Satu tahapan penting dalam penangkaran burung Jalak Bali yaitu penjodohan. Kita harus cermat melihat apakah pasangan indukan tersebut benar-benar berjodoh, bukan hanya sekadar berpasangan. Loh, bukankah burung yang sudah berpasangan niscaya berjodoh? Pada penangkaran burung, keduanya tidak selalu sama.
Lalu bagaimana cara menjodohkannya, gejala kalau pasangan indukan tersebut berjodoh, perawatan telur, serta anakannya? Tenang, kami akan berikan informasinya untuk Anda. Yuk, kita simak artikel berikut ini.
Menyiapkan Indukan
Jika tidak ingin membeli pasangan indukan yang sudah jadi atau benar-benar berjodoh, Anda sanggup melaksanakan proses penjodohan sendiri terhadap calon indukan burung Jalak Bali jantan dan betina. Hal pertama yang harus dilakukan yaitu memastikan kedua calon indukan sudah berumur cukup, yakni dengan usia ideal sekitar 1 tahun lebih.
Setelah itu, masukkan indukan burung jantan dan betina dalam sangkar penangkaran dengan ukuran minimal panjang 2,5 meter, lebar 90 cm hingga 3,5 m dan tinggi 2,7-3,5 meter. Burung Jalak Bali dikenal menyukai sarang yang letaknya agak tinggi.
Tanda Indukan Berjodoh
Selanjutnya, biarkan kedua indukan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dan mengenal lebih akrab dengan calon pasangannya. Calon indukan yang sudah berjodoh dan memasuki fase birahi akan ditandai dengan sikap Jalak Bali yang mulai mengoceh (berkicau) sepanjang hari. Dari pagi hingga sore hari, baik si jantan dan si betina akan berkicau terus.
Setelah munculnya tanda sikap tersebut biasanya akan segera diikuti dengan proses perkawinan. Oleh alasannya itu, Anda harus menyiapkan kotak sarang terlebih dahulu yang diletakkan dalam posisi di serpihan atas kandang. Meski materi sarang sudah Anda letakkan di dalam kotak sarang, sebagian materi sarang tetap perlu ditebarkan di lantai sangkar untuk sanggup merangsang birahi kedua burung.
Bertelur dan Pengeraman
Sekitar 1 hingga 2 ahad setalah kawin, kedua indukan akan mengangkut materi sarang di lantai kandang, dan membawanya ke kotak sarang. Induk betina akan bertelur sebanyak 2 hingga 3 butir, kemudian mengerami telurnya selama 14 hari hingga menetas.
Setelah menetas, anakan tetap dibiarkan dalam pengasuhan kedua induknya hingga berumur 6-7 hari. Lain halnya kalau indukan mempunyai abjad tidak sanggup merawat anaknya atau suka membuang piyiknya. Jika hal itu terjadi, waktu pemanenan sanggup dipercepat pada umur 2 hari. Sifat ini gres sanggup diketahui kalau induk betina dalam beberapa kali proses reproduksi sering terlihat berperilaku menyerupai itu.
Memanen Anakan
Begitu dipanen, anakan eksklusif dimasukkan ke kotak inkubator khusus anakan. Konsekuensi dengan metode perawatan anakan dengan cara menyerupai ini yaitu Anda harus meloloh piyikan secara berkala. Intinya, dikala anakan sudah mulai membuka paruhnya lebar-lebar sambil berteriak-teriak, itu berarti sudah waktunya diberi pakan.
Menggunakan metode penyapihan, selain sanggup meningkatkan kualitas anakan, juga sanggup meningkatkan produktivitas dari sang indukan. Sebab, begitu anakannya dipanen, pasangan indukan akan segera menjalankan kiprah reproduksinya lagi, yakni kawin, bertelur, mengerami, dan mengasuh anakannya yang gres menetas.
Beberapa penangkar Jalak Bali terkadang mengistirahatkan induk betina terlebih dahulu sebelum memulai proses penjodohan dan kembali bereproduksi. Selama masa istirahat, indukan mesti dirawat dengan baik, tetap diberikan pakan yang berkualitas, dilakukan penjemuran, dan diberikan kesempatan mandi.
Demikianlah sedikit gosip wacana cara menjodohkan indukan Jalak Bali yang sanggup kami bagikan, semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang tengah menjodohkan Jalak Bali. Semoga Sukses.
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Menjodohkan Indukan Burung Jalak Bali"
Posting Komentar