Pada artikel Biologi kelas XII kali ini, kau akan mempelajari perihal persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid pada Hukum Mendel.--
Halo Squad yang di sana! Kamu, iya kamu! Siapa di antara kau yang tahu siapa ilmuwan yang dijuluki sebagai Bapak Genetika Modern?
Jawabannya niscaya sudah ketebak ya ketika kau membaca judul artikel ini. Yup! Beliau yakni Mendel. Nama lengkapnya yakni Gregor Johann Mendel. Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya mengikuti suatu pola tertentu.
Penemuan itulah yang hingga kini kita sebut dengan nama Hukum Mendel. Nah, Hukum Mendel ini dibagi menjadi dua nih Squad, yang pertama yakni Hukum I Mendel dan yang kedua yakni Hukum II Mendel.
Perlu kau ketahui, Hukum I Mendel disebut juga dengan aturan segregasi bebas. Kenapa? Karena pada aturan ini, gen di dalam alel mengalami pemisahan (segregasi) secara bebas ketika pembentukan gamet. Alel itu sendiri yakni pasangan gen yang terletak di lokus yang sama pada kromosom homolog.
Di sisi lain, Hukum II Mendel disebut juga dengan aturan asortasi bebas sebab gen di dalam gamet mengalami penggabungan (asortasi) secara bebas ketika pembentukan individu baru. So, jangan hingga tertukar ya, Squad. Nah, Hukum I Mendel dan Hukum II Mendel ini diterapkan pada proses persilangan yang akan kita bahas pada artikel kali ini. Yuk, pribadi saja kita simak!
Sebelum kita masuk ke inti dari pembahasan kita, ada istilah-istilah dalam persilangan yang perlu kau ketahui dulu nih. Supaya kau nggak bingung, ayo kita kenali istilah-istilah tersebut. Apa saja ya? Ini dia!
Oke, sehabis kau tahu apa saja simbol dan istilah-istilah dalam persilangan itu, kini yang harus kau ketahui yakni bagaimana cara dalam memilih gamet. Gamet yang akan kita ketahui yakni berapa jumlahnya serta apa jenisnya.
Baca juga: Mengenal Gen, DNA, dan Kromosom
Nah, kini kau sudah tahu macam-macam simbol, istilah, serta cara dalam memilih gamet, nih. Berarti kau sudah siap untuk masuk ke pembahasan yang kita nanti-nanti dari tadi. Daripada terlalu banyak nulis, mending pribadi kita simak saja, yuk!
Persilangan monohibrid yakni persilangan dengan satu sifat beda. Maksudnya yakni pada persilangan ini kita hanya memperhatikan satu sifat saja, ibarat warna bunga (merah, putih, dsb) atau bentuk buah (bulat, lonjong, dsb). Pada persilangan monohibrid berlaku Hukum Mendel I sebab pada ketika pembentukan gamet kedua (G2), gen di dalam alel yang sebelumnya berpasangan akan mengalami pemisahan secara bebas dalam dua sel anak (gamet). Secara bebas di sini maksudnya yakni pemisahan kedua gen tersebut tidak dipengaruhi atau mempengaruhi pasangan gen yang lainnya. Mendel melaksanakan persilangan monohibrid dengan satu sifat beda yang mengatakan sifat dominansi yang muncul secara penuh dan sifat dominansi yang tidak muncul secara penuh (intermediet).
- Kasus dominansi penuh
Persilangan pada kasus dominansi penuh akan terjadi apabila sifat gen yang satu lebih berpengaruh dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Akibatnya, sifat gen yang lebih berpengaruh itu sanggup menutupi sifat gen yang lemah. Dalam hal ini, gen yang mempunyai sifat yang kuat disebut gen dominan dan gen yang mempunyai sifat yang lemah disebut gen resesif.
Perhatikan pola di bawah ini!
Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan gen M bersifat mayoritas penuh terhadap m. Lakukanlah persilangan hingga mendapat F2!
Penyelesaian:
- Kasus dominansi tidak penuh (Intermediet)
Persilangan pada kasus intermediet terjadi apabila sifat dari kedua gen sama-sama kuat. Jadi, tidak ada gen yang bersifat mayoritas ataupun resesif.
Perhatikan pola di bawah ini!
Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan M dan m sama-sama merupakan gen dominan. Lakukanlah persilangan hingga mendapat F2!
Penyelesaian:
Bagaimana nih, Squad? Sampai di sini paham ya? Kalau begitu, ayo kita lanjut ke jenis persilangan yang kedua, yaitu persilangan dihibrid.
Jika pada persilangan monohibrid kita hanya memperhatikan satu sifat beda saja, maka pada persilangan dihibrid kita akan memperhatikan dua sifat beda atau lebih. Misalnya warna buah dan bentuk buah, warna buah, bentuk buah, dan rasa buah, dsb. Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel sebab pada ketika pembentukan F2, gen di dalam gamet yang tadinya mengalami pemisahan kemudian akan bergabung secara bebas. Penggabungan secara bebas ini maksudnya yakni gen yang satu sanggup secara bebas bergabung dengan gen yang lainnya tanpa adanya syarat tertentu.
Perhatikan pola berikut!
Persilangan antara biji bundar kuning (BBKK) dengan biji kisut hijau (bbkk). Biji bundar (B) mayoritas terhadap biji kisut (b) dan warna kuning (K) mayoritas terhadap warna hijau (k). Lakukan persilangan hingga mendapat F2!
Penyelesaian:
Sehingga, akan diperoleh F2 = bundar kuning (B_K_), bundar hijau (B_kk), kisut kuning (bbK_), kisut hijau (bbkk).
Untuk perbandingan fenotipnya yakni sebagai berikut:
Perbandingan fenotip = bundar kuning : bundar hijau : kisut kuning : kisut hijau = 9 : 3 : 3 : 1.
Wow, tidak mengecewakan panjang ya pembahasan kita kali ini. Bagaimana, sudah mulai pusing?
Tapi tenang, pembahasan yang kelihatannya panjang dan rumit ini aslinya gampang kok, serius deh! Nah, bila kau cuma baca doang tanpa latihan soal, kan nggak afdol tuh. Oleh sebab itu, di bawah ini ada latihan soal nih, Squad. Langsung dicoba, ya! Nanti yang sudah sanggup jawabannya, sanggup pribadi tulis di kolom komentar. Oke?
Oh iya, bila kau masih gundah dengan bahan ini, atau kau ingin pelajari bahan ini lewat video animasi semoga lebih menarik lagi belajarnya, kau sanggup lho d0wnl0ad aplikasi Ruangguru, kemudian pilih aplikasi ruangbelajar. Dijamin, berguru jadi tambah asik dan nggak membosankan! Semangat berguru ya, Squad! Semangat meraih mimpi!
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Biologi Kelas 12 | Persilangan Monohibrid Dan Dihibrid Pada Aturan Mendel"
Posting Komentar