Budidaya Kelapa [Bagian 2]

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
PEMELIHARAAN TANAMAN   
   Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap flora yang tumbuh kerdil terjangkit hama dan penyakit berat dan mati, dilakukan pada isu terkini hujan sesudah flora sebelumnya didongkel dan dibakar pada isu terkini kemarau. Kebutuhan flora tergantung pada iklim dan intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143 batang/Ha = 17 batang.

   Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga 2 meter. Caranya memakai koret atau bendo yang diayunkan ke arah dalam memotong gulma hingga batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4 ahad sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau).
   Pembubunan
Dilakukan sesudah flora menghasilkan dengan cara menimbunkan tanah dibagian atas permukaan sekitar pohon hingga menutup sebagian batang pohon yang bersahabat dengan akar.
   Perempalan
Dilakukan terhadap daun dan epilog bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan hingga jatuh sendiri.
   Pemupukan
Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak sanggup memenuhi unsur hara yang dibutuhkan:
   a) Pada umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak 15 cm dari pangkal batang.
   b) Selanjutnya 2 kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir isu terkini hujan) dan bulan Oktober/Nopember (awal isu terkini hujan). 
   Cara santunan pupuk:
a. Menyebar dalam bundar mengeliling tanaman.
b. Pupuk N, K, Mg diberikan bersamaan sedangkan P 2 ahad sebelumnya.
c. Sebelum pupuk nitrogen diberikan, tanah digemburkan untuk menghindari pencampuran dengan pupuk phospat sebab sanggup merugikan. 
Pada flora belum menghasilkan disebarkaan 30 cm dari pangkal batang hingga pinggir tajuk.
d. Tutup dengan tanah kawasan penyebaran pupuk.


   Dosis Pupuk flora kelapa sesuai umur flora (gram/pohon):
a. Saat tanam: RP = 100 gram/pohon.

b.. Satu bulan sesudah tanaman: Urea = 100 gram/pohon, TSP = 100 gram/pohon, KCl = 100 gram/pohon, Kieserite = 50 gram/pohon.
 c. Tahun pertama
Aplikasi I: Urea = 200 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite 100 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 200 gram/pohon, TSP = 250 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite = 100 gram/pohon, Borax = 10 gram/pohon

d.Tahun Kedua
Aplikasi I: Urea = 350 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 350 gram/pohon, TSP = 600 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon dan Borax 25 gram/pohon.

e.Tahun ketiga
Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.

f. Tahun Keempat
Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.

**RP = Rock Phospate, TSP = Triple Super Phospate, KCL = Kalium Chlorida, Kieserite = Magnesium Sulfat/dolomit/kapur pertanian

   Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada isu terkini kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitarbedengan atau dengan penyiraman langsung.
   Waktu Penyemprotan Pestisida
Dilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram, Bayrusil 25 EC dengan kosenttrasi 0.4% setip 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari. 
Caranya memakai sprayer.
      Lain-lain
Perbaikan kanal drainase/cuci parit/kuras got dilakukan awal isu terkini hujan dengan cara: memabat gulma dalam parit, menggaruk gulma pada dinding kanal dengan cangkul, dikumpulkan ditengah, pisahkan gulma dengan tanah dengan cara menghempas-hempaskan gulma dengan cangkul dan keluarkan semua kotoran dari parit, angkat tanah yang longsor kedalam parit, bentuk parit sesuai dengan ukuran, usahakan air sanggup mengalir dengan baik, Pengerjaan dimulai dari muara ke hulu.

