Beo papua yakni burung dengan nama latin Mino dumontii, atau di mancanegara disebut papuan myna, yellow-faced myna, maupun dumont myna. Jenis burung ini termasuk salah satu plasma nutfah yang berharga asalnya dari Tanah Papua, Indonesia.
Burung ini juga sudah banyak dicari oleh para penggemar burung. Terlebih lagi yang masih piyik. Sebab burung ini sanggup dilatih untuk berbicara menyerupai halnya burung African Grey Parrot. Terdapat kekurangan dan juga kelebihannya dari spesies ini.
Burung beo papua mempunyai korelasi kekerabatan dengan golden myna atau Mino anais. Selain itu juga masih berkerabat dengan long-tailed myna atau Mino kreffti.
Jenis burung yang masih termasuk dalam keluarga jalak-jalakan atau Sturnidae ini hanya sanggup anda jumpai di Papua. Mulai dari Provinsi Papua dan Papua Barat, hingga denga negeri tetangga Papua Nugini dan beberapa pulau yang terdekatnya.
Habitat Burung Beo Papua
Habitat mereka yaitu berada hutan tropis dan non-tropis di dataran rendah. Berbeda dengan burung beo pada umumnya yang gampang dijumpai di pasaran, beo papua ini sangat jarang tersedia di pasar burung.
Status burung ini bergotong-royong masih masuk dalam Least Concern (LC), atau sanggup dikatakan tidak terlalu mengkhawatirkan. Dan lain halnya dengan beo nias yang statusnya terancam punah dan telah ditetapkan sebagai burung yang harus dilindungi.
Ciri Burung Beo Papua
Ciri burung Beo papua ini mempunyai postur badan yang hampir sama dengan sebagian besar dari jenis burung beo yang lain-lainnya. Yaitu ciri burung beo papua dengan panjang kurang lebih sekitar 25 hingga dengan 30 cm.
Ciri khasnya yaitu untuk warna kuning pada penggalan kulit yang ada sekitar matanya. Sebab ciri burung beo papua dengan warna kuning ini hampir memenuhi wajahnya, maka para ornitolog memberikannya nama dengan yellow-faced myna.
Tekstur dari kulit yang berwarna kuning tersebut memang bervariasi. Ada yang terasa halus hingga dengan yang bernafsu menyerupai halnya pada kulit jeruk.
Perbedaan tekstur ini disebabkan oleh jenis makanan, sinar matahari. Namun ciri burung beo papua secara umum tersebut menandakan usia dari beo papua ini. Makin bernafsu tekstur kulitnya, berarti semakin renta umur dari burung tersebut.
Lain halnya dengan beo pada umumnya yang sanggup bersiul ataupun sanggup menirukan bunyi burung lain. Burung beo papua jarang sekali sanggup bersiul, akan tetapi burung ini sanggup menirukan bunyi insan dengan fasih.
Apalagi kalau dilatih semenjak piyik. Jika kita melatihnya pada waktu burung sudah dewasa, kemungkinan burung sanggup dilatih bicara cukup kecil. Yang keluar pada umumnya hanya kicauannya saja yang terdengar sengau dan juga monoton.
Perawatan Burung Beo Papua
Perawatan hariannya memang sama dengan perawatan harian dari beo asal Jawa dan Sumatera. Caranya dengan menunjukkan pakan yang disukainya yang berupa buah-buahan serta beberapa jenis serangga menyerupai halnya jangkrik dan juga ulat.
Mandi pagi sanggup dilakukan dengan cara disemprot hingga berair dengan memakai. Kemudian dijemur selama 1-2 jam. Setelah itu burung diletakkan pada kawasan yang sejuk dan ramai, dengan tujuan biar burung sanggup merekam kalimat-kalimat yang gres didengarnya.
Sebab burung beo papua punya kebiasaan bersarang dan merawat piyiknya di dalam lubang pohon, maka pada sangkar penangkaran perlu disediakan glodok besar yang mempunyai ukuran 30 x 30 cm2, tinggi 60 cm. Ada juga pintu keluar masuknya.
Masukkan beberapa materi sarang pada dalam glodok tersebut, menyerupai daun serta serpihan buah pinus kering. Siapkan juga kolam air besar di bawah / lantai sangkar sebagai kolam mandi bagi burung.
Letakkan juga bahan-bahan sarang lainnya menyerupai jerami dan sobekan kertas koran di lantai sangkar yang kering. Hal ini untuk mendukung insting burung pada ketika akan bertelur.
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Mengenal Ciri Burung Beo Papua Dan Cara Gampang Perawatannya"
Posting Komentar