Namanya boleh seram, tetapi bukan berarti burung hantu menjadi dihindari—apalagi
ditakuti. Secara fisik pun, burung yang termasuk dalam ordi Strigiformes ini bahkan cukup unik dan beberapa di antaranya menggemaskan. Diperkirakan, ada lebih dari 200 spesies burung hantu yang tersebar di banyak sekali belahan dunia, kecuali di Antartika. Indonesia sendiri merupakan salah satu wilayah yang mempunyai bermacam-macam jenis karnivora yang satu ini. Nah, berikut ini yaitu lima burung hantu asal nusantara.
-
Celepuk Merah (Reddish Scops Owl)
Salah satu sebutan untuk burung hantu di bermacam-macam wilayah di Indonesia yaitu celepuk. Biasanya, sebutan ini diberikan untuk burung hantu yang memiliki ukuran mini. Pun demikian dengan celepuk merah. Dibandingkan burung hantu lainnya, celepuk merah termasuk sangat kecil. Nokturnal ini hanya mempunyai tinggi tubuh sekitar 15-18 cm. Seperti namanya, warna bulu celepuk merah yaitu cokelat kemerahan. Habitatnya berada pada dataran rendah meski beberapa ada yang hidup di ketinggian. Persebaran celepuk merah di Indonesia antara lain di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
-
Celepuk Rajah (Rajah’s Scops Owl)
Dibandingkan celepuk merah, celepuk rajah mempunyai tubuh yang lebih besar—meski tetap termasuk kategori kecil dibandingkan lainnya. Ukuran tinggi tubuhnya ketika mencapai usia berilmu balig cukup akal hanya sekitar 23 cm. Sayapnya cenderung pendek dan bulat. Jika melihatnya di malam hari, mungkin Anda akan terkejut alasannya yaitu matanya yang berwarna kuning pada bab irisnya. Sementara itu, bulunya cenderung berwarna cokelat dan gelap dengan sedikit warna putih di beberapa bab ibarat pada leher. Celepuk rajah cukup jarang ditemukan. Biasanya, burung ini sanggup dijumpai di tempat pegunungan Kalimantan dan Sumatera.
-
Beluk Watu Jawa (Asian Barred Owl)
Burung endemis Pulau Jawa dan Bali ini mempunyai habitat di tempat kantung-kantung hutan di tempat perbukitan dan dataran rendah. Tetapi, beberapa kali beluk kerikil jawa juga ditemukan berada di tempat yang padat penduduk dan beraktivitas di siang hari. Seperti dua burung hantu yang dijelaskan sebelumnya, burung hantu yang satu ini juga sama lucu dan menggemaskannya. Ukurannya ketika berilmu balig cukup akal hanya sekitar 24 cm. Bagian kepalanya lingkaran sempurna, tanpa bab bulu kepala yang menegak ibarat pada celepuk. Warna bulu beluk kerikil jawa didominasi merah bata dengan bab putih di beberapa bagian—terutama depan. Mata beluk kerikil jawa mempunyai warna cokelat kekuningan dengan kaki dan paruhnya berwarna hijau.
-
Celepuk Gunung (Javan Scops Owl)
Satu lagi keluarga cepuk endemis Indonesia: celepuk gunung. Sesuai namanya, burung hantu kecil ini mempunyai habitat di tempat hutan pegunungan dan aktif mulai senja. Celepuk gunung pun tak jarang berkeliaran di tempat jurang dalam. Tubuhnya dibalut bulu-bulu berwarna gelap mendekati cokelat atau hitam. Celepuk gunung mempunyai warna yang cenderung berwarna merah dengan bulu-bulu tegak di sekitar kepalanya. Ketika mencapai usia dewasa, ukuran celepuk merah umumnya sekitar 19 cm. Habitat pemangsa serangga ini di Indonesia berada di tempat Jawa Barat. Ketika pergi ke Gunung Pangrangro, Anda mungkin akan menemukannya.
-
Seloputo (Spotted Wood Owl)
Tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera, Anda barangkali juga menyebutnya sebagai burung kukuk. Tubuhnya lebih besar dari celepuk, sekitar 47 cm ketika mencapai usia dewasa. Seperti kebanyakan burung hantu, bulu-bulu pada seloputo juga cenderung kecokelatan dengan beberapa bintik putih yang cukup merata. Matanya berwarna hitam kelam, pun dengan paruhnya meski cenderung ibarat cokelat tua.
Selain Indonesia, seloputo juga sanggup ditemukan di beberapa tempat Asia lain. Spesies ini tersebar di tempat Thailand selatan, Myanmar, dan Singapura. Itulah lima burung hantu asal nusantara dari sekian banyak lainnya yang belum disebutkan. Tidak mengerikan, bukan?
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Lima Burung Hantu Asal Nusantara"
Posting Komentar