Halo, Bapak/Ibu, bagaimana kabarnya? Apakah Bapak/Ibu tahu bahwa tahun kemudian tim pelajar Sekolah Menengah Pertama dari Indonesia berhasil memborong medali olimpiade Matematika pada tingkat internasional? Dalam ajang olimpiade tersebut, mereka berhasil meraih satu medali emas, tiga medali perak, dua medali perunggu, dan empat penghargaan Merit. Wah, keren ya! Itu memperlihatkan bahwa bekerjsama pelajar di Indonesia bisa untuk bersaing secara internasional, terbukti dari banyaknya pelajar yang bisa memenangkan olimpiade sains dan matematika pada tingkat tersebut. Tapi dihentikan terburu-buru mengambil kesimpulan, Pak/Bu. Meskipun banyak pelajar yang bisa terlibat dan memenangkan olimpiade, nyatanya jumlah mereka hanya sebagian kecil dari total seluruh pelajar di Indonesia yang jumlahnya mencapai lebih dari 50 juta siswa. Lantas, ibarat apa sebenarnya sistem pendidikan di Indonesia? Simak penjelasannya di bawah!
Berdasarkan Programme for International Student Assessment (PISA), Indonesia menempati posisi 2 dari bawah. PISA sendiri merupakan salah satu alat ukur perkembangan negara berkembang, khususnya pada bidang pendidikan. Negara-negara berkembang diukur dan ditingkatkan berdasarkan kemampuan pelajarnya pada bidang matematika, sains, dan literasi. Mengejutkan, bukan? Di balik banyaknya jumlah medali yang berhasil dibawa pulang, ternyata Indonesia masih jauh berada di posisi bawah dalam PISA. Indonesia sangat mungkin untuk menempati posisi atas, tapi ketika ini masih terkendala dalam kemudahan untuk mencapainya.
(Sumber: Ruangguru)
Ada fakta mengejutkan lainnya perihal pendidikan Indonesia, Pak/Bu. Meski terlihat baik-baik saja, pendidikan Indonesia termasuk dalam status gawat darurat. Lant Pritchett, seorang profesor di Universitas Harvard, melaksanakan penelitian mengenai pendidikan dan menyampaikan bahwa Indonesia butuh 128 tahun untuk bisa sejajar dengan rata-rata negara berkembang dan maju dalam sistem pendidikan. Itu gres sejajar dengan rata-ratanya saja. Kalau seluruh pelajar Sekolah Menengan Atas di Jakarta lulus Ujian Nasional, gres akan meningkatkan sekitar 1/7 dari posisi awal. Ditambah, kalau seluruhnya diterima di perguruan tinggi tinggi, maka gres meningkatkan 1/2 rata-rata. Untuk itu, Indonesia butuh kerja ekstra keras untuk mengejar ketertinggalannya biar pendidikan di Indonesia semakin maju.
Untuk mengejar ketertinggalan itu, pendidikan Indonesia harus mementingkan 2 aspek penting dalam pendidikan, yaitu saluran dan kualitas. Keduanya yaitu hal yang penting dan tidak sanggup dipisahkan ketika ingin mencapai kualitas pendidikan yang baik. Mengirimkan guru-guru terlatih ke pedalaman merupakan salah satu solusinya, namun hal tersebut tidak begitu efisien, mengingat akan banyak waktu dan tenaga yang diperlukan untuk mempersiapkan kualitas guru dan keterjangkauan kawasan yang dituju. Selain itu, berdasarkan Uji Kompetensi Guru (UKG), rata-rata nilai yang diperoleh guru Indonesia hanya sebesar 53 dari 100. Kalau masih terus ibarat ini, bagaimana bisa mengharapkan muridnya untuk maju kalau kualitas guru yang tersedia masih tergolong minim.
Lalu, apa saja solusi untuk meningkatkan saluran dan kualitas pendidikan Indonesia? Ruangguru, salah satunya. Ruangguru melihat bahwa ada beberapa wilayah di Indonesia yang sulit untuk dijangkau tetapi mempunyai saluran internet di dalamnya. Oleh alasannya yaitu itu, Ruangguru berusaha menaklukan tantangan itu dengan menawarkan konten pelajaran berkualitas yang gampang diakses oleh seluruh pelajar, kapan dan di mana saja. Terdiri dari banyak sekali macam fitur yang memudahkan siswa untuk belajar, ibarat ruangbelajar, ruangguru digitalbootcamp, ruangles, ruanglesonline, dan ruang uji, Ruangguru berfokus untuk selalu menyediakan apa yang diperlukan siswa untuk menunjang pendidikannya.
(Sumber: Ruangguru)
Kak Iqbaal Ramadhan, sebagai Brand Ambassador Ruangguru, percaya bahwa “Pendidikan yang baik bisa membawa kita ke masa depan yang lebih baik”. Ia sangat bersemangat untuk terlibat pribadi dalam meningkatkan pendidikan Indonesia, alasannya yaitu menurutnya yang penting bukan bagaimana dirinya mengakses pendidikan, tapi bagaimana orang lain juga bisa mengakses hal yang sama. “Saya nggak bisa cuma mikirin diri aku sendiri. Saya harus terlibat. I must do something.” tambahnya.
Nah, itulah tadi sedikit potret keseruan dari Iqbaal's Homecoming Tour yang diadakan di 10 kota besar di Indonesia. Tidak mau 'kan pendidikan Indonesia terus tertinggal dari negara lain ibarat yang dikatakan oleh Iqbaal? So, kau harus mulai memperbaikinya dari diri sendiri dengan terus semangat berguru demi meningkatkan prestasi. Salah satu caranya dengan memakai aplikasi ruangbelajar.
Psstt, lagi ada promo Istimewa dari ruangbelajar untuk kau nih! Buat kau yang berlangganan paket ruangbelajar 1 tahun dan 2 tahun, ada diskon 40% kalau kau memakai kode referral dari temanmu. Jangan hingga ketinggalan kesempatan emas bersama Ruangguru ini ya. Ayo, bagikan juga gosip ini ke orang-orang terdekat kamu, cuma Rp465.000/tahun kau sudah bisa berguru kapan saja dan di mana saja dengan gampang dan menyenangkan. Jangan hingga kelewatan ya, promo ini hanya hingga tanggal 31 Agustus 2018. Pakai instruksi referralnya, dan dapatkan diskonnya!
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Fakta Pendidikan Indonesia: Gawat Darurat"
Posting Komentar