Melihat peluang dan prospek yang cukup cerah dalam penangkaran burung, banyak penghobi burung peliharaan yang kemudian mencoba mengikuti jejak penangkar Jalak Bali yang telah sukses. Penangkaran yang dimaksudkan di sini merupakan bisnis yang dilakukan dengan mengembangbiakkan burung kemudian menjualnya secara legal demi mendapat keuntungan. Namun, ternyata banyak yang mengalami kesulitan dalam menjalankannya.
Menangkar burung jenis Jalak Bali memang tidak semudah kelihatannya. Butuh kesabaran dan perhatian yang ekstra biar penangkaran sanggup berjalan dengan lancar. Tidak sedikit penangkar yang mengalami banyak sekali problem dan hambatan selama menangkar Jalak Bali.
Masalah-masalah yang sering muncul dalam penangkaran Jalak Bali umumnya berkaitan dengan sikap burung itu sendiri. Nah, berikut ini yakni rangkuman 3 problem umum yang biasa dialami dalam penangkaran Jalak Bali, serta disertai cara mengatasinya.
1. Burung Agak Sulit Berjodoh
Tujuan utama bisnis penangkaran burung yakni untuk mengembangbiakkannya biar keturunannya sanggup dijual di kemudian hari. Tentu kunci utamanya yakni dengan mengawinkan burung. Tetapi, terkadang burung pun tidak “berselera” dengan jodohnya. Jika hal ini terjadi, apa yang harus Anda lakukan?
Untuk mengawinkan burung, tentunya Anda memerlukan sepasang burung jantan dan betina. Cara mengenalinya memang tidak gampang lantaran Jalak Bali jantan dan betina tidak mempunyai perbedaan yang signifikan. Namun, ada sedikit perbedaan pada ukuran tubuhnya.
Setelah mendapat sepasang calon indukan yang pas, masukkan kedua burung tersebut ke dalam satu kandang, kemudian amati perilakunya. Jika beruntung, kedua burung tersebut akan berjodoh dan pribadi menyusun sarang. Jika tidak, burung malah akan saling mengejar atau berkelahi.
Untuk melihat gejala berjodoh atau tidak, Anda harus rutin memantaunya. Jika kedua burung tersebut dalam kondisi sedang birahi, mereka akan lebih cepat berjodoh. Namun, sanggup juga keduanya menjadi lebih bergairah dalam sabung dan saling menyerang. Jika hal itu terjadi, segera pisahkan keduanya.
Lakukan pemisahan ini selama beberapa hari dengan tetap menggantungkan kedua sangkar secara berdekatan. Selain itu, usahakan penjemuran secara rutin pada kedua indukan yang mau dijodohkan sambil terus mengamati perilakunya. Ketika burung sudah mulai sahut menyahut, Anda sanggup mencoba memasukkannya lagi ke dalam sangkar penangkaran biar mereka kawin. Dalam kasus ini, kesabaran dan keberuntungan Anda akan benar-benar diuji, tapi di situlah nilai dari seni menangkar burung.
2. Induk Merusak Sarang
Indukan Jalak Bali yang sering merusak sarang biasanya disebabkan faktor kebiasaan atau lantaran lokasi sarang yang dianggap kurang nyaman dan aman. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda sanggup mengganti materi sarang. Carilah materi sarang yang lebih lembut atau halus, kemudian tebarkan juga sebagian materi di lantai kandang. Alternatif lainnya yakni dengan cara memindahkan sarang ke daerah yang lebih nyaman.
3. Burung Jantan Sering Membuang Telur
Jika Jalak Bali sering membuang telur, solusinya yakni memindahkan telur ke sangkar harian bersama burung betina. Gantungkan sangkar tersebut di akrab sangkar penangkaran biar pasangan burung jantan dan betina tetap berdekatan. Jika sangkar penangkaran cukup luas, Anda juga sanggup menggantungnya sangkarnya di dalam sangkar penangkaran.
Itulah beberapa problem umum yang sering muncul dalam penangkaran burung Jalak Bali. Menangkar burung memang butuh kejelian dan kesabaran, dengan begitu hasil yang akan didapat pun niscaya memuaskan.
Semoga artikel ini sanggup membantu problem yang Anda hadapi dalam menangkar burung Jalak Bali.
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "3 Duduk Kasus Yang Biasa Terjadi Dalam Penangkaran Jalak Bali"
Posting Komentar