Squad, sedih Indonesia akhir gempa Lombok belum sepenuhnya pulih, namun negara kita tercinta kembali mengalami tragedi serupa di Palu, Sulawesi Tengah. Jumat sore, tanggal 28 September 2018, gempa disertai tsunami terjadi di Palu dan Donggala dengan magnitude 7,4 SR. Memang secara geografis, banyak wilayah Indonesia yang rawan akan tragedi alam, salah satunya ialah gempa dan tsunami. Masih ingatkah kau musibah yang melanda Aceh dan menelan ratusan ribu korban jiwa?
Peristiwa tsunami Aceh, gempa Lombok, dan tsunami di Palu seharusnya menyadarkan kita akan pentingnya tindakan antisipasi dan penanggulangan tragedi gempa dan tsunami di Indonesia. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dikala terjadi gempa besar yang memicu tsunami warga hanya mempunyai waktu 10 sampai 30 menit untuk menyelamatkan diri. Hal inilah yang disebut dengan waktu emas (golden time). Keputusan dan tindakan yang diambil dalam rentang waktu yang sempit ini akan menjadi penentu hidup dan mati seseorang. So, idealnya setiap dari kita harus mempunyai pengetahuan yang lengkap dikala terjadi bencana. Apa saja yang harus dilakukan? Yuk, kita lihat!
1. Membuat tempat berlindung tahan gempa
Bangunan tahan gempa (Sumber: wands.gr)
Jepang ialah salah satu negara yang sering dilanda tragedi gempa dan tsunami. Namun, hal ini tidak menghalangi Jepang untuk tetap bangun dan menjadi negara yang maju menyerupai sekarang. Nah, banyak hal yang sanggup kita tiru dari Jepang untuk menghadapi bencana, salah satunya menciptakan bangunan tahan gempa. Gedung tinggi di kota-kota besar di Jepang dirancang semoga sanggup bergoyang, bukan terguncang dikala gempa melanda. Konstruksi ini mengakibatkan bangunan lebih aman. Selain itu, sebagian wilayah pesisir Jepang juga mempunyai tsunami shelter atau tempat berlindung dari tsunami yang juga dirancang tahan gempa. Kawasan lain juga dilindungi dengan pintu banjir yang dirancang sanggup menahan arus air dari tsunami. Keren banget ‘kan Squad?
2. Ketahui cara melaksanakan penyelamatan mandiri
Evakuasi berdikari (Sumber: share.america.gov)
Memanfaatkan waktu emas atau golden time sebaik mungkin ialah hal terpenting yang harus kau lakukan kalau kau tinggal di wilayah pesisir. Nah, mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai penyelamatan berdikari akan sangat membantu, lho. Evakuasi berdikari ialah tindakan penyelamatan yang dilakukan tanpa menunggu isyarat dari petugas. Saat kau mencicipi gempa yang berpengaruh dan lama, maka kau harus curiga dan segera lari menjauhi pantai atau bergerak ke daratan yang lebih tinggi. Pelatihan penyelamatan berdikari ini harus termasuk penyediaan jalur dan tempat penyelamatan yang telah disiapkan pemerintah kepada warga di kawasan rawan.
3. Pahami status peringatan dini
Kenali peringatan dini tsunami (Sumber: noaa.gov)
BMKG biasanya akan mengeluarkan peringatan dini lima menit sehabis gempa terjadi ke wilayah dengan potensi tsunami. Penting untuk kau memahami status peringatan ini semoga sanggup segera melaksanakan evakuasi. Peringatan ini diberikan dalam tiga kategori berbeda, yaitu:
- AWAS: Tinggi tsunami diperkirakan lebih dari tiga meter dan warga diminta penyelamatan segera. Pemerintah kawasan setempat harus menyediakan warta terang mengenai jalur dan tempat penyelamatan terdekat.
- SIAGA: Tinggi tsunami diperkirakan ada dikisaran 0,5 meter sampai tiga meter. Pemerintah dibutuhkan sanggup mengerahkan warga untuk evakuasi.
- WASPADA: Tinggi tsunami kurang dari 0,5 meter. Walau kecil, warga tetap diminta untuk menjauhi pantai atau sungai.
Jangan melebih-lebihkan keadaan dan saling membantu (Sumber: act.id)
Saat terjadi bencana, jangan melebih-lebihkan kondisi tragedi menyerupai menciptakan video berisikan tangisan atau komentar yang menyalahkan pemerintah, apalagi mengembangkan foto kondisi korban di media sosial. Sebarkanlah tips seputar mengatasi bencana, peringatan pemerintah, nomor telepon penting call center, atau update terkini kondisi bencana.
Untuk kau yang berada di kawasan bencana, dianjurkan untuk tetap tertib. Janganlah bertindak semena-mena alasannya ialah hal ini hanya akan membahayakan diri sendiri dan orang lain. Jangan menciptakan kericuhan dikala proses pembagian proteksi dan tingkatkan solidaritas serta gotong royong.
5. Mengembangkan sistem pemantau semoga selalu siap menghadapi bencana
Sistem pemantau semoga siap hadapi tragedi (Sumber: news.sky.com)
Kembali mencontoh dari Jepang yang mempunyai sejarah gempa yang panjang, mereka telah mempersiapkan sistem respon, prasarana, dan warganya untuk siap menghadapi potensi bencana. Pemerintah Jepang melaksanakan investasi besar-besaran untuk mengembangkan sistem pemantau. Melalui Badan Meteorologi Jepang (JMA), Jepang mempunyai sistem yang sanggup mengirimkan peringatan tsunami dalam waktu tiga menit dari gempa bumi terjadi. Mereka juga mempunyai sistem pengeras bunyi untuk menyiarkan warta darurat kepada warga. Untuk di kawasan pedesaan, warga juga diberikan radio oleh pemerintah semoga sanggup mendapatkan perintah mengungsi. Kesiapan dalam menghadapi gempa juga telah menjadi materi latihan untuk anak usia sekolah, lho.
Squad, hal terpenting yang harus kita lakukan dikala terjadi tragedi ialah tetap bersatu dan saling membantu. Jangan sebarkan ketakutan, tetapi sebarkanlah pengetahuan semoga kita semua sanggup melaksanakan langkah antisipasi serta penanggulangan tragedi dengan cepat. Siapa tahu kau akan menjadi spesialis yang sanggup membantu pemerintah menciptakan teknologi pemantau yang berhasil meminimalisir korban dikala terjadi tragedi gempa dan tsunami. So, belajarlah lebih ulet untuk kemajuan bangsa melalui ruangbelajar! #BelajarJadiMudah dengan video beranimasi yang akan membantu kau memahami materi dengan lebih cepat.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Indonesia Rawan Peristiwa Gempa Dan Tsunami, Ini 5 Hal Yang Harus Kita Lakukan"
Posting Komentar