Artikel Sejarah kelas XI ini akan membahas bentuk taktik usaha pascakemerdekaan. Ada dua taktik yakni melalui usaha bersenjata dan usaha diplomasi.
---
Bersyukurlah kita sebagai cowok Indonesia yang sudah mencicipi kemerdekaan negara ini. Apa kau pernah membayangkan bagaimana kehidupan di masa penjajahan Belanda ketika itu? Para jagoan dan orang-orang yang menyayangi tanah airnya, rela mengorbankan harta benda bahkan nyawa mereka semoga kita sanggup tersenyum pada hari ini. Oleh alasannya yaitu itu, sebagai cowok Indonesia coba yuk mencicipi bagaimana proses usaha mereka. Dalam artikel ini kita akan membahas bentuk taktik usaha menghadapi bahaya Belanda dan Sekutu pada waktu itu.
Secara umum ada dua bentuk taktik usaha menghadapi bahaya Belanda. Pertama ialah usaha bersenjata. Perjuangan ini terjadi sesudah proklamasi kemerdekaan. Belanda dan sekutunya masih tidak mau mendapatkan bahwa Indonesia telah merdeka. Kedua ialah usaha melalui diplomasi. usaha ini dilakukan dengan negosiasi untuk menuntaskan masalah. Upaya dengan melaksanakan negosiasi dianggap lebih efektif alasannya yaitu tidak memakan banyak korban jiwa. Nah, kini kita bahas satu per satu yuk.
Pada tanggal 29 September 1945, tentara AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) beserta NICA (Netherland Indies Civil Administration) mendarat di Jakarta. Awalnya sih ingin ngebebasin tawanan perang dan melucuti tentara Jepang. Tapi, kedatangan mereka ditentang oleh bangsa Indonesia. Maka, terjadilah beberapa pertempuran jago di wilayah Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.
1. Pertempuran Surabaya
Kamu tahu Bung Tomo, Squad? Yaps. Neliau merupakan pemimpin pertempuran di Surabaya. Bung Tomo dengan tegas menolak ultimatum dari Inggris yang dipimpin oleh Mayjen E.C Marsergh. Isi ultimatum tersebut ialah para p0juang Indonesia harus menyerahkan diri paling lambat 10 November 1945 pukul 06:00 pagi. Apa reaksi Bung Tomo dan Arek-arek Suroboyo? Mereka menentukan tetap mempertahankan kemerdekaannya. Pertempuran pada tanggal tersebut selesai pecah dan berlangsung selama tiga minggu.
2. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini dilatarbelakangi penipuan, Squad. Awalnya tuh NICA dan sekutunya tiba ingin membebaskan tawanan perang. Eh malahan tawanan perang itu dipersenjatai sesudah bebas. Pimpinan Sekutu Brigjen Bethell berusaha menguasai desa-desa di Ambarawa, namun ditentang oleh TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Dalam pertempuran itu Letkol Isdiman gugur dan digantikan Kolonel Soedirman. Pengepungan Ambarawa dari Banyumas, Salatiga, Surakarta, dan Yogyakarta berhasil dilakukan sehingga pasukan Sekutu muncur pada tanggal 15 Desember 1945. Hingga ketika ini tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Infanteri di Indonesia.
3. Puputan Margarana
Namanya haus kekuasaan ya begini ini contohnya. Sudah melaksanakan Perundingan Linggarjati yang menyatakan bahwa Jawa, Sumatra, dan Madura secara de facto, Belanda masih ingin menguasai Bali dan mendirikan Negara Indonesia Timur. Tentunya, p0juang di Bali ketika itu menolaknya. Dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai, pertempuran dengan Belanda pecah di Tabanan. Mulanya, I Gusti Ngurah Rai sanggup memenangkan perlawanan, namun Belanda meminta pelengkap pasukan dan berhasil memukul mundur pasukan I Gusti Ngurah Rai dan dia gugur dalam pertempuran tersebut.
Sekarang kita bahas yuk usaha melalui diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia.
Beberapa usaha melalui diplomasi antara lain Perjanjian Linggarjati, Perundingan Renville dan Konferensi Meja Bundar.
1. Perjanjian Linggarjati
Perjanjian ini dilaksanakan di Desa Linggarjati, perbatasan antara Cirebon dan Kuningan, pada tanggal 10 November 1946. Indonesia diwakili Sutan Syahrir, A.K. Gani, Susanto Tirtoprojo, dan Mohammad Roem. Pihak Belanda diwakuli Schermerhorn, dan penengah dari pihak Inggris diwakili Lord Killearn. Hasil dari perjanjian ini antara lain:
- Belanda mengakui secara de facto wilayah Jawa, Sumatra, dan Madura.
- RI dan Belanda membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).
- RI dan Belanda membentuk Uni Indonesia-Belanda, Ratu Belanda sebagai ketuanya.
2. Perundingan Renville
Pernah kebayang nggak ngadain negosiasi di atas sebuah kapal perang? Nah, ini pernah dilakukan pada 8 Desember 1947 – 17 Januari 1948. Yaps, ada sebuah perundingan di atas kapal perang angkatan maritim Amerika Serikat berjulukan USS Renville, maka dari itu perjanjian ini disebut dengan Perjanjian Renville. Saat itu Indonesia diwakili oleh Amir Sjarifuddin dan Belanda diwakili oleh Abdulkadir Widjojoatmodjo. Dihadiri pula Komisi Tiga Negara yang diwakili oleh Richard Kirby, Paul van Zeeland, Frank Graham. Ada pun hasil dari negosiasi ini ialah:
- Penghentian tembak menembak
- Daerah-daerah di belakang Garis van Mook harus dikosongkan dari tentara Indonesia.
- Belanda bebas membentuk negara federal di daerah-daerah yang diduduki melalui jajak pendapat terlebih dahulu.
- Akan dibuat uni Indonesia-Belanda.
3. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Kali ini ada sebuah negosiasi yang dilakukan di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus 1949 – 2 November 1949. Nama negosiasi tersebut ialah Konferensi Meja Bunda. Iya, namanya meja lingkaran alasannya yaitu meja untuk konferensi memang membentuk sebuah bundaran. Pada ketika itu Belanda diwakili Mr. Van Maarseveen, perwakilan Indonesia diwakili oleh Moh. Hatta, dan delegasi UNCI ialah Chritchley. Ada pun hasil dari Konferensi Meja Bundar ialah:
- Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS).
- Masalah Irian Barat diselesaikan setahun kemudian.
- RIS harus membayar utang-utang Belanda hingga ratifikasi kedaulatan.
- RIS mengembalikan hak milik Belanda ibarat perusahaan-perusahaan Belanda.
Nah itu tadi Squad beberapa bentuk taktik usaha pascakemerdekaan. Masih banyak kok bentuk perlawanan dengan senjata atau negosiasi yang sanggup kau cari tahu. Nggak percaya? Coba cek ruangbelajar yuk. Ada klarifikasi dari Master Teacher dengan video animasi yang keren lho. Dijamin berguru kau jadi semakin gampang deh.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Sejarah Kelas 11 |&Nbsp; Bentuk Taktik Usaha Pascakemerdekaan"
Posting Komentar