Bioethanol yakni etanol yang diproduksi dengan cara fermentasi memakai materi baku nabati.Ethanol atau etil alkohol C2H5OH, merupakan cairan yang tidak berwarna, larut dalam air, eter, aseton, benzene, dan semua pelarut organik, serta mempunyai amis khas alkohol.
Salah satu pembuatan ethanol yang paling terkenal yakni fermentasi.Bioethanol sanggup diperoleh salah satunya dengan cara memfermentasi ubi kayu.
Ubi kayu atau Singkong salah satu sumber pati. Pati senyawa karbohidrat kompleks.Sebelum difermentasi, pati diubah menjadi glukosa, karbohidrat yang lebih sederhana.Untuk mengurai pati, perlu pemberian cendawan Aspergillus sp.
Cendawan itu menghasilkan enzim alfamilasedan gliikoamilase yang berperan mengurai pati menjadi glukosa alias gula sederhana.Setelah menjadi gula, bam difermentasi menjadi etanol.
Bioethanol sanggup dibentuk dari ubi kayu.Ubi kayu (Manihot utilissima) sering juga disebut sebagai ketela pohon atau singkong, merupakan tanaman yang sangat terkenal di seluruh dunia, khususnya di negara-negara tropis.
Melihat potensi tersebut peneliti melaksanakan percobaan pembuatan bioethanol dari ubi kayu secara farmentasi memakai ragi tape. Digunakan ragi tape lantaran ragi tape sangat komersil dan gampang didapat. Dengan beberapa alasan diatas maka dipilihlah ubi kayu sebagai materi baku utama pembuatan ethanol.
MANFAAT BIOETANOL
Manfaat Bioethanol sendiri dalam kehidupan sehari-hari yakni sebagai materi bakar altenatif yang ramah lingkungan lantaran mempunyai bilangan oktan yang cukup tinggi,selain itu bioethanol juga dijadikan sebagai materi baku beralkohol.Adapaun manfaat bioethanol secara lengkap yakni sbb :
• Sebagai materi bakar kendaraan
• Sebagai materi dasar minuman beralkohol
• Sebagai materi bakar Direct-ethanol fuel cells (DEFC)
• Sebagai materi bakar roket
• Sebagai materi kimia dasar senyawa organik
• Sebagai antiseptik
• Sebagai antidote beberapa racun
• Sebagai pelarut untuk parfum, cat dan larutan obat
A. METODHE 1
Pengolahan bioetanol dari Ubi Kayu berikut ini berkapasitas 10 liter.
1. Kupas 125 kg singkong segar, semua jenis dapal dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah berukuran kecil-kecil.
2. Keringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal 16%. Persis singkong yang dikeringkan menjadi gaplek. Tujuannya biar lebih abadi sehingga produsen sanggup menyimpan sebagai cadangan materi baku.
Sakarifikasi yakni proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi glukosa.
Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong. perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur.
Konsentrasi cendawan mencapai 100-juta sel/ml. Sebelum digunakan, Aspergilhis ditaburkan pada bubur gaplek yang telah dimasak tadi biar adaptif dengan sifat kimia bubur ubi kayu. Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati
Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu, kemudian masukkan ke dalam tangki fermentasi
Jika kadar gula lebth tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir biar mencapai kadar gula maksimum.
6. Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja mengurai glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob alias tidak membutuhkan oksigen. Agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 28—32″C dan pH 4,5—5,5.
7. Setelah 2—3 hari, larutan pati menjelma 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan protein. Di atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu mengandung 6—12% etanol.
9. Meski telah disaring, etanol masih bercampur air. Untuk memisahkannya, lakukan destilasi atau penyulingan.
Panaskan adonan air dan etanol pada suhu 78″C atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu etanol lebih dulu menguap ketimbang air yang bertitik didih 100°C.
Uap etanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair.
10. Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak sanggup larut dalam bensin. Agar larul, dibutuhkan etanol berkadar 99% atau disebut etanol kering. Oleh lantaran itu, perlu destilasi absorbent.
Etanol 95% itu dipanaskan 100″C. Pada suhu ilu, etanol dan air menguap. Uap keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati.
Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dicampur dengan bensin.
Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120— 130 liter etanol yang dihasilkan dari 25 kg bubur ubi kayu.
Pengolahan bioetanol dari Ubi Kayu berikut ini berkapasitas 7 liter.
a) Kupas bergairah ubi kayu segar sebanyak 50 Kg. Cuci dan giling hingga halus
b) Saring hasil penggilingan untuk memperoleh bubur singkong
c) Masukkan bubur kayu ke dalam drum yang terbuka penuh bab atasnya.
d) Tambahkan air 40-50 liter dan aduk sambil dipanasi diatas perapian.
e) Tambahkan 1,5 ml enzim alfa-amilase. Panaskan selama 30-60 menit pada suhu sekitar 90o C.
f) Dinginkan hingga suhu menjadi 55-60o C.
g) Tambahkan 0,9 ml enzim gluko-amilase
h) Jaga temperatur pada kisaran 55-60o C selama 3 jam, kemudian dinginkan hingga suhu di bawah 35o C.
i) Tambahkan 1 gr ragi roti, urea 65 gr, dan NPK 14 gr. Biarkan selama 72 jam dalam keadaan tertutup, tetapi tidak rapat biar gas CO2 yang terbentuk sanggup keluar.
j) Pindahkan cairan yang yang mengandung 7-9 % bioetanol itu ke dalam drum lain yang didisain sebagai penguap (evaporator).
k) Masak di atas perapian hingga uapnya keluar menuju alat destilasi. Nyalakan pedoman air di kondensator (pengembun) uap bioetanol.
l) Tahan temperatur bab atas kolom destilasi pada suhu 79o C saat cairan bioetanol mulai keluar. Fraksi bioetanol 90-95% akan berhenti mengalir secara perlahan-lahan.
Catatan : Kelemahan dari cara pembuatan bioetanol ini yakni relatif memakan waktu yang cukup usang sehingga kapasitas produksi ini untuk skala kecil.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Proses Pembuatan Bioetanol Ubi Kayu"
Posting Komentar