Burung Takahe merupakan jenis burung orisinil Selandia gres yang di temukan pada ketika tahun 1898. Kemudian untuk burung ini juga termasuk dari golongan jenis burung yang tidak sanggup terbang.
Burung yang berasal dari Selandia gres ini ternyata mempunyai nama ilmiah Porphyrio hochstetteri yang berasal dari kerajaan Animalia keluarga dari Rallidae.
Takahe juga termasuk salah satu jenis burung yang mempunyai karakteristik yang unik. Walaupun berat badannya tidak terlalu berat, ialah rata-rata kurang lebih sekitar 3 kg dengan tinggi ialah sekitar 63 cm, burung takahe dari Selandia Baru ini tidak sanggup terbang menyerupai jenis burung yang lain.
Mungkin burung ini tidak sanggup terbang lantaran ukuran sayapnya yang relatif kecil bila dibandingkan dengan panjang dan tinggi dari tubuhnya. Kedua bab kaki dari burung Takahe dari selandia Baru ini memang sangat kuat, sedangkan untuk bab paruhnya besar.
Takahe yang sudah berilmu balig cukup akal pada umumnya berwarna ungu-kebiruan. Selain itu mempunyai karakteristik ialah dengan bab punggung yang berwarna hijau.
Ciri Fisik Burung Takahe dari Selandia Baru

Sedangkan untuk ciri khas burung takahe dari selandia Baru ini pada bab paruh berwarna kemerahan. Sedangkan untuk bab lutut berwarna merah muda.
Burung takahe yang berjenis kelamin jantan dan betina mempunyai warna yang sama, akan tetapi ukuran tubuh dari burung takahe betina terlihat lebih kecil bila dibandingkan yang berjenis kelamin jantan.
Adapun untuk ciri dari anak burung takahe ialah berwarna cokelat pucat. Suara dari burung takahe yang berasal dari Selandia Baru ini cukup terdengar keras dan berisik. Dan lantaran suaranya ini menciptakan burung ini tidak diminati masyarakat Selandia Baru sebagai satwa untuk dijadikan sebagai peliharaan.
Coba saja kalau ada warga yang mau menangkarkan jenis burung ini, mungkin sanggup mencegah bahaya kepunahan, bahkan burung ini sanggup dijadikan burung lomba yang unik.
Takahe Sempat Terancam Punah

Pada simpulan era ke-19, masyarakat di dunia pernah dikejutkan dengan kabar penemuandari empat spesimen burung takahe yang ada di Selandia Baru.
Temuan dari para hebat perunggasan pada ketika tahun 1898 ini memunculkan dugaan bahwa burung endemik yang hanya terdapat di Selandia Baru itu memang sudah megalami kepunahan.
Setengah era berikutnya, tepatnya kurang lebih sekitar pada 20 November 1948, hebat perburungan Geoffret Orbell menemukan sekelompok burung takahe yang ada di sekitar Danau Te Anau di Pegunungan Murchison, Pulau Selatan, Selandia Baru.
Walaupun populasi dari burung Takahe yang tidak sanggup terbang ini sudah sangat langka, akan tetapi burung takahe sampai sekarang masih eksis di daerah tersebut. Sehingga burung ini dikatakan sebagai burung yang sudah terancam kepunahannya.
Dalam dunia perunggasan, burung takahe yang mempunyai nama latin Porphyrio hochstetteri. Nama dari burung takahe ini diberikan pada tahun 1883 sebagai penghormatan terhadap geolog asal Austria, Ferdinand von Hochstetter.
Sekitar 16 tahun semenjak ketika ditemukan, burung takahe ini secara tiba-tiba dinyatakan punah lantaran inovasi empat spesimen burung tersebut. Berdasarkan taksonomi (tatanama biologi), burung takahe berada dalam ordo Gruiformes, keluarga Rallidae, dan genus Porphyrio.
Takahe juga merupakan burung berpostur terbesar di keluarga Rallidae. Ia masih mempunyai relasi kekerabatan dengan Takahe Pulau Utara (Porphyrio mantelli) yang benar-benar telah punah dan hanya diketahui dari sisa-sisa kerangkanya saja.
Demikianlah ulasan mengenai burung takahe dari Selandia Baru yang sudah dikabarkan terancam kepunahannya. Semoga sanggup menambah wawasan anda.
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Mengenal Burung Takahe Dari Selandia Gres Yang Terancam Punah"
Posting Komentar