Tidak hanya bisa ditemukan di alam liar, merpati watu juga mempunyai kemampuan navigasi yang luar biasa ini. Cari tahu lebih dalam ihwal abjad dan keunikannya di sini!
Sebagai salah satu burung yang dekat dengan manusia, keberadaan merpati bisa kita temukan di mana saja. Salah satunya ialah jenis merpati batu, atau sebagian orang juga menyebutnya merpati karang atau dara karang. Salah satu ciri yang paling sering ditunjukkan ialah bertengger di atap bangunan dan senantiasa hidup berkelompok.
Untuk mengenal lebih jauh lagi, mari simak ulasan ihwal merpati watu berikut.
Karakter Merpati Batu
Ciri fisik yang sanggup diidentifikasi pada merpati watu sangat beragam. Burung ini didominasi warna bulu bubuk kecokelatan. Di sekujur leher hingga dada terdapat corak halus berwarna-warni; umumnya hijau dan ungu yang berkilau. Sedangkan pada mata, pupil merpati watu memilki warna oranye emas dengan lingkar berwarna hitam.
Selain itu, di pangkal paruh burung merpati juga terdapat operculum putih serupa tambalan. Sama menyerupai burung-burung lainnya, operculum inilah yang mencegah air masuk ke dalam rongga hidung ketika burung mematuk mangsa dalam air.
Karakter fisik burung merpati watu jantan dan betina relatif mirip. Hanya saja, corak warna-warni di leher betina tampak lebih samar daripada yang jantan. Di luar itu, ciri fisik burung tergolong lebih spesifik dibanding jenis merpati lainnya, yang mana memilki corak warna lebih bervariasi, serta pola-pola tertentu pada sayap dan ekor.
Habitat merpati batu
Di luar habitatnya yang dekat dengan manusia, burung merpati watu juga sanggup ditemukan di alam liar. Umumnya, burung ini hidup dan berkembang biak di pinggir tebing di daratan Eropa, Afrika Utara, dan kawasan-kawasan lainnya di Asia Barat.
Menurut banyak studi, jenis merpati watu sudah ada semenjak kurang lebih tiga ratus ribu tahun yang lalu. Dalam sejarah pun, burung merpati dikatakan dekat dengan insan semenjak lama. Oleh alasannya ialah itulah, sulit untuk menjajaki secara mutlak habitat orisinil burung ini.
Di alam liar, burung merpati watu biasa berkembang biak di pinggir tebing dan pesisir pantai. Sedangkan dalam lingkup manusia, burung merpati tersebar di perkotaan dan desa-desa di seluruh dunia.
Usia merpati watu di penangkaran bisa mencapai 15 tahun, sedangkan di alam liar tergolong sebentar, yaitu 3 hingga 5 tahun. Hal ini dikarenakan adanya pemangsa, perburuan liar, serta perusakan ekosistem.
Pada ekspresi dominan kawin, merpati watu kerap dijumpai berpasangan. Namun, dalam situasi lain, burung ini merupakan jenis yang hidup dalam kelompok.
Burung pengantar surat
Di luar hal-hal awam di atas, ternyata burung merpati watu memilki keunikan yang cukup menarik. Burung jenis ini dikatakan mempunyai kemampuan navigasi yang luar biasa. Dengan memanfaatkan medan magnet bumi, posisi matahari, suara, dan bau, merpati watu sanggup menemukan jalan pulang sekali pun dilepas dari tempat yang jauh dalam mata tertutup.
Berdasarkan catatan sejarah, kemampuan luar biasa tersebut telah dimanfaatkan untuk banyak tujuan oleh negara-negara yang berperang. Contohnya, dalam kurun tahun 1250-1517 M, Dinasti Mamluk Mesir memakai burung ini sebagai pengirim pesan diam-diam kala berperang dengan bangsa Mongol.
Hal lain juga terjadi pada pengepungan kota Paris dalam Revolusi Perancis 1871. Pengiriman info ihwal keadaan ketika itu memakai jasa merpati. Tidak hanya itu, pada Perang Dunia I dan II, sekitar 500.000 merpati juga dipakai sebagai kurir.
Unik bukan? Di Indonesia sendiri, meskipun bukan habitat orisinil merpati batu, kita tetap cukup sering menemukannya di setiap pelosok kota. Populasi merpati watu di seluruh dunia ditaksir pada angka 260 juta individu dewasa.
Meski bukan tergolong binatang terancam punah, tetapi penelitian lebih lanjut serta penangkaran sangat diperlukan. Jika tidak, suatu waktu burung yang erat insan ini juga bisa terancam kepunahan.
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Merpati Watu Dan Keunikannya"
Posting Komentar