DNA secing merupakan salah satu metode terkini untuk mengetahui jenis kelamin burung. Beberapa tahun belakangan, metode ini memang cukup terkenal di kalangan pencinta burung. Apalagi bagi para pemilik burung yang burungnya berusia kurang dari 6 bulan.
Tanpa pengetahuan wacana kelamin burung yang dimiliki, pemilik akan mengalami kesulitan bila ingin menjual peliharaan mereka ketika usianya masih muda. Karena harga jual burung jantan dan betina berbeda.
Lalu, bagaimana cara kerja DNA secing?
Jika tes DNA pada insan dilakukan dengan mengambil darah atau sebagian cairan tubuh, pada burung, tes DNA sanggup dilakukan dengan cara mengambil sampel bulu. Cara ini dianggap akurat dan mumpuni dalam memilih jenis kelaminnya meskipun usianya masih di bawah 6 bulan.
DNA secing biasanya dilakukan dengan cara menawarkan enzim khusus pada bulu burung yang diambil sebagai sampel untuk menampilkan untaian DNA. Untaian DNA ini hanya sanggup dilihat memakai mikroskop. Untaian DNA antara jantan dan betina sangatlah berbeda.
Agar metode DNA secing lebih akurat, pemilik harus tahu cara yang sempurna untuk mengambil sampel bulu, yaitu sebagai berikut:
- Siapkan plastik lengkap dengan identitas burung yang akan diambil sampelnya.
- Cuci tangan dan keringkan dengan baik sebelum mengambil sampel biar hasil tidak tercemar kotoran.
- Pilih bulu yang higienis dari kotoran, cairan, atau darah burung.
- Cabut sekitar 4-6 helai bulu dan hindari mengambil bulu yang kecil biar DNA sanggup terurai dengan baik.
- Masukkan sampel ke dalam plastik, dan metode DNA secing siap dilakukan.
Setelah mendapat sampel higienis dan tidak terkontaminasi, peneliti biasanya akan pribadi melaksanakan metode DNA secing ibarat yang sudah sempat dijelaskan di atas. Dari DNA yang terurai biasanya akan terlihat titik-titik yang menciptakan kita sanggup memilih sampel yang diambil berasal dari bulu betina atau jantan.
Enzim yang dipakai untuk mengurai DNA juga sanggup menghasilkan fragmen dengan ukuran yang berbeda tergantung jenis kelamin burung. Untuk mendapat hasil yang lebih akurat, para peneliti DNA secing biasanya akan melaksanakan proses PCR (Polymirase Chain Reaction)
PCR atau reaksi polimerase reaksi berantai melibatkan enzim polimerase yang dilakukan secara berulang-ulang. Pengulangan yang dilakukan yaitu proses pemisahan untai ganda DNA menjadi untai tunggal, hibridisasi primer untuk memperbanyak DNA, dilanjutkan dengan proses penambahan basa pada cetakan DNA oleh enzim polimerase.
Proses PCR sanggup membantu memperbanyak DNA yang terfragmentasi biar peneliti sanggup melaksanakan penelitian dengan lebih akurat. Setelah proses sebelumnya selesai, selanjutnya peneliti akan melaksanakan proses gel agarosa (elektroforesis) yang sanggup memisahkan fragmen-fragmen DNA dan menggolongkannya sesuai ukuran.
Dari sini peneliti sanggup memilih secara niscaya jenis kelamin burung yang telah diambil sampel bulunya. Karena biasanya, dari hasil DNA akan muncul gel berbentuk garis tebal lurus. Garis tebal lurus tersebut merupakan tanda yang memperlihatkan jenis kelamin burung.
Jika garis yang muncul jumlahnya satu, berarti burung yang diteliti berjenis kelamin jantan. Tetapi bila yang muncul yaitu dua garis, maka burung yang diambil sampel bulunya berjenis kelamin betina.
Bagaimana, cukup akurat bukan? Jangankan bagi para pencinta burung yang notabene tahu tips dan trik penentuan jenis kelamin, bagi orang awam pun cara ini cukup ampuh dan sanggup membantu mereka mengetahui jenis kelamin burung yang berusia di bawah 6 bulan.
Selama sampel yang dipakai steril dan tidak tercemar kotoran atau darah, maka sanggup dipastikan metode DNA secing adalah cara paling ampuh untuk membantu mengetahui jenis kelamin burung.
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Cara Mengetahui Jenis Kelamin Burung Dengan Tes Dna Sexing"
Posting Komentar