Burung memang sudah begitu dikenal akan keindahan warna bulunya, indahnya bunyi kicauannya, dan juga selalu dikenal dalam kepandaiannya dalam hal terbang.
Secara penelitian, ternyata burung mempunyai anggota sekitar 8600 jenis yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Burung juga mempunyai sifat-sifat yang berbeda di setiap jenisnya. Pada umumnya dilihat dari kebiasaan beraktifitas hingga dengan jenis makanannya.
Kebanyakan burung yang makanannya serangga bahagia atau selalu beraktifitas pada siang hari atau disebut Diurnal. Akan tetapi, beberapa jenis lainnya beraktifitas pada ketika malam hari atau disebut Nokturnal.
Di Indonesia sendiri hanya ada sedikit jenis burung pemakan serangga dan mempunyai sifat nokturnal. Di Indonesia diketahui hanya 2 suku burung yang mempunyai sifat pemakan serangga sekaligus nokturnal, yaitu burung Cabak dengan nama latin Caprimulgidae serta Burung Paruh Katak (Podargidae).
Burung cabak juga merupakan burung nokturnal pemakan serangga yang kadang dinilai burung asing alasannya yaitu bentuknya yang mempunyai kaki yang sangat pendek. Semua jenisnya termasuk pemakan serangga.
Uniknya Burung Cabak ini punya mempunyai jaring yang terbentuk dari bulu-bulu bergairah pada sekitar paruh, berfungsi menangkap serangga ketika terbang. Salah satu jenis burung cabak yaitu burung cabak kota.
Burung Cabak Kota
Cabak kota atau burung cabak-maling kota yang mempunyai nama latin Caprimulgus affinis ini merupakan sejenis burung cabak yang hidup di Asia Selatan dan Tenggara.
Dijuluki dengan cabak kota alasannya yaitu termasuk jenis cabak yang paling sering didapati di wilayah perkotaan. Dalam bahasa Inggris burung ini dikenal sebagai Savannah Nightjar.
Karakteristik Cabak Kota
Burung cabak ini mempunyai ukuran yang agak kecil, panjang badan dari paruh ke ekor kurang lebih 22 cm. Burung ini mempunyai warna seragam, burung jantan punya bulu ekor terluar putih yang khas.
Garis putih yang ada pada bab tenggorokan digantikan dengan dua bercak putih di samping. Ada bercak putih pada bab sayap. Sedangkan untuk yang betina lebih kemerahan, tanpa tanda putih di ekor. Bagian irisnya berwarna cokelat, bab paruh berwarna tanduk dan untuk bab kaki merah buram.
Perilaku Cabak Kota
Kebiasaannya yaitu sering terbang berputar-putar pada senja dan dini hari, sambil mengeluarkan bunyi tinggi meratap berulang-ulang serta teratur. Burung tersebut tertarik dengan lampu-lampu kota untuk memburu serangga yang beterbangan di sekitarnya.
Saat siang hari burung ini membisu berbaring di atas tanah atau pada atap gedung yang rata di perkotaan. Burung Cabak kota berkembang biak antara bulan Mei hingga bulan Desember.
Satu atau dua butir telurnya, berwarna kuning bau tanah dengan bintik-bintik noda dan juga garis cokelat, diletakkan pada lekukan tanah yang digaruk dan bahkan tanpa materi sarang apapun.
Persebaran Cabak Kota
Burung ini menyebar luas di daerah anak-benua India, Cina selatan, Asia Tenggara, Sunda Besar, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga dengan Filipina. Biasanya burung pemakan serangga yang aktif pada malam hari ini terdapat di dataran rendah pada tempat yang kering dan terbuka, di akrab pantai, termasuk pula di kota-kota besar menyerupai Jakarta dan Surabaya.
Di pulau Jawa dan Kalimantan juga paling umum ditemukan jenis burung ini. Sedangkan apabila di daerah Wallacea, cabak kota tercatat sebagai burung yang sudah menjadi penetap umum.
Burung ini juga suka menghuni padang rumput, sabana, hutan terbuka, lahan budidaya, dasar sungai yang mengering, dan lain-lain. Dan dari ketinggian permukaan maritim hingga dengan 1.100 m dpl di Sulawesi, dan 1.500 m dpl di Flores.
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Habitat Dan Sikap Burung Cabak Kota Di Alam Liar"
Posting Komentar