Halo, Squad! Ada tebak-tebakan nih, negara apa yang daerahnya paling luas di dunia? Jawabannya adalah jeng, jeng, jeng Rusia! Yup, negara ini menguasai hampir sebagian besar wilayah daratan di bumi. Bayangkan berapa luasnya! Eh, tapi tahu nggak kalian jika ternyata, dulu wilayah Rusia jauh lebih luas dibanding daerahnya ketika ini. Wow! Rusia pernah bergabung dengan negara-negara lainnya dalam satu wilayah yang disebut dengan Union of Soviet Socialist Republics (USSR) atau lebih kita kenal dengan Uni Soviet. Meski ketika itu menjadi negara paling luas dan berada di masa jayanya, mereka harus menghadapi perpecahan USSR. Kira-kira, apa ya penyebab perpecahannya? Simak lebih lanjut di bawah ini, yuk!
Peta wilayah Rusia ketika ini. (Sumber: ontheworldmap.com).
Lahirnya USSR
Munculnya USSR berawal dari Revolusi Rusia pada tahun 1917. Wilayah Rusia ketika itu dipimpin oleh Nicholas II sampai Maret 1917. Rakyat ketika itu mewaspadai pemerintahannya alasannya ialah Rusia telah kalah di Perang Dunia I dan dianggap otoriter. Setelah Nicholas II turun, ada pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Alexander Kerensky. Meski begitu, pemerintahan ini dinilai lambat mewujudkan harapan rakyat Rusia. Hingga hasilnya pada 1972-1921, terjadi perang sipil.
Keberhasilan Vladimir Lenin bersama dengan Partai Bolshevik dalam memimpin revolusi, selain berhasil menggulingkan pemerintahan Kerensky, juga berhasil memimpin rakyat dalam perang tersebut. Partai Bolshevik sendiri merupakan partai sosial-demokratis bagi para pekerja dan buruh dengan ideologi Marxisme-Leninisme.
Ilustrasi ketika konflik di Rusia. (Sumber: nationalgeographic.com).
Dengan naiknya Lenin sebagai pemimpin, ideologi partai yang merupakan partai komunis pun semakin menyebar. Pada 1922 terjadi perjanjian antara Rusia, Ukraina, Belarusia, dan Transcaucasia (sekarang Georgia, Armenia, dan Azerbaijan) dan terbentuklah USSR. Setelah Lenin, kepemimpinan Pemerintahan Lenin kemudian digantikan oleh Joseph Stalin yang melaksanakan kebijakan politik tirai besi. Di masa pemerintahan Stalin banyak negara-negara di Eropa Timur bergabung dalam Uni Soviet.
Peta wilayah USSR tahun 1989. (Sumber: commons.wikimedia.org).
Baca juga: Seri Revolusi Dunia: Revolusi Rusia
Perpecahan USSR
Selama tahun 1960-1970-an, partai komunis, yang ketika itu memegang kekuasaan tertinggi di USSR, terus mengumpulkan kekayaan dan kekuatan. Partai terus memajukan industrialisasi, meski di balik semua itu, ada rakyat yang kelaparan dan tidak sanggup memenuhi kebutuhan dasarnya. Hal ini dilihat oleh para anak muda dan mereka memberontak. Pemberontakan itu dengan cara penolakan terhadap ideologi komunis.
Selain perlawanan dari dalam, Uni Soviet juga mengalami serangan dari luar terutama segi ekonomi. Pada 1980, Ronald Reagen, presiden Amerika Serikat, mengisolasi ekonomi USSR dan mengontrol harga minyak ke harga terendah, sementara USSR ketika itu ialah salah satu penghasil minyak dan gas dunia. Akibat hal-hal ini, USSR kehilangan kekuatannya di Eropa timur.
Pada 1980-1990-an, pemimpin USSR, Mikhail Gorbachev, menerapkan pemikirannya ihwal pembaharuan USSR. Pemikirannya itu dilatarbelakangi oleh kondisi USSR yang tidak berkembang dan kemerosotan ekonomi. Beberapa pemikirannya yaitu:
Pemikiran-pemikiran tersebut tentunya menerima kontradiksi alasannya ialah dinilai bertolak belakang dengan ideologi komunisme. Salah satu penentangnya ialah kelompok konservatif di Moskow. Kelompok konservatif yang dipimpin Gennadi Yanayev ialah kelompok yang menentang reformasi dan ingin mempertahankan komunisme. Kudeta tersebut digagalkan oleh Boris Yeltsin, pemimpin kelompok radikal yang mendukung reformasi dan ingin meninggalkan komunisme.
Meskipun Gorbachev selamat dari konflik dan nama Yeltsin semakin dikenal dalam politik USSR, nyatanya kondisi politik USSR semakin tidak stabil. Banyak negara potongan USSR yang ingin melepaskan diri dan menjadi negara merdeka. Hal ini berakibat pada perpecahan USSR pada 8 Desember 1991. Selain itu, Gorbachev pun hasilnya mengundurkan diri sebagai Presiden USSR pada 25 Desember 1991. Di masa akhirnya, yang masih bertahan dalam USSR ialah negara yang mengawali pembuatan USSR; Rusia, Ukraina, Belarusia, dan Transcaucasia.
Perpecahan USSR sebagai negara komunis adikuasa pun melemahkan kekuasaan komunis secara internasional. Hal itu sekaligus menandai berakhirnya Perang Dingin antara USSR dan Amerika Serikat. Meski USSR telah tidak ada, berdasarkan Crane Brenton dalam karyanya Anatomy of Revolutions, keberadaan USSR ialah rujukan keberhasilan ideologi Marxis-Leninis yang diwujudkan menjadi negara.
Perpecahan USSR. (Sumber: history.state.gov).
Ternyata, Squad, selain mempunyai wilayah yang sangat luas, USSR ketika itu juga mempunyai imbas yang besar terhadap kondisi dunia, ya. Meski sudah terjadi lebih dari 20 tahun lalu, perpecahan USSR ini tetap sanggup kita jadikan pelajaran ihwal kehidupan bernegara. Kalau kau masih mau tahu lebih banyak ihwal hal ini, kau sanggup pribadi chat ke guru les kau lewat RuangLesOnline lho. Selamat belajar!
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Peristiwa Kontemporer Dunia: Perpecahan Ussr"
Posting Komentar