Salah satu jenis burung langka dataran rendah endemik Jawa yang dinyatakan telah punah adalah burung Trulek Jawa . Trulek jawa yang mempunyai nama latin Vanellus macropterus merupakan salah satu jenis burung langka yang ada di Indonesia yang terancam punah.
Keberadaan lahan berair yang menjadi habitatnya semakin menyusut lantaran dialihfungsikan untuk lahan pertanian, permukiman, ataupun untuk tambak.
Trulek Jawa mempunyai kebiasaan tinggal pada wilayah rawa yang cukup luas,muara sungai, dan juga genangan air pada lahan berair pada waktu ekspresi dominan hujan.
Ciri Burung Trulek Jawa
Trulek Jawa dengan nama latin Vanellus macropterus mempunyai ukuran sedang. Bulu burung Trulek Jawa ini mempunyai warna coklat keabuan yang ada di pecahan punggung serta pecahan dada.
Kemudian untuk pecahan perut warnanya hitam, serta untuk pecahan tungging berwarna putih. Ekornya berwarna putih dengan garis subterminal hitam serta melebar, tak hanya itu saja, pecahan bulu sayapnya berwarna hitam.
Sedangkan untuk pecahan lengkungan sayapnya terdapat taji hitam, paruhnya berwarna hitam, serta tungkaunya berwarna hijau kekuningan atau mendekati warna jingga.
Hal yang khas dari burung Trulek Jawa ini merupakan gelambir putih kekuningan yang tampak manis pada waktu burung ini bertengger atau sedang nangkring.
Habitat Burung Trulek Jawa
Burung Trulek Jawa juga termasuk salah satu jenis burung endemik Jawa yang mempunyai habitat pada wilayah rawa yang luas. Misalnya ibarat padang rumput luas yang banjir pada waktu ekspresi dominan hujan.
Maka kelestarian lahan berair begitu berperan untuk kelestarian keberdaan burung Trulek Jawa ini, terlebih guna keseimbangan ekosistemnya.
Lahan berair termasuk kawasan peralihan daratan serta perairan yang selalu digenangi oleh air. Makara untuk tumbuhan yang berada di habitat itu sangat khas.
Adanya burung Trulek Jawa sanggup menjadi tanda tanda alami kualitas lingkungan yang ada di lahan berair tersebut. Menurut dari data IUCN terbaru pada dikala tahun 2013, jumlah populasi Trulek Jawa ini begitu kecil.
Diperkirakan masih kurang dari 50 individu saja. Jumlah populasi yang sangat dimungkinkan menurun ini, disebabkan oleh faktor gangguan insan serta konversi habitat untuk budidaya dan pertanian, dan juga faktor perburuan.
Kepunahan Trulek Jawa
Ancaman dari kepunahan Trulek Jawa ini adalah duduk masalah lahan dari habitat orisinil yang sudah beralih menjadi wilayah agro-industry farming atau lahan pertanian.
Kemudian sebagai kawasan budidaya air tawar, yakni tambak. Dan bahaya lahan pertanian serta lahan tambak ini mengancam semua ekosistem dengan signifikan.
Hal yang menjadi bahaya selanjutnya adalah efek dari perburuan dan penangkapan hewan-hewan yang bertambah hebat.
Jadi menimbulkan maut spesies jadi lebih cepat bahkan punah. Ancaman yang kerap terjadi juga adalah kegiatan insan serta pemanfaatan lahan guna pembangunan.
Lahan Basah yang ada di Indonesia kira kiranya 20% dari luas daratan yakni dengan luas sampai mencapai 40juta hektar. Namun dikala ini jumlanya sangat menyusut.
Di Indonesia sendiri hampir mempunyai berbagai ekosistem lahan berair di dunia. Akan tetapi kini ini, lahan itu sudah banyak beralih fungsi menjadi lahan pertanian, tambak, dan juga pemukiman penduduk.
Minimnya pengetahuan serta penyuluhan jadi alasan masyarakat yang risikonya memanfaatkan lahan itu untuk hal yang semakin menguntungkan, dan pastinya bermanfaat untuk mereka.
Lahan berair yang rusak tidak akan sanggup mendukung jumlah populasi burung air yang besar. Ekosistem mangrove serta hamparan lumpurnya.
Terutama rawa termasuk tipe habitat lahan berair yang digemari burung Trulek Jawa dalam mencari makan, tumbuh, serta berkembang.
Oleh lantaran itu muncul banyak santunan pelestarian lahan berair serta konservasi burung-burung yang mulai langka pada habitat lahan berair itu. Kepunahan burung sangat disayangkan
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Faktor Penyebab Burung Trulek Jawa Yang Telah Mengalami Kepunahan"
Posting Komentar