Belajar Nada Bareng Iqbaal Ramadhan

What’s up, Squad? Sekarang blog Ruangguru gue ambil alih lagi nih. Setelah sebelumnya sharing tentang materi grammar dalam lirik lagu Hello You, kali ini gue mau kisah sedikit perihal bermusik. Okay, kalo ngomongin soal musik, apa yang ada di pikiran kamu? Lagu? Alunan nada? Atau lirik? Intinya, semua perihal seni ya, Squad? Padahal bergotong-royong ada satu hal yang terkadang kita lupa. Kalau bermusik itu bukan cuma urusan seni lho, tapi juga ada hal-hal lain di dalamnya. Salah satunya, unsur fisika. Penasaran gimana gue membahasnya? Keep scrolling!

Firstly, kita harus sama-sama tahu dulu konteks nada itu apa. Kalau secara fisika, nada itu ialah bunyi yang mempunyai frekuensi yang teratur. Kalau di musik, nada itu biasa disimbolkan dengan karakter C, D, E, F, G, A, B, C.

Nada itu punya tinggi (deret) dan interval nada. Nah, lho. Apa tuh? Well, gampangnya, tinggi/deret nada itu urutan dari nada-nada yang mempunyai frekuensi terendah hingga tertinggi. Sedangkan interval ialah perbandingan frekuensi nada-nadanya.

Sekarang gue bakal mulai dari yang paling sederhana. Kira-kira, kau tahu nggak kenapa semakin kita kencang memetik gitar, bunyi yang terdengar juga semakin keras? Seperti yang gue bilang, ini ada kaitannya dengan aturan di fisika yang bernama amplitudo. Kalau kau memetik senar gitar makin kencang, maka secara tidak langsung, kau juga memperbesar 'amplitudo'-nya. Hasilnya, bunyi yang kau dengar jadi keras, deh.

Suara dapat terdengar ke pendengaran kita melalui gelombang yang bergetar. Akan tetapi bila bunyi yang berasal dari gitar atau instrumen lain yang bersenar (misalnya, harpa atau bass), gelombang yang muncul dinamakan getaran berdiri. Kalau mau tahu lebih lanjut, dapat cek di postingan usang ini ya tentang getaran berdiri.

Gimana, samapia di sini udah mulai ada pemahaman gres belum perihal nada dan fisika? Kalau udah, yuk lanjut berguru lagi.

Ada empat hal yang memengaruhi frekuensi getaran senar:

Panjang senar
Tegangan
Kerapatan
Ketebalan

Sekarang gue mau tanya, kenapa leher bass lebih panjang dari gitar? Ya, karena panjang senar juga memengaruhi frekuensi yang dihasilkan. Semakin panjang senarnya, semakin rendah frekuensi bunyi yang dihasilkan.

Hal ini berlaku sebaliknya untuk tegangan. Semakin tinggi tegangan suatu senar, frekuensinya makin tinggi. Makanya sebelum perform, pastiin gitar udah disetel dengan benar. Kalau kendor, niscaya nadanya jadi turun dan fals.

Perbandingan gitar dan bass (sumber: gearpipe.com)

Lanjut, semakin tebal senar gitar, maka frekuensi akan semakin kecil. Alhasil, bunyi yang terdengar semakin rendah. Kalau sering main gitar dan tahu 'ilmunya', niscaya sadar deh, mengapa desain bass dibentuk kayak gitu. Mengapa senar 6 (paling atas) lebih tebal dan kita dihentikan sembarang pasang senar. Karena, sebetulnya ketebalan senar yang digunakan akan memengaruhi hasil suaranya nanti.

Mungkin segitu dulu kali ya sharing gue kali ini. Semoga berguru nada bareng Iqbaal Ramadhan kali ini nggak terasa menggurui ya. Terus terang, gue juga masih butuh banyak berguru dan belum tentu lebih hebat dari temen-temen. Satu hal yang mau gue kasih tahu di sini adalah, ternyata pikiran orang-orang yang sering beranggapan musik itu jauh dari “ilmu pengetahuan” itu nggak selamanya benar. Kalau kau mau tahu pembelajaran kayak gini, cobain tonton di ruangbelajar deh. Kalo gak salah di sana dikasih tahu penghitungan mengenai rumus yang ada di nada. See you di kotamu!