Atoxoplasmosis, Penyakit Pada Burung Jalak Bali Yang Perlu Diwaspadai

Sebagai salah satu jenis burung yang dilindungi, jalak bali menghadapi problem yang umumnya berkaitan dengan habitat barunya di luar habitat asalnya. Masalah yang paling umum terjadi ialah peningkatan penyebaran penyakit. Hal itu dikarenakan perubahan lingkungan habitat asal dengan lingkup wilayah yang luas ke lingkup kecil habitat penangkaran yang menciptakan burung jalak bali rentan terjangkit penyakit.

Dari beberapa penyakit yang sering menyerang jalak bali di penangkaran, Atoxoplasmosis ialah salah satu yang harus diwaspadai.

Penyebab dan Sumber Penularan

Sebagai salah satu jenis burung yang dilindungi Atoxoplasmosis, Penyakit Pada Burung Jalak Bali yang Perlu Diwaspadai
Source – wildwoodanimalhealth

Atoxoplasmosis disebabkan oleh benalu yang merupakan spesies dari Protozoa coccidian, Atoxoplasma. Berbeda dari penyakit coccidiosis (berak darah) yang disebabkan oleh benalu coccidian jenis lain yang penyebarannya terbatas pada epitel usus; Atoxoplasma justru berkembang biak di usus yang menyerang sel-sel darah, menyebar dalam pedoman darah yang kemudian menginfeksi hati, paru-paru dan limpa.

Pada tahun 1989, serangan penyakit ini dilaporkan untuk pertama kalinya, meski diduga problem Atoxoplasma sudah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Dari sumber gosip yang ada, sejauh ini Atoxoplasma menyerang jalak bali yang hidup di penangkaran luar negeri. Kuman penyakit ini bersumber dari kotoran burung yang sakit dan penularannya melalui verbal burung.

Infeksi Atoxoplasmosis menimbulkan bercak-bercak hitam (black spot) pada kedua sisi perut burung jalak bali. Sebuah tanda yang mengatakan pembesaran limpa dan hati. Gejala ini akan muncul pada burung muda berumur kurang dari satu tahun. Ada kemungkinan, sesudah dewasa—burung yang pernah terjangkit penyakit ini tetap terinfeksi, hanya saja tanda-tanda fisiknya mungkin tidak terlihat lagi. Burung sampaumur yang pernah terinfeksi akan terus membawa penyakit menular ini selama delapan bulan.

Gejala Klinis yang Terlihat

Sebagai salah satu jenis burung yang dilindungi Atoxoplasmosis, Penyakit Pada Burung Jalak Bali yang Perlu Diwaspadai
Sourace – youtube @Om Kicau

Gejala yang bisa dilihat pada burung jalak bali muda antara lain burung terlihat lesu, lebih sering meringkuk dengan bulu-bulu yang mengembang, perut terlihat membusung, diare, dan burung akan sering mendekati cahaya/lampu dengan maksud menghangatkan tubuhnya. Pada burung jalak bali dewasa, tanda-tanda akan berkembang dan menimbulkan gangguan neurosis yang menciptakan burung terlihat stres.

Tingkat janjkematian burung jalak bali yang terjangkit Atoxoplasmosis mencapai 80% dari kawanan burung muda dalam satu sangkar penangkaran. Burung indukan yang terinfeksi tentu akan menginfeksi anakannya ketika memberi makanan. Baik indukan jantan atau betina kemungkinan bisa menjadi vektor penyebaran penyakit.

Pengendalian dan Pencegahan

Sebagai salah satu jenis burung yang dilindungi Atoxoplasmosis, Penyakit Pada Burung Jalak Bali yang Perlu Diwaspadai
Source – Alibaba

Sampai ketika ini, belum ada obat yang bisa melenyapkan penyakit secara efektif. Sulfachlorpyrazine dan Toltrazuril diperkirakan ialah dua macam obat yang bisa dipakai secara rutin untuk mengatasi tahapan hidup Atoxoplasmosis yang berbeda pada jalak bali, meski tidak sepenuhnya merampungkan bisul Atoxoplasma. Sementara cara lain yang harus dilakukan untuk menyingkirkan penyakit yakni dengan memusnahkan burung yang terinfeksi, sebelum penyakit berkembang lebih lanjut dan menulari burung jalak bali lainnya.

Berikut ini ialah upaya-upaya pencegahan biar penyakit Atoxoplasmosis tidak muncul di lingkungan penangkaran.

  1. Menjaga kebersihan sangkar secara rutin. Hal ini bisa dilakukan dengan rutin menyemprotkan disinfektan seminggu sekali untuk mengusir kutu, tungau, bakteri, jamur dan benalu lainnya.
  2. Mengarantina burung-yang-baru-datang selama beberapa hari di dalam sangkar khusus, terpisah dari sangkar penangkaran dan koloni burung yang lain. Diharapkan cara ini bisa mendeteksi penyakit dan mengetahui kondisi kesehatan burung sebelum disatukan dengan burung lain di sangkar penangkaran.
  3. Memastikan kondisi burung jalak bali selalu fit, terutama dalam hal kecukupan vitamin dalam kuliner burung.
  4. Menjaga kebersihan pakan ibarat biji-bijian dan pakan lainnya untuk mencegah bisul dari basil Escerichia c0l1.

Dengan langkah-langkah tersebut, dibutuhkan akan mengurangi perkembangan penyakit, sehingga kerugian bisa ditekan dan burung jalak bali yang keberadaannya sudah tergolong langka ini bisa tetap berkembang biak dengan baik.


Sumber belajarburunghias.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Atoxoplasmosis, Penyakit Pada Burung Jalak Bali Yang Perlu Diwaspadai"

Posting Komentar