dampak Dan Penanganan Kekerasan Seksual Pada Anak"

Posting Komentar