Ada beberapa cara melaksanakan sanitasi dalam budidaya flora kelapa, antara lain:
a.Cara sanitasi Gawang
    - Membakar sisa-sisa kayu pada gawangan dengan hati-hati.
    - Mengumpulkan sampah dan sisa-sisa kayu pada gawangan dengan tinggi tidak lebih 40 cm, luas tumpukan 1 x 1 meter.
b. Cara sanitasi pohon
   - Membebaskan mahkota pohon dari segala kotoran dan bahan-bahan kering pada gawangan.
   - Membakar dengan hati-hati.
   PANEN
Ciri dan Umur Panen
Ciri: berumur ± 12 bulan, 4/5 serpihan kulit kering, berwarna coklat, kandungn air berkurang dan jikalau digoyang berbunyi nyaring.
   Cara Panen
a. Buah kelapa dibiarkan jatuh: kekurangan, yaitu buah yang jatuh sudah lewat masak, sehingga tidak sesuai untuk materi baku kopra atau materi baku kelapa parutan kelapa kering (desiccated coconut). 
b. Cara dipanjat: dilakukan pada isu terkini kemarau saja. 
Keuntungannya yaitu ; 
(1) sanggup membersihkan mahkota daun; 
(2) sanggup menentukan buah kelapa siap panen dengan kemampuan rata-rata 25 pohon per-orang. Kelemahan ialah merusak pohon, sebab harus menciptakan tataran untuk berpijak. 
Di beberapa kawasan di Pulau Sumatera, sering kali pemetikan dilakukan oleh monyet (beruk). Kecepatan pemetikan oleh beruk 400 butir sehari dengan masa istirahat 1 jam, tetapi beruk tidak sanggup membersihkan mahkota daun dan selektivitasnya kurang. 
c. Cara panen dengan galah: memakai bambu yang disambung dan ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait. Kemampuan pemetikan rata-rata 100 pohon/orang/hari
   Periode Panen
Frekuensi panen sanggup dilakukan sebulan sekali dengan menunggu jatuhnya buah kelapa yang telah masak, tetapi umumnya panenan dilakukan terhadap 2 bahkan 3 tandan sekaligus. Hal ini tidak begitu besar lengan berkuasa terhadap mutu buah sebab berdasarkan Padua Resurrection dan Banson (1979) kadar asam lemak pada minyak kelapa yang berasal dari tandan berumur tiga bulan lebih muda sama dengan buah dari tandan yang dipanen sehingga biaya panen sanggup dihemat.
   
   Prakiraan Produksi
Produksi buah bergantung varietas flora kelapa, umur tanaman, keadaan tanah, iklim, dan pemeliharaan. Biasanya menghasilkan rata-rata 2,3 ton kopra/ha/tahun pada umur 12-25 tahun. Sedangkan untuk kelapa bibit unggul pada umur 10-25 tahun bisa menghasilkan rata-rata 3,9 ton/ha/tahun.
   Pascapanen Pengumpulan
 Buah dikumpulah memakai keranjang atau alat angkut yang tersedia. Kemudian semua buah hasil panen dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH).
   Penyortiran dan Penggolongan
Sortasi buah dan perhitungan buah dilakukan setiap blok kebun sesudah selesai panen pada tamat bulan. Buah yang disortir ialah kosong tidak berair, suara tidak nyaring jikalau diguncang, rusak/luka kena hama, anyir dan kecil juga terhadap kelapa butiran pecah, berkecambah atau kelapa kurang masak, kemudian disimpan dalam bin penyimpanan yang beraerasi baik.
   Penyimpanan
Buah kelapa disimpan dengan cara:
a) buah ditumpuk dengan tinggi tumpukan maksimal 1 meter 
b) tumpukan berbentuk piramidal dan longgar 
c) tumpukan dalam gudang diamati secara rutin. 
Syarat-syarat gudang penyimpanan sebagai berikut: 
a) udara segar dan kering 
b) tidak kebocoran dan kehujanan 
c) tidak eksklusif kena sinar matahari 
d) suhu udara dalam gudang 25-27 C.
   Pengemasan dan Pengangkutan
Buah kelapa apabila akan dijual terlebih dulu di kupas kulit luarnya dan dibungkus dalam karung goni atau karung sintetis. Pengangkutan sanggup dilakukan dengan truk, kapal maritim atau alat angkut yang sesuai


Sumber http://equatornusantara.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Budidaya Kelapa [Bagian 2]"

Posting Komentar