Di artikel kelas VIII kali ini kita akan membahas wacana tekanan gas dalam ruang tertutup serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
---
Squad! Kegiatan outdoor apa yang kau suka? Bungee jumping? Flying fox? Arung jeram? Hiking? Permainan menyerupai bungee jumping dan flying fox bakal menciptakan kau meluncur dan merasa seolah-olah kau sedang terbang di udara. Selain bungee jumping dan flying fox, masih ada lagi lho permainan lain yang membuatmu ‘terbang’ di udara. Salah satunya yaitu balon udara. Berbeda dengan bungee jumping dan flying fox, balon udara ini nggak akan bikin jantungmu copot Squad. Saat berada di atas balon udara yang sedang terbang ribuan kaki di udara, kita sanggup menikmati pemandangan yang luar biasa di sekitarnya.
Di beberapa negara menyerupai Turki, Austria, dan bahkan Indonesia mempunyai daerah wisata dan ekspo balon udara. Beberapa di antaranya ada di Ciwidey Bandung, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta dan di Nglegok Blitar. Nggak usah jauh-jauh ke luar negeri kan kini jikalau mau mencoba wisata balon udara.
Tempat wisata balon udara di Cappadocia, Turki. (sumber: jalan2liburan.com)
Nah, kau tau nggak sih kenapa balon udara sebesar itu sanggup terbang? Pada artikel penerapan gas dalam ruang terbuka kita telah membahas wacana korelasi tekanan udara dengan ketinggian, di artikel kali ini kita akan membahas wacana korelasi tekanan udara dengan volume. Hal itu ada kaitannya sama balon udara tadi Squad. Sekarang, kita pribadi cus ke materinya!
Jadi, selain dengan ketinggian, tekanan gas atau tekanan udara juga mempunyai korelasi dengan volume Squad. Kalau korelasi antara volume dan tekanan udara, penemunya yaitu Robert Boyle.
Hukum yang dinamakan aturan Boyle tersebut persamaannya adalahh
PV = konstan
Atau
P1V1 = P2V2
Di mana:
P1 = tekanan udara awal
V1= volume udara awal
P2= tekanan udara akhir
V2= volume udara akhir
Kamu niscaya masih resah dan membayangkan ‘seperti apa ya tekanan udara dalam ruang tertutup di kehidupan sehari-hari’? Nah, berikut ini ada beberapa fenomena tekanan udara dalam ruang tertutup yang sanggup kita temui. Simak ya Squad.
- Contoh pertama yaitu balon udara. Menjawab pertanyaan di atas tadi ‘kenapa balon udara sanggup terbang?’. Jadi, balon udara sanggup terbang atau mengangkasa sebab tekanan udaranya diturunkan Squad. Bagaimana cara menurunkan tekanan udaranya? Yaitu dengan cara memanaskan balon udara. Setelah dipanaskan, volume balon udara akan meningkat sementara tekanan udaranya menurun. Setelah itu, gres balon udara sanggup terbang.
- Sementara itu prinsip tekanan udara dan volume juga ada pada makhluk hidup yaitu pada sistem pernapasan manusia. Konsep tekanan dan volume sanggup kita lihat pada proses menarik napas (inspirasi) dan proses mengeluarkan napas (ekspirasi).
Saat inspirasi, rongga dada harus membesar agar volume paru-paru membesar. Saat volume paru-paru membesar, tekanan paru-paru mengecil. Akibatnya, udara sanggup mengalir masuk dan kita sanggup bernapas. Kebalikan dengan inspirasi, dikala ekspirasi volume paru-paru harus mengecil. Setelah volume paru-paru mengecil, tekanan paru-paru membesar. Karena itulah napas yang kita tarik tadi bisa kita keluarkan Squad.
Setelah membahas tekanan udara pada ruang tertutup dan pola fenomenanya, kini kita akan membahas alat-alat apa saja yang dipakai untuk mengukur tekanan udara pada ruang tertutup. Ada apa aja ya?
1. Manometer Raksa Terbuka
Manometer raksa ini berbentuk abjad U yang kedua ujungnya terbuka. Salah satu ujung tabung selalu dihubungkan dengan udara luar agar tekanannya sama dengan tekanan atmosfer. Sementara ujung yang lain dihubungkan dengan ruangan yang akan diukur tekanannya.
Besarnya tekanan gas sanggup dihitung dengan rumus:
Pgas = P0 ± h
Di mana:
Pgas = tekanan udara yang diukur (mmHg atau cmHg)
P0 = tekanan udara atmosfer (mmHg atau cmHg)
h = perbedaaan ketinggian raksa sesudah gas masuk (mm atau cm)
(+) apabila tinggi kolom udara lebih tinggi daripada kolom tabung
(-) apabila tinggi kolom udara lebih rendah daripada kolom tabung
2. Manometer Raksa Tertutup
Prinsip kerja pada manometer raksa tertutup sama dengan manometer raksa terbuka, Squad. Tapi, salah satu ujung dari tabungnya ditutup. Secara matematis sanggup ditulis dengan:
Pgas = h
di mana:
Pgas = tekanan udara yang diukur (mmHg atau cmHg)
h = perbedaaan ketinggian raksa sesudah gas masuk (mm atau cm)
3. Manometer Bourdon
Kalau manometer yang satu ini terbuat dari logam dan dipakai untuk mengukur tekanan udara (berupa uap) yang sangat tinggi. Misalnya menyerupai uap pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Selain untuk PLTU, alat ini juga dipakai untuk menyidik tekanan udara dalam ban oleh para penambal ban. Untuk membaca manometer bourdon tidak perlu pakai rumus menyerupai yang lain ya Squad. Karena jarum yang ada manometer sudah menunjuk ke angka tekanan udara dari uap tersebut.
Setelah baca artikel di atas, apakah kau sudah paham wacana tekanan gas dalam ruang tertutup berikut dengan penerapan serta rumus-rumusnya? Kalau kau masih punya pertanyaan wacana bahan tersebut atau mau konsultasi PR kamu, yuk tanya pribadi di ruanglesonline! Guru di ruanglesonline akan membantu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanmu.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Ipa Kelas 8 | Tekanan Gas Dalam Ruang Tertutup Di Kehidupan Sehari-Hari"
Posting Komentar